Suasana di ruangan besar itu mendadak tegang kala pria paruh baya berjalan masuk dengan angkuh seraya menelisik seisi ruangan dengan tatapan tajam khas miliknya. Bahkan beberapa pria muda yang di kenal sebagai anggota Deep Blue dan di segani oleh sebagian besar pengusaha di Korea pun mendadak berdiri dan membungkuk memberi hormat kepada sang tamu. Berbeda dengan dua pria lainnya yang kini membungkuk hormat, satu pria lainnya duduk tak kalah angkuh seraya menopang satu kakinya di kaki yang lain dengan jari jari mungilnya yang bergerak berputar di area dagu sembari menatap tajam pria paruh baya itu. Sedikit kurang ajar memang!"Siapa namamu nak?" Itu adalah kata pertama yang terucap dari bibir pria paruh baya dengan pakaian formal yang melekat sempurna di tubuh sedikit berisi sembari mendudukkan dirinya di salah satu kursi yang kosong.
"Kau menanyaiku? Park Jimin" ucapnya singkat.
"Yak! Bodoh..apa yang dilakukan oleh temanmu itu eoh?" Tanya Hoseok sedikit berbisik pada Taehyung yang berdiri di sampingnya.
"Dia memang sudah bodoh sejak lahir!" Jawab Taehyung seraya mendudukkan dirinya di kursi kembali.
"Kenapa duduk? Kalian keluarlah, aku ingin berbicara berdua saja dengannya!" Tegas Jimin seraya menatap tajam ke arah dua temannya yang baru saja berhasil mendaratkan bokongnya ke kursi.
"Shit!" Gumam Taehyung lirih.
"Eoh baiklah.. kami akan memberikan waktu untuk kalian berdua bicara" Jawab Hoseok di sertai senyuman yang tak pernah luntur barang sebentar dari wajah tampannya.
Dua pria tampan itu merangsek pergi dengan diikuti suara pintu yang tertutup.
"Untuk apa kemari? Ingin menertawai ku karena kau berhasil mendapatkan tender besar itu lagi?" Ucap Jimin dingin.
"Park Jimin.. putra sulung Park Sejin dan Kim Hyeori, memiliki adik bernama Park Yunji. Betul?"
Tatapan Jimin semakin tajam kala pria paruh baya itu mengucapkan kalimat keramat dalam hidup Jimin. Rahang Jimin mengeras, tangannya mengepal kuat. Rasanya ia ingin segera membunuh pria di hadapannya ini.
"Mengapa kau menatapku seperti itu? Tidak perlu terkejut nak, aku mengenal orangtua mu dengan sangat baik jadi berhenti salah paham terhadap ku"
"Salah paham? Tentang apa? Kematian keluarga ku? Kau yang membunuh mereka semua Tuan Goo Eun Woo!" Ucap Jimin penuh penekanan.
"Bukankah sudah ku bilang untuk berhenti salah paham dan lebih baik mendengarkan terlebih dahulu?"
"Tidak ada yang perlu untuk di dengarkan. Kau sama saja dengan putrimu. Murahan dan pembual!"
Dada Tn.Goo mendadak meradang, tidak seharusnya Jimin mengenal putri semata wayangnya. Nafas pria paruh baya itu berhembus tak karuan. Wajahnya pucat dengan kepala yang sudah memanas.
"Apa maksudmu? Siapa putriku?" Ucap Tn.Goo bergetar.
"Ah sepertinya kau melupakan putrimu sendiri. Baiklah biar ku buat kau mudah mengingatnya!"
Tangan Jimin terulur untuk menekan sebuah tombol yang otomatis menutup seluruh tirai ruangan besar itu menjadi minim pencahayaan. Lantas tak lama setelah itu sebuah video terputar di layar besar tepat di hadapan Tn.Goo membuat mata pria paruh baya itu membulat sempurna dengan tangan yang sudah mengepal erat.
"Ahjussi.. aku menyukainya..ahhh...ehhhmmpp.."
"Fasst..eerrr....Uhhhh...saa...yang...yeeaahhh.."
KAMU SEDANG MEMBACA
Mr.Dominant [M] ✓
Fanfic[COMPLETED] Mature content! Sebagian diprivat, follow untuk membaca! Kau tau artinya memiliki? Itu artinya aku tidak akan pernah melepaskanmu apapun yang terjadi. Kau hanya akan menekuk lututmu dihadapanku, membuka matamu untuk melihatku, dan berser...