ZAELINE

TIGA PULUH SATU |

"Ra..."

Mata bulat cantik milik Zera menatap sosok tampan di depan nya.

"Iya?"

"Kira-kira kamu bisa berhenti suka sama Regal, tidak?"

Alis nya sedikit mengerut, "gak tau bang."

"Kalau bisa, kira-kira itu dalam hal mengikhlaskan atau..."

"Tunggu," sela Zera, "Abang sejak kapan kepo?"

Sejak kapan...

Ah benar, selama ini Aron hanya sosok asing bagi Zera. Lalu mengapa malam ini Aron terlihat ingin banyak tau? Lebih lagi ini ke hal privacy sebenarnya.

Aron menyunggingkan senyum nya,menghela nafas perlahan.

"Kamu benar."

"Eh?"

"Ayo kita pulang."

Hell!

Benar apanya? Dan...ayo pulang?.

Zera menatap aneh namun segera berlari saat melihat Aron sudah berjalan jauh, padahal dia masih sibuk dengan pikirannya tapi Aron sudah melangkah lebih dulu.

****

"Lapar?"

Hufftt

Zera menghela nafas berat, sudah hampir 20 menit dan Aron baru membuka mulutnya,suasana di mobil tadinya terasa sangat mencekam bagi nya.

"Lapar bang, tapi bisa makan dirum---"

"Ok kita cari makanan di deket sini ada kok." Sela Aron kilat.

"Ah..." Sambung Zera.

"Mau'kan?"

"Gak aku jawab juga abang udah langsung pilih tempat makan."

"Ok pulang."

"Dih! kok pulang?"

"Kamu menolak saya."

"Nggak bang, astaga. Siapa juga yang nolak, gak ada yang nolak kok."

Aron tersenyum tipis, "kamu gak nolak saya?"

Zera pun menggeleng.

"Senang nya."

****

Yulia memicingkan mata saat di kejauhan melihat cowok yang tengah berdiri ragu di depan rumah kepunyaan keluarga Hartajji. Ia nampak sedang memikirkan sesuatu.

Yulia tersenyum simpul. Regal lah yang berada disana, dia tau Regal akan bertemu dengan siapa.

"Re?"

Regal menoleh, dengan ekspresi sedikit terkejut dia membuang wajahnya untuk menutupi kegugupannya kini.

Rasa gugupnya belum saja hilang saat akan menemui Zera tapi Yulia datang dan menambah rasa gugupnya.

"Regal?"

"Eh-hmm?"

"Lo..." Yulia mendongakkan kepala memastikan Regal tengah bersama siapa tadi.