LIMABELAS | DITOLAK LAGI

364 47 0
                                    

Zera melihat dua wanita berkepala empat di depan nya yang tengah berpelukan seakan sudah lama tidak bertemu.

Dihampiri nya dua wanita tadi, tersenyum saat salah satu nya menatap nya berbinar.

"Kok udah nggak pernah main ke rumah? Biasa nyamperin Regal?"

Zera melirik Diba yang diam kemudian beralih pada Laras---Mama nya Regal.

"Kita---"

"Biasalah, kan bentar lagi ujian kelulusan. Jadi makin sibuk, iyakan?"

Laras menatap Zera, cewek itu hanya mengangguk membenarkan ucapan Diba.

"Regal di depan, samperin gih."

Zera mengernyit, namun Diba cepat-cepat meminta nya untuk pergi dengan isyarat mata.

****

Empat cowok berbeda usia kini sudah saling melemparkan guyonan, tertawa keras. Zera baru saja akan menghampiri Regal, niat nya untuk menemani cowok itu tapi ternyata tiga kakak nya sudah duluan.

"Ra, beli camilan gih."

Zera berbalik, menghentikan langkah nya yang hendak kembali ke dapur.

"Kok gue?"

Gerald berdecak, "Jadi mau siapa lagi? Gue? Nggak ada sopan-sopan nya nyuruh yang lebih tua."

Ya, umur saja yang tua tapi otak nya bocil.

Zera menghela nafas, Gerald langsung meletakkan lembaran uang di tangan nya.

Regal yang melihat itu tersenyum tipis, dia lantas berdiri mendekati Glenn yang memainkan ponsel nya. Glenn terlihat mengangguk.

"Gue temenin."

"Hah?" Zera bingung, "Kemana?"

"Yaelah masih aja lemot!" Glenn mencibir, "Beli camilan, Ra!"

Zera melirik sinis, dia jadi malu. Lihat, sekarang Regal justru terkekeh. Cowok itu langsung berjalan mendahului Zera yang masih diam.

"Kalau di apa-apain bilang ke gue."

Puncak kepala Zera terasa ada yang menepuk, lagi, Gibran berpihak pada nya. Wajah datar nya tersenyum tipis, menyuruh Zera menyusul Regal.

"Kenapa nggak bang Gibran aja yang nemenin?!"

"Karena gue mager."

"Mager nya nyiksa Zera!"

"Kenapa nyiksa? Harus nya seneng,"

Zera mengernyit, "Seneng?"

"Pergi sama yang lo suka?"

Dengusan lolos begitu saja, Zera berjalan seraya menghentak-hentakkan kaki nya. Tanpa dia ketahui tiga kakak nya memang sengaja mengerjai nya.

"Len, kalau gitu cara nya si Zera nggak akan bisa lupain si kunyuk satu itu!" Kata Gerald.

"Bisa, kan kita udah sepakat. Kita bermain dengan cara gue,"

"Tepat nya lo mainin adek lo sendiri," Sambar Gibran.

"Adek lo juga, Ran."

ZAELINETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang