DELAPAN BELAS | BERTEPUK SEBELAH TANGAN

344 36 0
                                    

Zera mendengus melihat Aletta yang sibuk mencari pulpen nya. Kata nya sih hilang, Zera tidak perlu membantu nya karena kalau sudah hilang, mana bisa ketemu lagi.

Kenapa? Ya...Zera tahu pelaku nya. Ada dua kemungkinan.

Pertama, jika bukan Ichi dan Ocha si kembar biang nya mencuri pulpen di kelas mereka.

Kedua, Satria dan Saka dari kelas XII IPA 3.

Zera hafal betul.

"Lo diem mulu! Bantu gue kek," Aletta bersungut.

"Beli lagi, Ta. Pulpen cuma tiga rebu, lo udah miskin ya? Sampe beli pulpen aja udah nggak mampu lagi."

"Mulut lo minta gue gampar?"

Zera tertawa. Dia mengeluarkan pulpen dari saku nya. Ya, Zera memang selalu membawa alat tulis yang satu itu kemana-mana. Bahkan jika izin ke toilet sekali pun dia akan bawa.

"Nih, gue ada dua buat lo satu dah."

"Lo nganggep gue beneran miskin ya?!"

Zera menegus saliva nya kasar. Kenapa Aletta malah marah?

"Gue nolongin lo, bentar lagi bell dan lo nggak punya pulpen, gimana mau nulis hayo?"

"Tuhkan! Lo berkata seakan-akan gue nggak bisa beli pulpen. Lo!" Aletta menunjuk wajah Zera, "Tunggu disini! Gue buktikan ke lo, gue bisa beli sebanyak yang gue mau!"

"Serah lo!"

Zera membiarkan Aletta pergi. Paling juga nanti dia akan terlambat masuk, Aletta seperti nya lupa siapa yang mengajar kali ini.

"Selamat pagi anak-anak haramku." Sapa Pak Candra ramah.

Jangan heran dengan tabiat guru-guru disekolah ini. Memang begitulah ada nya.

"Kita akan memulai pelajaran, tapi sebelum itu pastikan dulu apakah otak kalian sudah di dalam kepala?"

Zera terkikik geli. Ada-ada saja.

"Sudah dong pak!" Seru semua nya.

"Bagus. Kalau belum, ambil otak nya dari dalam tas, lalu pasang. Karena kita akan belajar, dan otak sangat diperlukan. Bagi yang tidak punya otak di perkenankan keluar dari kelas ini."

Semua murid menahan tawa.

"Yang terlambat diluar saja yah. Terserah mau ke kantin, mau ke uks atau kalau mau pulang juga boleh."

Zera melirik Aletta, gadis itu memasang wajah sebal nya karena mendapat sindiran dari guru nya yang menyebalkan.

"Mampus." Ucap Zera melalui gerakan bibir nya.

Sedangkan Aletta kini sudah meniup-niup kepalan tangan nya bersiap meninju wajah sepupu nya.

"Jaga kepala lo." Ucap Aletta melakukan hal yang sama seperti Zera.

****

Sekarang pukul 9:45, jam nya istirahat disekolah Zera. Saat Zera hendak menyeret langkah nya, tiba-tiba ponsel nya bergetar.

PAPA is calling

Tanpa berpikir lagi Zera langsung menggeser tombol hijau, menempelkan benda pipih itu di telinga nya.

"Apa? Ihs! Zera ikut, Pa!"

"Maaf, Zera nggak bisa. Minggu depan kamu ujian kan? Jangan takut, Papa udah bilang sama Om Zidan kalau kamu akan tinggal dirumah nya."

ZAELINETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang