Mr.Dominant - 11

3.1K 262 46
                                    


Siang itu matahari kembali terasa sangat terik. Haerin baru saja menyelesaikan sesi bicaranya dengan Suho. Jangan bertanya bagaimana keadaan pikiran dan hatinya. Berantakan sekali!

Kini gadis itu duduk dengan rapi di sebuah bangku minimarket di temani dua cola yang tentu saja telah terbuka keduanya. Hanya tinggal beberapa sesap pasti habis. Sudah hampir dua jam ia duduk tanpa mengatakan apapun. Kedua netranya menatap dengan kosong. Pun tubuhnya terasa sangat lemas sekedar untuk bergerak. Miris seperti patung yang punya nyawa.

"Maaf nona, kami akan segera tutup." Sebuah suara yang pertama kali menginterupsi gendang telinga Haerin setelah dua jam sangat sunyi.

Haerin menoleh lantas merogoh uang dari saku mantelnya.

"Ini masih siang. Kenapa sudah tutup?" Tanya Haerin dengan lemah.

"Ada beberapa urusan yang harus saya kerjakan di luar dan tidak ada yang menjaga toko." Jelas si penjaga lantas di hadiahi anggukan kecil dari Haerin.

Haerin sangat sering datang ke minimarket itu karena memang jaraknya dari apartment Jimin sangat dekat, jadi Haerin sudah tak asing dengan pemilik toko.

.

.

.

Waktu menunjukkan pukul tujuh menjelang malam. Jimin sudah siap dengan jas rapi yang melekat pada tubuhnya bahkan ruangan kerjanya pun sudah bersih. Pria itu bergegas untuk pulang.

Di perjalanan ia teringat sesuatu lantas membuat sudut bibirnya terangkat. Ia mengarahkan mobilnya ke sebuah toko perhiasan yang terbilang cukup mewah dan berkelas. Jimin teringat pada Haerin dan tiba tiba saja terpikir untuk membeli sesuatu yang berharga untuk sang kekasih. Misalnya berlian.

"Saya ambil yang ini." Titahnya pada seorang petugas setelah beberapa saat berputar mencari sesuatu yang cocok untuk ia hadiahkan pada sang jelita.

.

.

.

Jimin segera melangkah menuju kamar besar yang selalu menjadi tempat paling nyaman sekedar untuk melepas lelah. Jimin tak butuh club atau semacamnya setelah ia memiliki penghuni baru di kamarnya yang pada akhirnya selalu menyingkirkan segala lelah untuk diri dan tubuhnya. Goo Haerin adalah jawabannya.

Pandangannya menyapu segala penjuru ruangan, namun nihil. Haerin tak ada disana. Kakinya melangkah menuju kamar mandi dan tetap saja kosong.

Jimin segera meraih ponsel dari saku jas nya pun segera menekan tombol satu pada panggilan cepat disana.

Tak ada jawaban.

Ini adalah kali pertama untuk Haerin mengabaikan Jimin setelah mereka resmi berkencan. Jimin segera melangkah menuju komputer besar yang berada tak jauh dari kamar tidurnya. Tepatnya di ruang pribadi Jimin.

Jarinya dengan cepat mengetikkan sesuatu disana. Pun setelah itu tangannya mengepal dengan erat.

"Sial!" Gumamnya seraya mengeraskan rahangnya.

.

.

.

.

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Mr.Dominant [M] ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang