File 10

561 85 23
                                    

Waktu pulang sekolah tiba tanpa terasa. Mungkin benar apa yang dikatakan orang-orang tentang waktu, bahwa ia akan terasa lebih cepat jika kita sedang bersenang-senang. Hari ini, entah hanya keberuntungan atau bukan, guru yang mengajar di jam pelajaran terakhir hanya memberikan tugas kemudian pergi. Namun, beliau lupa jika tugas yang diberikan sudah selesai kami kerjakan sejak seminggu lalu. Jadi, itu sama saja dengan memberikan jam kosong secara gratis.

Aku hanya dapat menghela napas panjang melihat keadaan kelas yang berantakan setelah ditinggalkan penghuninya. Seandainya besok aku tidak punya tugas piket, mungkin aku tidak akan terlalu peduli. Biarkan saja guru urusan kebersihan marah, selama aku tidak ikut kena getahnya.

Aku tersenyum tipis. Koridor kini terlihat lebih indah. Langit tampak lebih cerah dari hari-hari kemarin. Dan yang jauh lebih penting, tidak ada lagi bayangan bocah delusional yang biasanya membuat punggungku seperti terkena tusukan dari puluhan anak panah hanya dengan mendengar suaranya.

"Kamu kenapa sih, senyum-senyum sendiri kayak gitu?" Kira menjetikkan jari di depan mataku hingga lamunan itu buyar. Aku hanya menggeleng samar kemudian tersenyum hangat.

Tetapi anehnya, ekspresi curiga justru terpasang di wajah Mia. "Apa jangan-jangan, kamu lagi mikirin anak pindahan itu?" Aku tidak marah karena dia kembali membahas Ellion. Karena memang aku sedang bahagia karena memikirkan dia yang tidak lagi datang. Ah, dia pasti sudah menyerah. Atau, dia sudah menemukan cinta pertamanya yang asli.

"Lebih tepatnya, aku seneng karena dia nggak dateng nyariin lagi hari ini," jawabku santai seraya mengedikkan bahu. Ini benar-benar suatu keberuntungan, dan aku ingin ini tetap bertahan. Kalau bisa selama-lamanya.

"Kenapa kamu malah seneng gitu sih?" tanya Kira kebingungan. Dahinya tampak berkerut.

"Udah pasti aku seneng. Kalo nggak ada dia, dunia ini keliatan lebih indah," sahutku lagi. Aku semakin puas melihat Mia yang hanya bisa mencibir.

"Hei, tapi kayaknya dia itu jujur deh. Kemarin dia chat aku. Katanya, dia memang suka sama kamu sejak pertama kali ketemu," timpal Kira. Aku mengabaikan. Itu hanya rayuan klise yang sudah bosan kudengar dari laki-laki, walaupun tidak ditujukan untukku.

"Eh, tunggu. Kenapa kalian tiba-tiba jadi deket?" tanya Mia.

"Hehe ... soalnya dia itu juga suka anime. Makanya kita jadi lumayan nyambung," terang gadis oriental itu sembari menggaruk tengkuk. Oh, aku mengerti sekarang. Jadi itu alasan mengapa seminggu yang lalu Steve menyeret lengan gadis itu menjauh dari Ellion yang mendadak dekat dengannya.

"Eh, hati-hati lho. Kalo kamu nggak mau liat Steve ngelakuin hal-hal di luar batas, jangan sampe dia tau. Kamu tau kan kalo dia itu gampang cemburu. Kamu sendiri yang bilang dia itu agak ... apa namanya? Yandere kan. Iya, kamu sendiri yang yang bilang itu bahaya," saranku, tapi dengan nada menakuti.

"Kenapa dia harus cemburu?" tanya mereka berdua hampir bersamaan. Mereka berdua memang kompak ya. Iya, kompak karena sama-sama tidak peka.

"Udah pasti itu karena dia suka sama Kira. Cuma kalian berdua aja yang nggak peka," jelasku. Mia terlihat tidak suka dengan perkataanku. Ah dasar, padahal dia kan sudah resmi dengan Kevin. Tidak mungkin dia belum bisa move on. Namun aku tidak mengacuhkannya. Justru aku tersenyum lebar karena berhasil membuat Kira kembali blushing. Ekspresi yang benar-benar lucu.

"Sisi, kamu ini absurd banget!" serunya. Aku terkekeh. Benar-benar lucu melihat reaksinya saat salah tingkah. Seandainya cowok kutub itu juga ada di sini, aku ingin melihat ekspresinya saat aku mengatakan itu. Aku juga ingin melihat mereka berdua diam-diam saling mencuri pandang.

Gerbang utama sudah tampak semakin jelas. Tempat itu sudah tampak sepi. Mungkin kami akan menjadi yang terakhir kali keluar. Tetapi yang membuatku harus membuka mata lebar-lebar adalah seseorang yang bersandar di salah satu sisinya. Mereka berdua serempak terkekeh menyadari hal itu.

[END] High School of Mystery: Russet CaseTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang