DUA PULUH SATU | SEBAGAI TEMAN

395 41 0
                                    

Zera mengedarkan pandangannya pada rak-rak yang berisi berbagai jenis buku. Dia memutuskan pergi ke toko buku untuk membeli buku panduan yang akan dipakai untuk belajar menjelang ujian kelulusan yang akan tiba sebentar lagi, yang akan tiba dua minggu mendatang.

Zera pergi sendiri dengan jasa ojek online, karena Glenn pagi-pagi sekali sudah berangkat ke kantor.

Setelah memilih buku panduan yang dibutuhkan, Zera beralih ke rak novel fantasi, cewek itu suka hal-hal berbau magic, fantasi, dan...misteri.

"Zera?"

Suara ini....Zera berbalik. Dan benar saja, Yulia dan Regal ada di toko buku yang sama dengannya.

Wajah Zera berubah datar, "Oh, kalian."

Yulia tersenyum manis, memasang wajah tanpa dosanya, "Regal ngajakin gue buat beli beberapa buku untuk persiapan ujian nanti. Lo juga?"

"Iya." Singkat Zera.

"Lo kesini sendiri?" Regal bertanya.

Zera membetulkan letak tasnya yang sedikit menggeser dari bahunya, dia mengangguk sebagai jawaban.

"Nanti balik sama kita aja ya? Regal bawa mobil." Tawar Yulia.

Zera memalingkan wajahnya. Mana mungkin dia menerima tawaran Yulia, udah pasti Yulia akan memanas-manasi Zera dengan adegan romantisme nya bersama Regal.

Memangnya Zera apa? Penonton? Maaf, Zera bukan tipe cewek pecinta drama bucin-bucinan. Cuma cintanya ke Regal itu memang asli bucin banget, nggak main-main bucinnya mah.

"Gak deh, gue mau mampir kerumah Aletta dulu." Elak Zera.

"Oh kalo gitu bisa bareng dong. Kan rumahnya searah sama Regal."

Sialan. Zera memakai alasan yang salah, memang rumah Aletta searah dengan Regal, perumahan Aletta hanya 500 meter dari rumah Regal.

"Gue bisa pergi sendiri."

"Kenapa...."

"Yulia..." Tegur Regal, "Kalau dia gak mau jangan dipaksa. Orang kaya dia emang susah nerima kebaikan orang, jangankan nerima." Dia berdecih, "Minta tolong aja gak mau."

Kedua tangan Zera mengepal kuat sampai kuku-kukunya memutih. Ucapan Regal sukses menamparnya, kedua mata Zera rasanya tidak sanggup lagi menahan air mata.

Regal menyadari itu, dia melihat mata Zera yang berkaca-kaca.

"Yaudah, hati-hati di jalan."

Tanpa membalas kata Yulia, Zera langsung pergi begitu saja. Tak lupa dia membayar buku yang hendak dibelinya lalu benar-benar pergi darisana.

Sekarang...hujan malah turun. Ralat, air mata Zera luruh juga, dia menangis sambil berlari, tidak memedulikan tatapan aneh dari orang-orang.

Zera tidak tahu mau kemana, yang jelas dia akan berlari sampai kakinya benar-benar merasa lelah.

Ringisan kecil keluar dari bibirnya, Zera terjatuh karena tali sepatunya yang lepas.

ZAELINETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang