28|| Satu Kenyataan

4.3K 407 18
                                    

                Suasana di rumah megah milik keluarga grady nampak sangat bising. Suara roda – roda besi yang menyatu dengan kerasnya ubin. Suara sepatu fantofel yang terdengar menghempas keras ubin. Ini semua karena tuan muda rumah megah ini baru saja kembali setelah mengalami keadaan sulit, hilang terculik. Para pelayan rumah dibuat sibuk oleh maya dan ratna yang meminta ini itu untuk disajikan di kamar pribadi milik ali dan prilly, orang tua arkana.

Tinder dan grady hanya diam menatap dua wanita yang sedang sibuk menawarkan ini itu kepada cucunya yang baru saja selesai mandi. Bahkan dokter naryo yang masih disitu sehabis mengecek keadaan arkana hanya tertawa geli. Yah, namanya juga cucu kesayangan. Dokter naryoakhir memutuskan untuk pamit kepada ali, grady,dan juga tinder.tidak mau menganggu para wanita yang sedang sibuk kegirangan.

Ali tersenyum menatap prilly yang masih memakaikan arkana baju, akhirnya senyum prilly yang sejak kemarin hilang sudah kembali seperti semula. Ali mengecup kening arkana penuh sayang.

Prilly mendongak menatap ali, "makasih ya!" suara prilly terdengar sangat bahagia walau lembut terdengar.

Ali tersenyum, "tidak perlu berterimakasih sayang, ini sudah tugasku untuk menjaga kamu dan arkana. Aku sudah mengirimkan uang kepada tero sebagai imbalannya." Ali mengecup kening prilly bergantian setelah arkana.

Ratna menggeser ali yang sedang berdiri mengusap lembut arkana, "ali minggir dulu bunda mau lihat cucu bunda." Ratna menyingkirkan ali.

"mami juga mau disamping arkana dong."

Ratna dan maya menciumi habis pipi arkana sampai tidak ada bekas bedak cemong khas anak kecil.

"sayang mau apa?oma sudah suruh pelayan buatkan pudding coklat kesukaan kamu." Tawar maya.

"oma juga sudah suruh untuk buatkan arkana brownis coklat kesukaan arkana juga loh." Tawar ratna dengan antusias lalu dia lanjut bicara sebelumnya berfikir beberapa detik, "atau mau es coklat yang kaya oma sering buatin? Ouh atau es teler? Oma maya bisa buat es campurkan?" tanya ratna menatap maya.

Maya menganggukkan kepalanya, "bisa dong! Arkana mau?"

Grady dan tinder menggeleng – gelengkan kepalanya. Begitu juga dengan ali dan prilly. Prilly tersenyum menatap kedua mamanya.

"arkana itu pusing melihat kalian berdua yang menawarkan semua makanan tanpa henti." Kata grady menggeleng – gelengkan kepalanya.

Ratna menataptajam grady, "heh! Kakek tua! Kalian diam saja ya!ini urusan oma –oma cantik kaya kita." Kata ratna merangkul bahu maya.

Maya melipat tangannya di depan dada, "betul! Kita kan cuma mau kasih yang paling baik buat cucu kesayangan kita."

"yang ada cucuku pusing." Tambah tinder membantu grady,mereka berdua juga tidak mau kalah dengan nenek-nenek cantik arkana.

"kalian itu samasekali gak perhatian." Balas maya sinis.

Ratna mengangguk menyetujui omongan maya, "iya! Dasar kakek –kakek tembok."

"udah dong oma...opa.." kata prilly melerai sambil tertawa terbahak. Ali juga ikut tertawa kecil.

Arkana menengok kearah ali, "pa..." tangannya mengacung kearah ali, meminta digendong.

Ali yang mengerti membawa arkana ke dalam gendongannya, "anak papa kangen sama papa ya?" arkana mengangguk kecil. Untuk anak seusia ini memang jarang sekaliberbicara. Hanya beberapa kali. Kemarin ditaman arkana bisa mengucapkan dengan lantang kepada lala, itu jarag terjadi. Bahkan hanya seminggu sekali. Dia hanya baru bisa mengucapkan, 'ndak, au, pa,ma, dan mam atau nen' . walau hanya sedikit prilly tetap bahagia. Arkana tumbuh menjadi anak yang tampan.

BACKSTREET (NEW VERSION)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang