[COMPLETED] Mature content!
Sebagian diprivat, follow untuk membaca!
Kau tau artinya memiliki?
Itu artinya aku tidak akan pernah melepaskanmu apapun yang terjadi.
Kau hanya akan menekuk lututmu dihadapanku, membuka matamu untuk melihatku, dan berser...
Hai Tidak lupa aku mengingatkan untuk vote dulu sebelum baca, drop komentar sebanyak-banyaknya juga biar aku makin makin makin semangat nulisnya mwehe :v
.
.
Booom purple heart dong di kolom komentar 💜 karna chap ini 2,5k words panjang banget kan? 😚😚
.
.
Udah? Oke let's get it..
*
*
💜
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Mobil hitam kesayangan Haerin baru saja melaju dengan kencang memasuki halaman mansion tempat ia tinggal bersama Jimin. Memarkir mobil tersebut asal-asalan lantas setelahnya berjalan setengah berlari memasuki mansion besar itu guna mencari sang pria.
"Jimin!!!" Teriak Haerin lantang seraya membuka pintu kamar tamu yang beberapa detik lalu menjadi jawaban maid ketika ditanya mengenai keberadaan Jimin.
"Nak, tidak baik berteriak seperti itu pada orang yang lebih tua.." Sahut seseorang dari ruangan tersebut.
Suara itu, Haerin tahu betul. Ia segera berlari menghampiri lantas memeluk tubuh ringkih yang duduk di ranjang besar berwarna abu-abu.
"Ayah, astaga.. Haerin hampir saja terkena serangan jantung." Gadis itu terisak dengan dekapan yang semakin mengerat melampiaskan kesedihan dan kerinduannya selama dua tahun terakhir.
"Maafkan Ayah, kau pasti kesulitan selama Ayah tertidur kan?" Ucap sang Ayah lembut sembari mengusap punggung putrinya yang penuh duri, duri kehidupan yang ditanggung Haerin seorang diri.
"Kau mencariku?" Itu Jimin, ia keluar dari kamar mandi dengan tenang seraya menaikkan resleting celana dengan ekspresi acuh. Mengabaikan keberadaan Ayah dari kekasihnya.
"Dasar pria tua keparat!! Bisa-bisanya kau menculik Ayahku!!" Haerin melepaskan pelukannya pada sang Ayah lantas berjalan menghampiri prianya dengan emosi yang telah memuncak di ubun-ubun.
"Mulutmu ishh! Siapa yang menculik? Aku hanya menjemput Ayah mertuaku." Jimin mencoba membela dirinya. "Benarkan Ayah?" Sambungnya mencari pembelaan dari Tn.Goo.
"Benar Hae, Jimin tidak menculikku. Aku bosan berada di rumah sakit jadi memintanya untuk menjemput. Tidak boleh ya Ayah tinggal disini?" Jawab Tn.Goo dengan memasang raut seolah sedih.
"Ah bukan begitu Ayah, hanya saja Jimin itu sedikit bajingan. Aku takut saja jika dia akan menyakitimu."
"Kau baru saja mengataiku apa? Hei bocah! Berani sekali kau hmm? Eoh karena sekarang Ayahmu sudah bangun kau jadi berani kurang ajar padaku?" Jimin mencengkram puncak kepala Haerin seraya mencoba membuka matanya lebar berlagak galak sepertinya.