TUJUH | UPAYA MENJAUHI

418 47 0
                                    

Zera menghela nafas nya, seharus nya dia sudah masuk ke kelas lima belas menit yang lalu, tapi ocehan cowok disebelah nya mengurungkan niat Zera itu.

"Lo denger'kan?"

"Ya."

"Apa coba?"

"Jangan kemana-mana, kalau udah pulang langsung tunggu di depan gerbang sekolah."

"Itu belum semua!"

Kening Zera mengkerut, seingat nya gadis itu sudah mengulang semua yang Glenn ingatkan. Zera menggaruk tengkuk nya, mencoba mengingat lagi, barangkali ada yang dia lupakan. Tapi Zera tidak mengingat apapun.

Glenn menarik pipi Zera kuat.

"SAKIT IH!"

"Makanya dengerin!" Sentak Glenn.

"Iya, kan udah aku dengerin." Zera menunjukkan wajah cemberut nya sekarang seraya mengelus-elus cubitan Glenn.

"Gue ulangin, lo berhenti ngejar Regal! Ngerti?"

Deg.

Kedua mata Zera membola, apa itu berarti Zera tidak akan berdekatan dengan Regal lagi? Apa tidak akan ada Regal lagi yang akan mengisi hari-hari nya? Tidak. Rasa nya Zera berat sekali menuruti yang satu ini, Zera yakin dia tidak akan sanggup.

"Kok diem?"

Zera menoleh, secepat mungkin wajah nya berubah menjadi memelas, "Bang...tapi aku nggak bisa---"

Telapak tangan Glenn mengarah pada nya. Arti nya Zera tidak berkesempatan menyelesaikan ucapan nya, Glenn membukakan Seatbelt Zera.

"Masuk, udah bell tuh."

"Bang, tapi...."

"Gue bilang masuk!"

Zera menundukkan kepala nya. Dia tidak bisa melawan Glenn yang notabe nya adalah kakak nya, kakak yang terpaut usia 5 tahun dengan nya. Zera menutup pintu mobil Glenn dengan lessu. Kaki nya diayunkan, melangkah memasuki sekolah, kemudian berjalan ke tempat dimana kelas nya berada.

Wajah Zera tidak se-ceria biasa nya, ucapan Glenn berhasil membuat nya terlihat murung. Tidak ada Regal lagi, huuffft.

"Bagaimana bisa gue menjauh dari lo kalau separuh napas gue ada di lo, Regal."

****

Zera mengabaikan panggilan Yulia, dan sekarang Zera sudah berlari agar cepat sampai di kelas nya, kedua mata nya berbinar saat menemukan Aletta yang duduk di meja nya.

Zera segera berlari, kemudian menarik tangan Aletta menuju taman belakang sekolah. Zera tidak menghiraukan teriakan kesakitan dari Aletta, ada yang lebih penting dari itu.

"Letta...."

Aletta melongo. Bagaimana tidak? Setelah Zera menarik dirinya ke taman, sekarang gadis itu juga yang malah menangis seraya memeluk nya. Aletta mendorong tubuh Zera, menatap nya geli.

"Lo kenapa?"

"Gue nggak boleh deket sama Regal lagi,"

ZAELINETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang