BAB 9

4.8K 411 23
                                    

ali mencari prilly kesana kemari, tidak ada sosok prilly disana. mobilnya pun sudah tidak ada. jum melihat ali yang seperti sedang mencari sesuatu, jum menghampiri ali.

"kenapa nak?"

"prilly dimana ya bu?"

"nak prilly sudah pulang nak.. sekitar 30 menit yang lalu, kamu sama mia sih kalo sudah main sama anak - anak pasti lupa sekeliling."

ali terdiam, apa prilly marah karena ali terlalu sibuk dan tidak memperdulikannya saat sedang bermain dengan anak - anak.

"kalau begitu ali pulang dulu ya bu..salam buat mia sama anak - anak."

"gak mau makan dulu nak? sudah ibu siapkan loh."

"tidak bu, ali harus kembali kekota sekarang. ali pamit dulu ya bu." ali mencium tangan jum kemudian melangkah menuju mobilnya, mia hanya memperhatikan ali dari dalam ruangan panti melalui kaca jendela. ali terlihat panik saat mengetahui prilly sudah pulang dahulu. mia tidak pernah melihat ali sepanik itu apalagi hanya gara - gara perempuan.

"ali anak konglomerat, prilly artis terkenal dari keluarga kaya. cocok." mia tersenyum getir mengucapkan kenyataan yang memang benar adanya.

"mia.." panggil jum mendekati mia.

"iya bu ada apa?"

"kamu yang kenapa? kenapa melamun begitu?"

"ah..iya nggak kok bu, ali sudah pulang?"

"sudah sepertinya ali khawatir karena prilly pulang duluan. ali terlihat buru - buru, memangnya ali dan prilly ada hubungan apa nak?" tanya jum penasaran.

"mia gak tahu bu, kalau begitu mia kebelakang dulu ya bu. mau siapin makanan buat anak - anak." mia langsung berlalu menuju dapur.

ali didalam mobil terus menelfhon prilly. tidak ada jawaban. ingin menelfhon assistennya tapi ali tidak memiliki nomor aley. ali terus melajukan mobilnya dengan kecepatan tinggi, jaguarnya melaju menembus jalanan desa dengan kecepatan diatas rata - rata.

fikiran ali hanya fokus pada prilly. kenapa prilly tiba - tiba pulang dan tidak pamit? apa prilly cemburu melihat mia dan ali bersama? tapi ali dan mia hanya teman, tidak akan pernah lebih dari itu. ali menganggap mia sebagai adiknya sendiri.

sampai dijakarta prilly masih belum mengangkat telfhon ali, ali memutuskan untuk menuju kerumah prilly. sampai dirumah prilly ternyata prilly belum sampai, rika mengajak ali kedalam untuk bertemu dengan kevin sembari menunggu prilly pulang. ali setuju.

"udah lama ya kita gak main ps kayak gini." kata kevin fokus dengan layar tv yang menampilkan permainan sepak bola play stasion.

"iya, kamu sibuk."

"nggak salah? bukannya lo yang sibuk ya, meeting sana sini pemotretan majalah sana ni, sampe lupa punya sahabat kaya gue."

"jangan asal bicara kevin." kata ali dengan wajah datar yang fokus dengan permainannya.

"hahah.. gue heran kenapa gue bisa sahabatan sama lo betah banget."

"jangan - jangan kamu jatuh cinta ya sama saya? maaf hati saya sudah ada yang memiliki vin."

"mulut itu dijaga!" kata kevin menoyor kepala ali, didunia ini sepertinya yang berani melakukan itu hanya kevin. tidak ada dua didunia.

"dulu aku tidak pernah melihat prilly?"

"dulu kan lo gak pernah kerumah gue selama kita sahabatan, lo emang kebangetan. sekalinya kesini lo malah ngapelin adek gue. prilly itu udah hidup mandiri dari kecil, dari dia umur 17 tahun. dia tinggal di apartemen udah lama. makannya lo gak pernah ketemu prilly. dan prilly nggak pernah mau diajak ke acara bisnis papa, makanya orang - orang ngira gue anak satu - satunya. dan prilly nyembunyiin dari publik kalo dia keturunan tinder, baru - baru ini aja bocor."

BACKSTREET (NEW VERSION)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang