BAB 23

5K 438 28
                                    

empat bulan berlalu sejak kejadian itu. arkana malik grady tumbuh menjadi anak yang menjadi sorotan public. perdebatan rumah tangga selalu terjadi disetiap paginya. keributan kecil yang kadang buat prilly suka kesal itu kayak ali yang pagi - pagi teriak :

sayang dasi aku yang maroon di mana?

sayang kaos kaki aku yang hitam polos dimana?

sayang arkana nangis nih!!!

padahal biasanya yang mengurusi pakaian itu tugasnya rina dan kawan - kawannya. pagi - pagi ali sudah bikin ribut dan buat arkana bangun, anak kecil itu baru tidur 3 jam yang lalu.

"bisa nggak sih kamu nggak usah teriak - teriak anaknya kan jadi bangun." prilly membawa arkana kedalam gendongannya.

wajah tampan arkana seratus persen keturunan ali. yang mirip prilly hanya mata dan juga pipi chubbynya. yang lainnya semua keturunan ali.

"maaf sayang."

"cup ... cup anak mama diem ya nak... bobok lagi ya." prilly mengayun - ayunkan arkana dalam gendongannya, badannya ikut bergoyang agar arkana tertidur kembali.

wajah pucat prilly membuat ali sangat khawatir. itu karena prilly yang selalu kelelahan mengurus arkana sendiri. ali sudah menawarkan untuk prilly menggunakan jasa baby sister saja, tapi lagi - lagi dia menolak.

"sayang... sini biar aku saja yang menggendong arkana." ali mengambil alih arkana dari gendongan prilly.

"kamu kan mau kekantor?" tanya prilly.

ali sudah menggunakan jasnya, lengkap dengan perlengkapan kantornya hanya saja dia belum menggunakan kaos kaki dan juga sepatu.

ali mengambil ponsel yang ada di saku celananya. memencet - mencet ponsel dengan ibu jari tangan kirinya. tangan kanan digunakan untuk menggendong arkana yang sudah nampak nyaman dan tidak menangis lagi.

"hallo?"

"..."

"kosongkan jadwal saya hari ini cesar! dan satu lagi tolong carikan babysister untuk arkana, pastikan dia memiliki sertifikat pengasuh dan dari yayasan terpecaya." suruh ali tidak menunggu jawaban cesar lagi dia langsung menutup telfhonnya dengan sepihak.

"aku k—."

"aku tidak menerima penolakan prilly! lihat lah sekarang bibirmu sudah terlalu pucat! pasti karena begadang semalaman. ayo... kita keruang makan. aku tidak akan kekantor sampai babysister membantumu merawat arkana."

"hmm ... oke." prilly mengangguk pasrah.

jika dia membantah ali, bisa - bisa ali marah marah kepadanya. prilly mengambil kan kain untuk menutupi badan arkana agar tidak kedinginan.

di meja makan sudah ada ratna dan juga grady. mereka berdua sudah sarapan duluan karena ali dan prilly yang keluar kamar terlambat.

"cucu oma lagi rewel ya?" tanya ratna saat ali sudah duduk di depannya dengan prilly yang ikut duduk disampinh ali.

"kamu sakit prill?" tanya grady yang melihat wajah pucat prilly.

"nggak yah.." jawab prilly lemas.

"dia kecapean yah. ali sudah suruh cesar untuk cari babysister yang akan membantu prilly merawat arkana."

"ayo nak sarapan dulu... sini li biar arkana sama bunda." ratna bangun dari duduknya mengambil alih arkana dari gendongan ali.

prilly mengambilkan makan ali terlebih dahulu sebelum dia mengambil nasi untuk dirinya. prilly tetap melayani ali bagaimana pun keadaannya. kepala prilly sebenarnya berdenyut sejak subuh tadi. dia hanya tidur dari jam sebelas malam sampai jam dua belas malam. kemudian dilanjut lagi pukul tiga pagi.

BACKSTREET (NEW VERSION)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang