27|| Akhirnya...

4.1K 402 29
                                    

                shila sudah berpakaian rapi, rapi ala kadarnya. Terlihat jelas bagaimana rambut itu masih terlihat basah karena hanya dikeringkan dengan handuk dan dibiarkan termakan udara. shila hanya menggunakan celana panjang berwarna hitam dan juga kaos oblong berwarna abu - abu. membawa arkana ke gendongannya yang masih terlelap dalam tidur.

shila keluar dengan mengendap - ngendap. menengok ke kanan dan ke kiri. shila berdoa dalam hati semoga bian belum pulang! shila dengan cepat menuju tangga dan menuruni anak tangga dengan langkah cepat sambil berhati - hati agar arkana tidak terjatuh dari dalam gendongannya.

shila sampai di depan pintu utama. langkahnya terhenti, di hadapannya ada bian. bian yang sedang membawa kantong plastik bening dengan dua bungkus yang diyakini shila adalah nasi uduk yang jual di depan komplek ini. shila mengernyit, ini bian atau leo? ini lio atau leo? shila menerka - nerka siapa yang ada di hadapannya saat ini.

shila melangkahkan kaki mundur sambil tangannya erat memeluk arkana. wajahnya mengeluarkan ekspresi ketakutan dan ketegangan yang menjadi satu. arkana mulai terusik dari tidur nyenyaknya. shila mengusap belakang kepala arkana agar dia kembali ternyenyak dalam tidurnya.

"shila!" bentak bian mendelik menatap shila tajam. shila mundur, dia tidak bohong jika mengatakan selekangannya masih terasa sakit. hatinya apalagi. mengingat apa yang dilakukan bian semalam dan bagaimana kasarnya lelaki itu melakukan hal kurang ajar itu.

"minggir lo! gue harus balikin arkana sekarang juga." shila mundur, dan badannya gemetar. matanya melirik kesana dan kesini. mencari barang yang sekiranya bisa digunakan untuk melawan bian.

badan shila mentok di lemari pajangan yang terbuat dari jati, "mau kemana lagi cantik... ouh lo masih kurang yang semalem?" tanya bian. entah itu bian atau leo, mereka menjadi sama saja. sama - saja tidak punya adab dan perasaan.

"berhenti... dasar kurang ajar!" desis shila sambil terengah - engah menahan nafasnya yang terasa ingin menculat menangis.

bian mulai ingin menyentuh tangan shila, "semalem aja lo mendesah menikmati permainan gue." kata bian berbisik di telinga kanan shila, untung saja arkana bersender dibahu shila sebelah kiri.

bian ingin kembali mencium bibir milik shila, bian semakin mengikis jarak diantara mereka. dua senti lagi bibir mereka bertemu.

'buggh'

shila yang memejamkan matanya terkejut mendnegar suara itu. shila langsung membuka matanya. terlihat dua sosok laki - laki bertubuh besar dengan menggunakan baju serba hitam, aksesoris kaling rantai berwarna perak yang ukurannya lumayan besar. dengan penampilannya itu shila yakin bahwa dua lelaki itu adalah preman. shila semakin ketakutan.

"kal ... kalian siapa?" tanya shila terbata - bata.

Salah satu preman itu memukul leher shila sebelah kanan dengan tangan besarnya. mengambil arkana dari gendongan shila. dua preman itu memanggil dua temannya lagi yang berjaga di depan pintu, membawa shila,bian, dan arkana yang ada di dalam gendongan itu menuju ke mobil jeep berwarna hitam doop.

arkana terbangun dan menangis, anak balita itu pasti takut melihat penampakan preman yang sekarang menggendongnya. preman yang menggendong arkana terkejut dengan suara melengking yang ada tepat di sebelah telinganya.

"Tero!!!" Panggil lelaki itu dengan nada membentak seorang lelaki yang baru keluar dari mobil mewahnya.

Ali! Iya! betul! itu adalah ali. mereka adalah anak buah ali. tukang pukul yang disuruh ali untuk melacak dimana putranya. ali juga sudah mendengar semuanya dari tero dan beberapa anak buah tero yang sejak semalam berjaga - jaga di dekat rumah shila.

BACKSTREET (NEW VERSION)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang