11.

843 112 2
                                    

Jeno meletakkan hapenya malas setelah merubah mode di handphonenya menjadi mode pesawat. Ia mau saja membantu haechan, tapi niatnya terurungkan oleh ingatan mengenai kejadian semalam.

Tadinya, sempat terlintas juga dipikiran jeno, apakah haechan akan melakukan hal hal bodoh itu lagi. tetapi dilihat dari gaya chat ini, jeno tau bahwa haechan akan baik baik saja. 

Lalu tiba tiba terdengar suara ketukan pintu dan membuat jeno menoleh di balik pintu yang sudah terbuka, terlihat mama jeno tersenyum.
"Jen.. temenin mama bentar yuk"

"Kemana mah?" 

"Mama mau masak masak buat client mama, ternyata dia nyampenya pagian, jadi temanya ga lunch lagi deh jadi brunch.." mama jeno menghampiri kasur jeno dan duduk diatasnya 

"Mama males kalau ke pasar pagi pagi.. mumpung supermarket di perempatan masih agak lama tutupnya, temenin mama kesana aja yuk.." lanjutnya.

jeno meraih guling lalu memunggungi mamanya "Ahh sama pak agus aja sana maa" 

pak agus merupakan supir keluarga jeno yang biasanya lebih sering menghabiskan waktu bersama mama dan papanya. 

"Pak agus kan dipake papa, lagipula mama kangen belanja sama anak ganteng mama" mama jeno menoel pinggang putranya usil yang membuat jeno bergidik.

"Selesai mama masak buat client, malemnya mama yang masak dinner deh.. kita makan dirumah sama papa juga oke?" Mendengar persetujuan dari mamanya, jeno segera berdiri dan mengambil jaketnya. 

Sudah lama sekali jeno tidak pernah makan bersama keluarganya. Entah karena papa jeno yang selalu sibuk (bahkan semenjak ia kecil) atau jeno yang sudah malas bertemu dengan papanya dan akhirnya menghabiskan waktu di warung babeh 

"Nah gitu dong.. kan ganteng...hehe mama siap siap dulu ya" 

.

.

.

.

"Jen tolong ambilin mama ikan salmon ya, bilang 500gr aja.. mama di tempat daging ya.."

jeno mengangguk dan bergegas menuju ke counter ikan. 
.

Mama jeno sedang asik melihat lihat di bagian counter daging saat seseorang yang sudah memperhatikan dirinya sedari tadi menyapanya.

"Jess? Is that you?" Sapa seseorang yang lebih tinggi darinya itu.

Mama jeno atau yang dikenal juga sebagai jessica menolehkan pandangannya. melihat laki laki yang sedang menggunakan jaket kulit rapih dan cukup tampan, pikirnya. tapi setelah diperhatikan lagi.. wajahnya nampak sangat amat familiar.

 "OMG! JOHNNY! YOU'RE JOHNNY SUH RIGHT?" Jessica bertepuk tangan kegirangan saat melihat koleganya selama di vancouver bertemu di supermarket yang berada di kawasannya ini. 

"Yes!! It's me johnny! nice to meet you again jess" ujar johnny sambil merengkuh tubuh jessica dalam peluknya. 

"What are you doing here? Kamu ngapainn?? Kamu kok ga di vancouver lagi?" Jessica masih memandangnya semangat, sudah hampir 12 tahun ia tidak bertemu lagi dengan johnny, yang sekarang sudah nampak sangat matang menjadi ayah.

"I move in! Awalnya emang karena project, tapi mereka emang lagi butuh cabang di sini, so aku minta pindah aja sekalian, kabarmu gimana??" 

"Kabarku--" 

"--mah ini salmonnya" obrolan jessica terpaksa berhenti saat jeno sudah berdiri disampingnya, ia lalu memegang kedua bahu jeno 

"Oh iya, This is my son, jevelyn ardelino, si jeno yang waktu aku tunjukin ke kamu fotonya masih kecil itu" johnny mengangguk angguk kagum memperhatikan jeno dari atas sampai bawah.. 

SUN WITHOUT SHINETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang