04.

1K 128 3
                                    

"Loh? Ayah mana?" Tanya haechan. Di meja makan hanya tersedia dua piring untuknya dan bunda.

Sembari membenarkan dasi haechan, bunda menjawab..

"Ayah pergi duluan.. tapi nitipin surat tuh buat haechan" bunda menunjuk ke amplop berukuran sedang diatas meja makan yang ada dihadapan haechan sekarang.

Haechan mengerenyitkan dahinya lalu duduk dan membuka amplop tersebut tidak sabaran.

Maniknya memperhatikan kertas berisikan tulisan tangan ayahnya dan mengeluarkan benda lain dari amplop tersebut yang berisikan kunci kendaraan dengan 2 buah kertas tebal

.
'Jagoan ayah, maaf ayah belum bisa minta maaf secara langsung sama echan ya, dan maaf karena ayah harus pergi lagi, tapi ini ayah kasih kunci motor ayah jagain dulu ya.., hari sabtu besok kita pergi ke pertandingan balap motor sama ayah.. oke? nanti ayah bakal ajarin echan beberapa hal tentang motor ayah.. tunggu ayah pulang ya echan bawel'
.

Begitulah isi dari surat didalam amplop tersebut. Pipinya naik dan bibirnya menampakkan senyum. ditatapnya lagi 2 tiket ditangannya dengan tatapan tidak percaya, perasaannya campur aduk. Ia senang dan juga bersalah sekaligus.

kunci motor tersebut dimasukannya ke kantong celana dan menyelesaikan sarapannya dengan cepat. Ia tidak sabar untuk segera menceritakan hal ini baik kepada chani maupun jeno. Lebih tepatnya untuk pamer.

"Echan berangkat dulu bunda!" Teriak haechan menghampiri bundanya yang masih sibuk di dapur lalu memeluk tubuh ibunya dari belakang

"bunda hati hati dijalan!" Lanjutnya manis.

Bunda menangkup pipi haechan lalu mencium keningnya "sayang.. jaga kesehatan ya.. jangan sampai sakit, bunda sayang sekali sama haechan.. ayah juga.. jangan pulang malam lagi.. bunda nanti nonton drama ditemani siapa kalau bukan sama echan? Hmm?"

"Hehehe iya bunda, malam ini haechan tonton dramanya deh.. nanti pas bunda pulang, echan kasih tau ke bunda ya ceritanya kayak apa.." balas anak laki laki berambut kecoklatan itu, bunda mengangguk dan membiarkan haechan pergi..

entah kenapa hari ini rasanya ia sangat ingin berdekatan terus dengan haechan, tapi ia juga harus menyiapkan keperluannya untuk pergi menemani suaminya nanti sore

.

.

"JENO!!!" teriak haechan dari jauh. 

sosok yang dipanggil hanya menoleh sebentar lalu mengacuhkan pandangannya. Haechan mempercepat lankahnya

"ehh sia mah ngambekan!" teriak haechan disampingnya, menyenggol lengan jeno meledek sahabatnya itu

"Males ngomong sama sia" jeno mendengus dan berjalan cepat agar tidak berada disamping haechan lagi

"Ih maafin atuhlah, aing udah baikan sama bunda, sama ayah juga.. soalnya sekarang udah ga level liat balap liar lagi mah.." sebelum melanjutkan ucapannya haechan mengeluarkan tiket dari sakunya.

"..echan mah sekarang diajak nonton sama ayah! Balap beneran jen!!" Ucapnya separuh berteriak kesenangan. Jeno juga menatap tiket di tangan kawannya dengan tatapan berbinar. Sangat susah mendapatkan tiket itu bila tidak memiliki koneksi dengan orang dalam.

"DIH KOK BISA!!!" Teriaknya, haechan menjulurkan lidahnya sambil separuh berlarimenjauhi jeno. Tangannya mengeluarkan kunci motor milik ayahnya yang tadi iabawa dan diangkat tinggi tinggi

"EH ITU KUNCI SAHA!!!" Teriak jenoyang disusul dengan acara kejar kejaran antara haechan dan jeno sampai ke kelas.

.

SUN WITHOUT SHINETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang