15.

867 110 3
                                    

"Yee ieu barudak dibiarin malah mesra mesraan berdua" suara yang berasal dari pintu berhasil membangunkan haechan dan jaemin dari tidurnya.

Posisi mereka saat ini haechan tertidur di bangsal uks dan jaemin tertidur di kursi dengan kepala berada di bangsal, seperti menunggu orang sakit.

"Apaan si lo ngagetin aja, masi ngantuk ah" jawab haechan lalu memunggungi mereka. Tetapi yang didapat setelahnya ialah lemparan tas dari jeno.

"Aduh sakit goblok" rintihnya. Jaemin tertawa dan membiarkan jeno duduk dikursi yang tadi ia duduki, sedangkan ia duduk di pinggiran bangsal yang digunakan haechan

"Dicariin bu nia" ucap renjun yang sekarang sudah menggunakan seragamnya kembali.

"Katanya i love you" jeno melanjutkan ucapan renjun saat sudah melihat haechan menengok seakan akan bertanya 'ada apaan lagi'

"Yeeee, elo aja ama bu nia gua mah ogah"

"Bu nia nya juga ogah anjir sm anak kek elu, susah ngurusnya" ledek renjun.

"Nah cakep nih kalo udah berempat gini" haechan tiba tiba duduk dari posisi tidurnya dan menghadap ketiga kawannya. "Cakep kalo kita cabut aja sebelum ntar gue jadi buronan anak osis hehe" lanjutnya.

Jeno memutar bola matanya malas, sepertinya akan ada drama season baru antara haechan dan osis sekolah.

"Ih bodoh ai sia!!!!" Jaemin berteriak tiba tiba. Membuat haechan jeno dan renjun refleks memegang dada masing masing

"Aing ikut lah jir kalo cabut mah"

"Yeeee!!!" Dan jaemin dihadiahi sebuah jitakan dari ketiga kawannya.

.

.

.

"PERMISI" "YUHU YUHU SPADAAA" Teriakan renjun menghiasi rumah haechan saat mereka mulai memasuki rumah haechan. 

Setelah memutuskan untuk cabut dari sekolah. Mereka ber-4 segera bergegas ke kantin dan memanjat dinding pembatas yang biasanya juga mereka gunakan untuk pergi ke warung babeh apabila terdesak.

"Ini emak gue kalo masih idup, tiap lu kesini dia sakit kepala kali yak jun.. berisik banget" Haechan lalu melangkahkan diri ke dapur, seperti biasa menegak segelas air dari kulkasnya.

"Buset.. ini kulkas apa hati sia chan.. kosong amat.." lagi lagi renjun berkomentar, ingin rasanya haechan menyiram wajah renjun dari air di gelas yang dipegangnya, tapi rasa haus sudah membuatnya menegak habis air tersebut.

"Komentar mulu lu kayak netijen" balas haechan.

"Tapi serius lu kalo dirumah makan apaan dah chan. Masa indomie mulu, ga di babeh ga dirumah" jaemin sekarang ikut bergabung di counter dapur, sedikit berkeliling membuka buka laci dapur rumah haechan

"Yailahh, jaman udah canggih! Tinggal pesen doang napa dah, iye ga jen?" Sambil menyenggol jeno, haechan menyodorkan segelas air.

"Auk dah, gak ikut ikut gua" balas jeno.

"Ayok PES, yang kalah jajanin mcd yak" tawar jaemin

"gua sama jeno, lu sama njun" lanjutnya.

"Yah bener bener lu na.. kan renjun ga bisa main PES"

"Makanya gua plotting gitu biar lu yang traktir hehe"

"Bener bener anak dakjal lo pada ye, anak yatim masih diperes duitnya" diikuti oleh suara tawa yang lainnya

"Ayo jun kaga ngapa, ntar gue ngutang dulu sama lu kalo gua kalah"

"Ujung ujungnya gue yang rugi bandar dong, sialan!" Keluh renjun
.
.
.

SUN WITHOUT SHINETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang