03.

1.1K 140 2
                                    

Setelah mengunci pintu rumah dan menenangkan pikirannya.., ayah beranjak naik ke atas menuju kamar Haechan. Setelah dipikir pikir, perbuatannya juga salah. Apapun alasannya, bermain tangan tidak bisa dibenarkan. Maka dari itu, Ayah akan meminta maaf pada Haechan mengenai perilaku kasarnya dan berjanji akan menunggu hingga ia siap bercerita.

Tanpa mengetuk, ayah membuka pintu kamar bertuliskan 'FULL SUN' pemberian bundanya saat Haechan masih kecil. 

Dari pintu, ayah sudah dapat melihat punggung anak laki laki berumur 15 tahun yang barangkali sedang mengalami masa pubertas tertidur membelakanginya. Setelah menutup pintu kembali, ia berjalan mendekati kasur Haechan dan duduk disampingnya secara perlahan. Berusaha untuk tidak membangunkan Haechan.

"Maafin ayah ya nak.. ayah ga maksud nyakitin haechan.. ayah kelepasan.. ayah emosi.." ucapnya pelan sambil sesekali mengelus surai lembut haechan

"ayah tau kalau ayah salah, dulu juga kan ayah yang ajarin echan untuk gamalu minta maaf duluan kalau kita memang salah.." ayah menghela nafas pelan sebelum melanjutkan ucapannya "mungkin echan lagi ada masalah dan belum siap cerita sama ayah.. tapi ayah bakal tungguin sampe kamu siap cerita ya.. ayah sayang banget sama echan"

Sesekali ayah melirik ke wajah Haechan yang nampaknya sudah tertidur pulas dengan bekas air mata yang sudah mengering. Jangan lupakan hidungnya yang memerah dan pipinya yang terlihat sedikit bengkak. Membuat ayah semakin bersalah akan perilakunya tadi.

Setelah dirasa cukup, ayah menarik selimut biru bermotifkan kapal laut hingga ke pundak haechan dan mengecup kepala haechan pelan.

Sebelum keluar, ia memandangi lagi kamar anaknya. Mengedarkan pandangannya pada beberapa poster otomotif terutama poster motor yang ada pada dinding-dinding kamar. beberapa figuran motor balap juga ada di meja belajarnya. 

ia tidak ingat kapan terakhir kali haechan dan dirinya membicarakan tentang motor balap kesukaan mereka, ia mengakui bahwa akhir akhir ini jadwalnya padat dan sibuk, sehingga sering kali pergi ke luar kota dan meninggalkan haechan sendirian.

Ayah tersenyum tipis sebelum menutup pintu kamar haechan, ada rasa rindu untuk bermain lagi bersama anak laki laki yang biasanya tidak pernah berhenti membicarakan apa saja yang terlintas di pikirannya. Entah mengapa ada perasaan bersalah dihatinya. Mungkin dirinya yang sibuk bisa menjadi penyebab Haechan bertingkah seperti ini.

.

Subuh subuh bunda memasuki kamar Haechan lalu duduk dipinggir tempat tidurnya seperti posisi ayah semalam. Bunda melingkarkan lengannya dibelakang kepala haechan sambil sesekali mengelus pipi gembil itu pelan. juga membuat suara suara kecil berusaha membangunkan jagoan kecilnya itu.

"Euhm~" geliat haechan terbangun setelah mendengar suara bunda di telinganya "bunda?" lenguhnya pelan sambil melingkarkan lengannya manja di pinggang sang bunda.

"Iya sayang.. ini bunda.." jawab bundanya halus sambil terus menerus mengelus rambut haechan.

Seperti teringat akan sesuatu,Haechan melepaskan pelukannya tiba tiba dan menatap bundanya lekat.

"Bunda maafin echan ya.." suara lirih Haechan mengisi ruangan yang sepi, matanya juga nampak kembali berair.

Bunda menatap haechan lalu tersenyum manis "bunda juga minta maaf ya sayang karena langsung marahin echan tadi malam.. jujur bunda khawatirrr bangett sama echan" bunda memberikan penekanan pada tiap katanya. Berusaha memberi tahukan pada Haechan betapa khawatirnya ia semalam. "..terus sebenernya ada kejadian apa hmm?? mau cerita sama bunda??"

Haechan menautkan jemarinya, memainkannya sebentar sebelum menatap bundanya lagi.. "echan belum siap cerita semua, tapi yang bunda harus tau.. echan ga nakal sama sekali kok bunda.." Ucapnya, lalu berusaha menguatkan lagi nada suaranya

"echan juga ga ngerokok, kemarin itu pas ngumpul echan dikasih rokok sama orang tapi cuman echan pegang pegang doang bun, soalnya haechan masih inget janji sama bunda buat tetep sayang sama badan echan sendiri" lirihnya pelan, menimbulkan sedikit rasa lega dalam hati bunda bahwa putranya ini tidak melakukan hal yang tidak diinginkan olehnya.

"Echan juga ga kumpul sama orang jahat kok.., euhmm, ada beberapa sih yang nakal, tapi echan cuman liat liat aja.. ga ikut ikut, maaf bunda.. bikin bunda khawatir, nanti kalo echan siap echan bakal cerita semua ke bunda"

Walaupun masih menaruh rasa penasaran, bunda tetap lega bahwa anaknya masih mempercayainya menjadi tempat cerita.

"Bunda siap dengerin cerita echan kapan aja.. tapi jangan lama lama ya.. nanti kalau bunda keburu pergi gimana??" Ucap bunda yang di ikuti dengan tatapan kaget dari wajah Haechan.

"Bunda mau pergi kemana??" Tanyanya gusar, bunda terkekeh pelan melihat raut wajah anaknya yang nampak khawatir

"Bunda mau nemenin ayah anter dokumen sayang nanti sore.. tapi kemungkinan baru balik besok siang.. cuman sehari kok.. nanti kalau haechan mau ajak jeno tidur disini gapapa.. echan masih temenan kan sama jeno?? echan jangan keluar malem dulu ya hari ini??" Ucap bunda sambil mengelus elus pipi haechan, haechan mengangguk, menjawab semua ucapan bunda.

beberapa minggu ini Haechan memang sering ditinggal. Maka dari itu, dirinya yang bosan meng-iya-kan tawaran Chani beberapa minggu lalu. Hingga akhirnya ia malah terlalu senang dan mengikuti alur pertandingan seperti ini.

"Ayah sibuk terus..." Haechan mengerucutkan bibirnya. Ia teringat pada sosok yang semalam berkunjung ke kamarnya. Mengucapkan maaf dan mencium keningnya sebelum tidur.

Iya.., tadi malam Haechan belum sepenuhnya tertidur. Ia terbangun saat merasakan seseorang duduk dikasurnya. Tapi ia berusaha tidak acuh karena perasaan kesal di dalam hatinya. 

Namun malam itu, ia mendengarkan seluruh perkataan tulus ayahnya. Yang malah menorehkan perasaan tidak enak untuk Haechan. Karena jelas jelas tadi malam harusnya Haechan juga meminta maaf. Tapi rasa gengsi yang lebih besar juga rasa kecewa karena ayahnya yang berani bermain tangan itu membuat ia enggan merespon omongan ayahnya

"besok ajalah minta maaf sama ayahnya" batin Haechan tadi malam, tepat setelah ayah menutup pintu kamarnya rapat-rapat.

"Sekarang kamu siap siap ke sekolah ya.. bunda siapin sarapan dulu.." ucap bundanya lalu meninggalkan haechan yang akan bersiap siap.

..

"Loh? Ayah mana?" 

.

.

.

.

.

kritik dan saran dipersilahkan :)

side story: 

"Jagoan kesayangan ayah di buku tahunannya, ceritanya mau ngeluarin jurus naruto ya? Atau jurus kamekameha?

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Jagoan kesayangan ayah di buku tahunannya, ceritanya mau ngeluarin jurus naruto ya? Atau jurus kamekameha?. kalau diliat liat gantengnya echan ternyata nurun dari ayah ya.. ayo siapa yang bilang echan mirip bundanya? jelas jelas ganteng gini makin mirip ayah!!" -Update FB ayah

SUN WITHOUT SHINETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang