20.

854 122 12
                                    


"WEIIIT PA AJIII lu otw dr arab jam segini baru sampe????" Renjun meneriaki Haechan yang baru saja sampai menggunakan motor hitamnya. saat ini jam sudah menunjukkan pukul 9 kurang 10. padahal tadi ia mengatakan akan berangkat pukul setengah 8.

setelah membuka helm dan meletakkannya asal, mata Haechan mengedar ke sudut sudut warung babeh, bahkan Haechan sampai memeriksa kedalam warung dan samping warung. tapi selain kehadiran Jeno yang sedang asik bermain game di handphonenya dan Renjun yang sedang asik menyantap makanan didepannya, Haechan tidak menemukan orang yang seharusnya menenangkan pikirannya saat ini. 

"Nana mana?" Tanya Haechan setelah mengedar kemana mana. Jeno melepas perhatiannya dari gamenya dan sekarang ikut menatap Haechan memberikan respon dengan naiknya pundak lebar milikinya lalu asik lagi menatap layar handphonenya. 

"Lo gaada yang dihubungin nana?" Tanya Haechan lagi. dari nadanya, semua orang tahu. Haechan pasti terlalu memikirkan Jaemin. ia sering sekali seperti ini. kalau kata Renjun sejak lama Haechan memang suka over-protective

"Engga.. aneh banget emang sih tiba tiba tu anak ngilang gini, ga muncul juga kan di grup?" sahut renjun sedangkan haechan sudah sibuk menelfon handphone jaemin berulang kali 

"Udah si jangan panik banget chan" sekarang Renjun mulai menegur Haechan yang tidak bisa diam ditempatnya dan beberapa kali mengumpat karena telfonnya tidak diangkat oleh Jaemin. 

"Lagi tidur kali chan, pucet gitu tadi sore juga pas lo balik duluan ga lama dia bilang mau balik karena gaenak badan" kali ini jeno yang bersuara. Haechan memang mudah panik jika sudah menyangkut jaemin. Apalagi kalau sudah mengingat beragam kejadian yang pernah terjadi pada Jaemin. wah, Haechan bisa seperti orang kesetanan kalau kata Renjun. 

"Terus kalo dia kenapa kenapa gimana jen!!!" Haechan menaikan intonasinya, separuh membentak jeno memberi radar kalau ia sedang sangat mengkhawatirkan jaemin dikarenakan firasat dan gerak gerik Jaemin sedari sore. Ditambah, emosi Haechan yang sedang tidak stabil dikarenakan fakta baru tentang hidupnya. 

"Tuh orangnya bales di grup" ujar Renjun memecah suasana, takut takut Haechan dan Jeno bertengkar lagi

"Tuh orangnya bales di grup" ujar Renjun memecah suasana, takut takut Haechan dan Jeno bertengkar lagi

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Udah tuuh, nana lagi bobo.. mending kita main catur dulu aja. Yang kalah traktir mcflurry yak" Renjun mengajak Haechan untuk duduk disampingnya sembari membuka papan catur yang biasa mereka mainkan. 

Walau rasanya masih ada yang mengganjal, Haechan berusaha untuk mempercayai jaemin kali ini. Karena ia tau, ada kalanya ia ingin sendiri dan tidak ingin diganggu. Mungkin itu yang sedang jaemin rasakan dan Jaemin juga sudah berjanji pada Haechan waktu itu kan?

"Yang freak siapa chan?"

Sembari menyeruput kopinya, Jeno bertanya pada Haechan yang sekarang telah terdiam. Mata Jeno terfokus pada tangan Haechan yang mengepal keras lalu berdalih lagi melihat wajah Haechan yang sudah berubah raut wajahnya. 

SUN WITHOUT SHINETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang