BAB 14

5.3K 400 19
                                    

pukul 1 WIB ali sudah sampai dibandara, ali segera pulang kerumah dengan teburu - buru sedangkan cesar pergi untuk membelikan ali ponsel. bambang supir pribadi ali menaruh barang - barang ali dibagasi belakang Fuso 508 itu melaju menembus jalanan jakarta dengan cepat, ali menyuruh bambang untuk segera sampai dirumah karena ingin melihat kondisi prilly. ali belum memakan apapun sejak kemarin sore, cesar sudah membelikan makanan ringan,minuman,dan roti tidak ada satupun yang disentuh ali.

30 menit mereka sampai dirumah, ali langsung masuk kedalam rumah dan menuju kelantai dua. didepan ada tini dan bambang yang akan membereskan bawaan ali, dengan langkah terburu - buru ali menuju kamarnya. rina dan ruri terlihat menunggu didepan pintu kamarnya.

"bagaimana keadaan prilly?" tanya ali pada mereka.

"non prilly sedang diperiksa ulang oleh dokter tejo tuan, untuk cek infus dan kesehatan non prilly." jelas rina, ali langsung membuka knop pintu kamarnya. disana ada ratna,maya,dokter tejo, dan tentunya prilly. prilly terlihat menyedihkan dengan badan yang terlihat sangat pucat dan infus yang menempel ditangan kanannya.

ali langsung mendekati prilly, "ali..." panggil prilly dengan suara lemasnya.

"ada apa denganmu? bagian mana yang sakit? sudah makan? perutnya masih sakit? masih terus muntah?" tanya ali beruntun dengan wajah yanh terlihat sangat khawatir.

prilly malah menangis, "bagian mana yang sakit? dokter tolong periksa istri saya, kenapa menangis?" tanya ali lembut menggenggam tangan prilly.

"kamu masih marah ya sama aku?" tanya prilly ditengah tangisnya.

ali tersenyum, "tidak sayang, aku tahu itu hanya salah paham. sudah ya jangan dibahas yang penting kamu segera sehat lagi." ali mengusap kening sampai rambut prilly.

"kenapa gak jawab telfhon aku sampe pagi tadi?"

"iya li, bunda sama mami juga telfhonin kamu kok gak diangkat kenapa?" omel ratna yang melihat ali.

"maaf sayang, maaf bun mi. ponsel ali terjatuh dikamar mandi saat ali membaca file. cesar sudah ali suruh untuk membelikan ponse baru." jelas ali.

"tapi kamu beneran udah gak marah sama aku kan?" tanya prilly dengan nada lemasnya.

ali mengangguk, kemudian tersenyum. "iya sayang."

"mau peluk.."

dengan cepat ali memeluk prilly kemudian melepaskannya lagi, "sudah ya, jangan menangis lagi."

"mau peluk yang lama." rengek prilly yang membuat ali terkekeh. ali memeluk prilly kembali selama 5 menit kemudian melepaskannya karena dokter tejo berpamitan untuk kembali kerumah sakit.

"mas ali..mbak prilly..nyonya ratna, nyonya maya. kalau begitu saya kembali ke rumah sakit dulu ya. nanti sore saya kembali ke sini untuk mencabut infus dan memeriksa keadaan mbak prilly." kata dokter tejo.

ali tersenyum, "terimakasih dok sudah merawat istri saya."

"sama - sama mas ali, kalau begitu saya permisi ya."

dokter tejo keluar dari ruangan besar itu, maya dan ratna ikut senang melihat prilly yang terlihat sedikit sumringah. sebenarnya ada kabar bahagia yang hari ini membuat ratna dan maya benar - benar bahagia.

"sudah makan?"

prilly menggeleng. "kenapa? rina.. ruri." panggil ali yang mengetahui kedua pelayanan itu tetap ada didepan kamar prilly untuk berjaga - jaga jika membutuhkan sesuatu.

"ada apa tuan?" tanya rina setelah sampai didalam.

"tolong ambilkan makanan untuk prilly." rina mengangguk kemudian langsung menuju kedapur diikuti ruri dari belakang.

BACKSTREET (NEW VERSION)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang