EMPAT | YULIA KANG BULLY

406 42 0
                                    

Dear, Diary Zaeline.

Gue nggak tahu mau nulis apa di halaman pertama ini. Jadi gue ngasal aja.

Kenapa gue ngasih nama diary ini Zaeline karna nama ini penggalan dari nama gue.

ZerA ErLINE.

Sudah gue putuskan, mulai sekarang gue akan menuliskan apa yang gue rasakan di Diary Zaeline ini. Sebelum nya maaf, ya diary...

Gue nggak pinter buat kata-kata indah.

Itu aja...

Gue rasa ngantuk sekarang,

Selamat malam Diary Zaeline.

Zera menutup diary nya kemudian beranjak ke kasur, menarik selimut nya hingga batas dagu, tapi tidak langsung menutup kedua mata nya.

Zera menatap langit-langit kamar nya yang gelap. Kepala nya penuh dengan Regal, Zera tahu dia bodoh dengan memikirkan Regal, memikirkan cowok yang tidak memikirkan nya sama sekali. Tapi Zera sudah menjadi bucin permanen nya Regal.

Sekilas memori terlintas. Zera tersenyum,

"Cepat bilang kalau Regal mau lamar aku kalau udah besar!"

Regal kecil menggeleng, raut wajah nya menampilkan kekesalan.

"Ih kenapa? Apa karena aku belum bisa baca?"

"Bukan, Zera."

"Terus kenapa?!" Bentak Zera tidak suka ditolak.

"Kan aku nggak suka sama kamu!" Bentak Regal tidak mau mengalah.

Zera kecil mengambil ranting pohon kecil di halaman belakang rumah nya, kemudian menodong Regal dengan ranting itu.

"Kalau Regal nggak mau, aku sihir nih!"

Tawa anak laki-laki dari sudut lain terdengar. Dibelakang Zera sudah ada Gerald, Glenn dan Gibran. Ketiga nya mendekati dua bocah tadi.

"Zera, jangan paksa Regal." Ujar Glenn yang memiliki sifat dewasa.

Zera menggeleng seraya menghentakkan kedua kaki nya.

"Nggak mau! Regal harus nurut!"

"Makanya kamu jangan ompong! Makan cokelat mulu sih, gigi nya pada rontok kan! Regal kan nggak suka sama cewek ompong."

Glenn dan Gibran mendelik pada kakak tertua mereka yang tidak ada dewasa nya sedikitpun. Dan ucapan Gerald berhasil membuat Zera berteriak menangis kencang. Membuat keempat cowok termasuk Regal langsung menutup telinga mereka.

Zera menguap mengingat itu, kemudian mata nya tertutup rapat. Berharap hari esok lebih baik dari hari ini.

****

Regal tertawa bersama dua cowok di depan nya. Guyonan yang dilemparkan kedua nya berhasil memecahkan tawa Regal, dan Regal sudah kalah karena tidak bisa menahan tawa nya lebih lama.

Dua cowok di depan nya bertos ria, kemudian menatap Regal geli. Tawa cowok itu tak kunjung berhenti.

"Jadi lo udah kalah malam ini!"

Regal mengangguk disela tawa nya, "Dan lo berdua selalu curang. Ngelawak berdua."

Cowok berambut ikal memutar bola mata nya malas, "Lo lupa, dia nggak bisa ngelawak kalau nggak berdua sama gue."

ZAELINETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang