07.

903 123 6
                                    

Jeno menutup handphonenya setelah mendapatkan balasan dari haechan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Jeno menutup handphonenya setelah mendapatkan balasan dari haechan. Sebenarnya bukan tanpa alasan jeno mengkhawatirkan haechan hari ini. tepat tengah malam nanti, merupakan tahun pertama peringatan hari kematian kedua orang tuanya. Sudah genap satu tahun haechan ditinggal ayah dan bundanya. 

Sehingga jeno khawatir apabila temannya itu melakukan hal hal bodoh lagi. 

Pikiran jeno kembali ke beberapa bulan setelah pemakaman orang tua haechan saat ia menemukan sahabatnya berada di unit gawat darurat, hampir saja kehilangan nyawanya.

Haechan mengalamikecelakaan tunggal saat menggunakan motor milik ayahnya. Sudah semenjak keduaorang tuanya meninggal haechan belajar mengendarai motor sendiri. 

Pikiran jeno kembali ke beberapa bulan setelah pemakaman orang tua haechan saat ia menemukan sahabatnya berada di unit gawat darurat, hampir saja kehilangan nyawanya. Saat itu jeno menghampiri haechan dan melihat haechan yang berada di bangsal rumah sakit dengan luka hampir diseluruh badannya sedang menangis keras, berkali kali mengatakan mengapa ia masih bisa diselamatkan.

Semenjak saat itu, jeno mengetahui bahwa sahabatnya tidak pernah baik baik saja dan akhirnya berkali kali menemukan haechan ingin melakukan percobaan bunuh diri.

walau beberapa bulan terakhir ini sepertinya kondisi haechan lebih stabil, tidak ada lagi haechan yang tiba tiba menjadi pendiam, menolak makan berhari hari, atau luka lebam yang ditemukan entah di pipi maupun jemari haechan. Jeno tetap menaruh curiga. 

Apalagi saat tadi siang ia menemui haechan tidak melepaskan jaketnya sama sekali. Padahal biasanya ia menjadi orang pertama yang mengeluh kegerahan.

Maka dari itu, saat ini sosok jangkung berambut hitam legam itu sedang mondar mandir didepan pintu rumahnya, mempertimbangkan apakah ia harus pergi ke tempat haechan karena takut hal hal buruk terjadi lagi pada haechan.

.

.

.

.

Disisi lain, haechan yang baru saja menyelesaikan kegiatan futsalnya diajak pergi oleh chani ke lokasi balap liar. Kali ini chani juga sudah memiliki kendaraannya sendiri, bekas abangnya.

Walaupun masih illegal untuk mengendarai kendaraan sendiri, mereka berdua melakukannya secara diam diam dan sudah menyusun rencana untuk membuat surat izin mengemudi bulan depan dengan mengelabuhi umur mereka. 

Tanpa disangka, Haechan menolak ajakan chani hari ini, dengan alasan bahwa ia lupa mengunci rumahnya dan harus segera kembali untuk memastikannya lagi.

Chani mengangguk setuju dan mengatakan bahwa haechan harus bersiap untuk ikut pertandingan di bulan selanjutnya bersama chani dan hwiyoung. 

Haechan hanya mengangguk dan tidak lama kemudian bergegas pergi menjauhi arena futsal.

.

.

Sesampainya dirumah haechan langsung meletakkan helm hitam kesayangannya di ruang tamu setelah membuka kunci pintu rumahnya.

Alasannya mengenai rumah yang tidak dikunci?  tentu saja bohong. Rumah dikunci saja tetap ada maling, bagaimana yang tidak dikunci? Pikir haechan. 

Ia masuk ke rumahnya setelah melepas sepatu futsal. Berjalan kearah dapur lalu menegak segelas air dingin  dari botol yang ia letakan di kulkas kosongnya. 

setelah menyelesaikan acara minumnya, haechan terdiam melihat seisi rumahnya dari counter dapur.

"Ngapain tinggal dirumah besar kalau cuman sendiri" monolog haechan. Ia lalu duduk di sofa besar di ruang keluarga, menatap lurus ke figura diatas televisi yang berisikan potret dirinya yang dipeluk bunda dan ayah beberapa tahun silam.

"Bunda.. ayah.. echan kangen..." lirih haechan pelan "apa echan gaboleh nyusul kalian??"

Tidak lama kemudian terdengar kekehan kecil dari bibirnya 

"bunda.. tau ga? setiap echan mau nyusul.. pasti aja gagal.." pikirannya berlalu lalang mengingat jeno yang selalu menemukannya dalam berbagai kondisi atau saat jaemin dan renjun mengobati dirinya dimasa haechan memberanikan diri untuk bertengkar dengan orang orang dewasa membela kawan kawannya.

"Tahun lalu, haechan duduk disini bun.. ngeliat jeno nangis.., di jam yang sama ternyata bunda sama ayah udah ninggalin echan.." ditatapnya figura itu lekat lekat. 

"Tahun ini biar echan yang nyamperin ayah sama bunda ya???" 

.

.

.

.

kritik dan saran diterima kak :) 


side story: 

babeh send a pict to jeno via WA , terus nelpon jeno

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

babeh send a pict to jeno via WA , terus nelpon jeno

"jen ini temen lo angkut nih udah 2 hari di warung gua mulu" 

"lah itu maenan ama siapa dia beh"

"ama njun ditemenin. sini lu.. warung gua kaga bisa nutup ni, makan kagak."

"lah 2 hari ngapain aja beh?"

"minum air sama ngerokok doang, katanya biar ga miskin"

"taiii beli rokok bisa, beli nasi gabisa, yaudeh abis ini gue otw sono, jemput nana dulu sekalian main" 

"yee budak bodohi, gue suruh lu ngangkut malah jadi pada maenan kesini. haddeh. yodeh buruan mo gua masakin indomie nih barengan biar echan ikutan makan" 

"asik.. gratis ya beh?" 

"kapan gue naik hajinya kalo ngeladenin setan setan modelan kek elu semua..." 

.

.

.

.

.

oh iya, mau bilang terimakasih buat yang udah vote.. huhu ga nyangka ada yang bener tertarik.. semoga cerita ini bisa terus menarik.. yang mau comment juga dipersilahkan banget kakk 

SUN WITHOUT SHINETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang