SEPULUH | RASA YANG LAIN

404 44 0
                                    

Kenapa pasang video Exo-Obsession?

Gpp daripada kosong:v?
.
.
.
.
.

Hari ini Zera merasa sangat senang, karena Aletta berhasil merayu ketiga kakak nya agar mengijinkan Zera berangkat bersama nya. Entahlah, hal sekecil itu pun bahkan bisa membuat Zera merasa sebahagia itu seperti sekarang.

Zera berjalan bersama Aletta menuju kelas mereka, sesekali Zera mengumbar senyum manis nya. Lebih tepat nya ke semua orang yang berpapasan dengan nya, Zera tidak peduli mereka mengenal nya atau tidak.

"Senyum mulu lo!"

Seketika senyum Zera langsung luntur. Zera menatap sengit pada Aletta, gadis itu tengah mengunyah permen karet nya, permen karet yang Aletta rampas dari Kakak nya, Gibran.

"Emang ada larangan buat senyum disekolah ini?!"

Aletta melempar permen karet nya ke sembarang tempat, lalu membuka yang baru, bungkus nya dibuang ke sembarang tempat pula.

"Nggak ada, tapi senyum lo horror. Semua orang takut."

"Seakan-akan lo ngatain gue kuntilanak."

"Menuju kesana sih,"

Zera mendengus, baru saja pagi indah nya dirusak Aletta. Padahal Zera hanya berbagi pagi yang indah ini dengan menebarkan senyuman manis nya.

"Ra, matematika lo udah selesai?"

"Udah," Zera meletakkan tas nya diatas meja, "Lo mau nyalin?"

Aletta berdecak kasar, "Udah tahu pake nanya. Cepetan, keburu bell masuk!"

Inilah Aletta, gadis cantik bernetra hitam yang tidak tahu diri. Zera tidak habis pikir bagaimana bisa memiliki sepupu seperti Aletta. Harus nya Aletta meminta dengan lembut, bukan nya terdengar seperti merampok. Menyebalkan.

Zera menyerahkan buku nya lalu duduk disebelah Aletta, memperhatikan Aletta yang fokus menyalin.

"Nyalin tugas orang nggak bikin lo pinter,"

"Nyinyirin orang juga nggak bikin orang berubah."

Kan. Zera menyerah, cewek itu berdiri, "Gue ke kantin dulu," lalu berjalan keluar kelas menuju kantin.

Tiba-tiba saja tenggorokan nya terasa kering, dan Zera bukan tipe cewek yang suka membawa air minum atau bekal dari rumah.

"Pagi Zera Erline Hartajji."

"Eh?" Kening Zera sedikit berkerut, "Saka? Kenapa harus manggil nama lengkap gue?"

Saka tersenyum, "Olahraga aja hehe."

"Olahraga?"

Saka mengangguk, "Iya, soal nya kalau nyebut nama lo selengkap itu bikin jantung gue memompa lebih cepat. Itukan termasuk olahraga hehe,"

Zera seketika tertawa lepas, Saka selalu bisa membuat nya tertawa. Entah itu dengan gombalan nya, guyonan nya.

"Gombalin gue nih cerita nya?"

"Enggak dong. Lagian siapa yang nggak deg-deg an coba lihat cewek secantik Zera."

Sekali lagi Zera terkekeh, setelah membayar minuman Zera berjalan bersama Saka.

ZAELINETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang