DUA PULUH TIGA | ARON OR REGAL?

388 42 0
                                    

Untuk mempersingkat waktu, akhirnya Glenn memutuskan untuk mengantar Zera kesekolah dengan motornya. Pagi ini Zera akan mulai mengikuti ujian kelulusan tapi dia malah bangun terlambat.

Di sepanjang perjalanan Glenn berkali-kali merutuki kebodohan Zera, sedangkan yang dirutuki hanya duduk diam tidak berani membalas.

Zera segera turun dari motor Glenn dengan tergesa-gesa, kemudian langsung berlari.

Tanpa Zera sadari bagian belakang roknya sobek akibat turun terburu-buru dari motor Glenn.

****

Setelah diceramahi atas keterlambatannya, Zera diizinkan masuk. Dia langsung duduk di kursi sesuai dengan nomor di kartu ujiannya.

Tak sengaja tatapannya bertemu dengan Regal yang ternyata berada tak jauh dari tempat duduknya. Ah...dia sekelas dengan Regal, dan yah. Setiap ujian kelas akan diatur acak, jadi tak heran jika ada anak IPA dan IPS dalam satu ruangan.

Berkutat dengan soal-soal yang terbilang susah-susah gampang, waktu menyelesaikan tugas hanya 40 menit, Zera harus berusaha semaksimal mungkin agar waktu dapat dikejar.

"10 menit lagi."

Kedua tangan Zera langsung melingkar di perutnya, panggilan alam.

Diliriknya soal yang belum terselesaikan semua, bagaimana sekarang? Zera sudah kebelet tapi pekerjaannya belum selesai, tersisa beberapa kali dan Zera harus cepat.

Peluh memenuhi kening Zera, dia tidak fokus karena perutnya yang semakin meronta, meminta agar isi didalamnya dikeluarkan.

"Ya Zera?" Tanya seorang guru ketika melihat Zera mengangkat tangannya.

"Saya permisi ke toilet bu..."

Setelah meminta ijin, Zera langsung berlari keluar kelas, beberapa kali kaki nya tersandung dengan kaki yang satunya karena terlalu terburu-buru.

****

Keran air diputar, air yang tadinya keluar bebas kini berhenti mengalir. Pantulan dirinya di cermin sedikit berantakan, Zera langsung membenarkan tataan rambutnya setelah mencuci kedua tangannya lebih dulu.

Zera berkacak pinggang, "Bisa-bisanya gue sakit perut diwaktu ujian."

Helaan nafas keluar bebas, setelah memastikan kedua tangannya bersih, Zera memilih untuk langsung kembali ke kelas.
Belum saja Zera melangkah sebanyak tiga lamgkah saat diluar toilet, tangannya sudah dicekal seseorang.

Orang itu membawa Zera menuju loker siswa, bukannya meronta Zera malah terbengong setelah tahu siapa orang yang menyeretnya sekarang ini.

"Lama banget sih lo!"

Kedua mata indah itu mengerjap kesadarannya sudah kembali.

Zera meronta minta dilepas, namun cowok di depannya justru semakin mengeratkan genggamannya.

"Apasih! Lepas!"

Cowok tadi melepaskan lengan Zera, dia kini beralih membuka lokernya, mengambil hodie abu-abu disana.

Zera melangkah mundur saat cowok itu justru jongkok di depannya.

ZAELINETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang