21.

765 116 5
                                    


"BANGSAT!!!" Teriak Haechan marah, membuat seluruh kelas serentak menatapnya dengan tatapan horror. Tidak terkecuali Jeno dan Renjun yang kaget karena Haechan berdiri secara tiba tiba padahal tadinya yang mereka tahu Haechan sedang tidur. 

"WOI!! PAAN SI!" Teriak Renjun balik. saking kerasnya rasa rasanya kelas lain juga akan mendengar suara teriakan mereka berdua. 

"Nana-.." tanpa penjelasan lebih lanjut, Haechan malah berlari keluar kelas meninggalkan semua peralatannya di meja. Tidak lama setelah Haechan keluar kelas terdengar samar samar teriakan ibu nia memanggil namanya berkali kali tetapi haechan tidak kunjung kembali. 

Renjun dan Jeno saling melempar tatap, bahkan Jeno sekarang sedang berusaha menelfon Haechan. ia tahu, ada sesuatu yang salah dengan Jaemin. jika tidak, Haechan tidak akan kalap seperti ini. awalnya keduanya ingin menyusul.. tapi ibu nia sudah lebih dulu kembali ke kelas dan menatap tajam ke arah Jeno dan Renjun 

"Itu temen kalian sekarang kesurupan apa lagi?, kalian mau ikutan dia hah? Mau saya buat 0 nilai UTS nya?" Tanya bu nia. mendengar ancaman dari bu nia membuat Renjun dan Jeno mengurungkan niatnya dan duduk kembali di kursi masing masing. 

masih dengan rasa penasaran, Renjun mencolek baju jeno dari belakang "Jen, nana kenapa?" Tapi tanpa menoleh, Jeno hanya mengangkat bahunya mengisyaratkan bahwa ia tidak tahu. bukannya Jeno tidak mau membicarakan ini, tapi jelas jelas  bu nia masih memelototi dirinya. 

kalau kalian tanya, Jeno juga khawatir. fikirannya sudah terbang kemana mana. takut kalau haechan akan kehilangan kendali dan mencari keributan lagi. apalagi kalau sudah menyangkut tentang Jaemin. Tapi ia mencoba untuk menenangkan dirinya sendiri dan berencana akan mengejar Haechan tepat setelah jam istirahat berbunyi.

.

Haechan sekarang sudah berada di warung babeh. Nafasnya naik turun tidak karuan. menandakan ia berlari secepat mungkin. 1) karena panik dan 2) karena ia dikejar satpam sekolahan. 

Babeh yang tadinya sedang tidur di kursi kayu pun terbangun mendengar derap kaki melangkah cepat ke arahnya"EBUSED NGAGETIN AJA!" Teriak babeh saat Haechan sudah berada tepat didepan wajahnya dengan keringat becucuran. 

"Lu kenape lagi ntong? Jam segini dah cabut aje?" Tanya babeh sembari menusukkan sedotan ke air mineral gelas saat melihat nafas Haechan yang masih tidak beraturan lalu memberikannya kepada Haechan diselingi ucapan terimakasih setelahnya.

"Nana beh, nana kayaknya dikeroyok lagi" 

"Makanya kemaren gadateng? Bukannya kemaren katanya mau tidur duluan?" Tanya babeh, tentu saja ia mendengar sekilas percakapan mereka semalam. 

Haechan menggelengkan kepalanya, tidak tau apa yang sebenarnya terjadi pada kawannya itu. 

tidak lama kemudian Ia segera menyalakan motor dan mengeluarkannya dari pinggir warung.

"Heh mau kemana?" 

"Kalo jeno apa njun nyamper, bilang tungguin gue disitu beh" Haechan memakai masker dan helmnya juga mengenakan jaket hitam yang sengaja ia taruh di kursi singgahsana Jeno tadi pagi. 

"Heh lo jangan ngeroyok sendirian! Mau mati lo?" Tegur babeh separuh berteriak karena Haechan sudah terlanjur melaju dengan kecepatan tinggi. 

Menuju ke rumah jaemin adalah tujuan Haechan sekarang. Ia harus memastikan dengan mata kepalanya sendiri bahwa jaemin baik baik saja dan apa yang dikatakan Chani tidak benar.

.

.

"Permisi..., nana..." teriak haechan dari depan pagar rumah bergaya modern. Haechan sedikit berjinjit agar dapat melihat isi rumah yang terlihat sepi itu. 

SUN WITHOUT SHINETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang