08.

924 125 9
                                    

⚠️⚠️ Trigger warning, mention suicidal thing and blood related⚠️⚠️
.
.
.
Haechan membuka pintu kamar orangtuanya yang sudah satu tahun tidak pernah dikunjunginya. entah mengapa bagi haechan, membuka kamar ini seperti membuka banyak kenangannya, dari mulai haechan yang sering menangis dan mengadu disini, sampai haechan yang sering mengusili kedua orang tuanya. 

Kondisi ruangan ini sudah mulai berdebu karena tidak pernah dibersihkan. beberapa peralatan mulai nampak usang walau baru satu tahun ditinggal pemiliknya. riasan wajah milik bunda, koleksi jam tangan milik ayah, bahkan sprei kamar ini tetap berada di posisi yang sama.

haechan lalu duduk di kursi tempat biasa bundanya bekerja, mengerjakan design untuk perusahaan kecilnya. 

Ia menghidupkan komputer milik bunda, teringat masa masa dimana haechan selalu merindukan di pangku oleh ibunya di kursi ini untuk membalas email kawan pena nya, bermain game saat hanya ada satu komputer di rumah ini dan juga untuk melihat lihat koleksi foto atau video saat haechan kecil. 

Dan saat ini, haechan sedang melakukan hal yang sama walau tidak di dipangkuan bundanya.
.
.
Haechan tersenyum saat melihat video dimana dirinya terjatuh saat mengambil bola, ayah langsung sigap membantu haechan berdiri dan menenangkan haechan yang akan segera menangis sambil menatap kebingungan kearah kamera atau video selanjutnya dimana haechan menangis keras saat melihat badut di sebuah pusat rekreasi. 

Air matanya perlahan mulai menetes di kedua pipi gembilnya. Kenangan kenangan dengan orang tuanya mulai muncul bak kepingan puzzle.

ia sangat rindu dengan ayah dan bundanya. baginya, pertemuan terakhir mereka sangat menyakitkan bagi haechan. andai saja tidak ada pertengkaran di malam sebelumnya, mungkin haechan tidak akan merasa sesakit ini. 

Sebelum mematikan komputer, haechan melihat notifikasi di bagian kanan bawah.

Johnnysuhh@mail.com :

"Hey.. its been a year, are you mad? I send you email every month and today, i decided to move to your hometown. Im going to visit you soon"

Begitulah sekiranya isi pesan dari orang bernama johnny, haechan mengerenyitkan dahinya lalu tangannya tergerak untuk membalas email tersebut

To: johnnysuhh@mail.com

"There is no more tifanny Grace. She is gone"

Begitu balas haechan sebelum benar benar mematikan komputer milik bundanya, tiffany grace. 

.

.

.

.

Jeno menggedor gedor pintu rumah haechan setelah berkali kali tidak mendapatkan jawaban saat menelfon haechan. padahal jelas jelas tertulis berdering disitu.

Rasa takut yang di miliki jeno kembali bertambah setelah tidak ada sahutan dari dalam rumah padahal motor haechan sudah terpampang di depan rumah yang menandakan haechan sudah berada dirumah. 

Sambil terus mencoba menghubungi handphone haechan, jeno tetap menggedor gedor pintu berwarna coklat itu.

Jantungnya nyaris berhenti saat akhirnya terdengar suara kunci terbuka dan disaat yang sama menampakkan haechan dengan wajah pucat. Rambutnya terlihat basah entah karena apa.

haechan tersenyum sambil menatap jeno.

"Gue kira...... gue dijemput beneran...... hehe... ternyata elo lagi jen..." ucap haechan dengan suara yang amat pelan dan lambat.

jaket oversized berwarna hitam yang digunakan haechan saat ini menjadi perhatian jeno setelah melihat ada sesuatu menetes dari balik lengan jaketnya. Baru saja jeno ingin meraih lengannya, haechan sudah jatuh terduduk di kedua lututnya.

"CHAN... chan. Anjing chan lo kenapa lagi!!" Jeno menumpu badan haechan yang saat ini sudah menjatuhkan diri di dekapannya, dan setelah dilihat lebih jelas, cairan merah kental mengalir dari dalam lengan haechan dan sudah mengotori sebagian dari lantai rumah. 

"YA TUHAN CHAN!!!!!" Teriak jeno saat menyadari lengan haechan sudah penuh dengan darah. Tanpa berfikir dua kali, jeno segera membopong haechan yang sudah tidak bertenaga ke mobilnya.

Firasatnya benar tentang ini, jeno sengaja membawa mobil terlepas oleh fakta bahwa ia masih dibawah umur dan bisa saja dibunuh oleh ayahnya apabila tau jeno mengendarainya sendirian. Tapi persetan, jeno hanya memikirkan skenario terburuk yang sekarang benar benar terjadi.

Setelah mendudukan haechan di kursi disampingnya, jeno menyibakkan lengan jaket hitam haechan yang sudah benar benar basah. 

Jeno menutupi mulut dan hidungnya menggunakan lengannya, mual melihat begitu banyak darah keluar dari sayatan di lengan haechan yang nampaknya tidak hanya satu dan sayatan itu nampak dalam.

Jeno merogoh rogoh ke laci dashboard nya dan mengeluarkan tali charger dari dalam sana, mengikatkan tali itu kencang pada lengan haechan bagian atas yang tidak terkena sayatan, berusaha menekan pendarahan agar orang dihadapannya yang sudah sangat pucat ini tidak kehilangan darah lebih banyak.

Setelah merasa cukup, jeno menghidupkan mesin mobilnya dan segera melaju sembari berkali kali mengucap doa dan melirik ke arah haechan yang kali ini benar benar sudah hilang kesadaran.

jeno sungguh berharap bahwa tuhan lagi lagi akan memberikan kesempatan pada sahabatnya untuk tetap hidup.

.

.

.

kritik dan saran diterima kak :) 

.

.

side story : 

" jen jangan gerak gerak dulu bentaran" lalu haechan menidurkan dirinya di paha jeno

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

" jen jangan gerak gerak dulu bentaran" lalu haechan menidurkan dirinya di paha jeno. 

"heh lu baru sembuh jadi gila gini. " 

"jen.. gue kangen bunda.. kangen ayah juga.." ujar haechan. jeno terdiam, akhirnya membiarkan haechan tetap pada posisinya 

"kok nasib gue gini banget ya jen.., dikehidupan sebelumnya gue dosa apaan yak.." 

"nyolong ikan tetangga mulu kali lo" 

"sinting, dikira gue kucing kali. gaada hubungannya!" 

"sekangen apapun lo sama bunda, sama ayah chan. mereka ga suka liat lo nyakitin diri lo sendiri gini.  bayangin sih chan kalo mereka ada disini dan tau lo negak miras barengan paracetamol sampe keracunan gitu. bagus ga ditangkep polisi lo. mereka pasti sedih bukan main chan. lagipula kan ini juga udah kehendak tuhan, bukan mereka yang mau ninggal elo..udah lah chan.. berhenti nyakitin diri lo sendiri...." jeno menatap haechan yang saat ini memejamkan matanya 

"yeh.. gue ceramah malah tidur.. pantes nilai agama lu jelek mulu.. chan.. chan" keluh jeno, tangannya kini terangkat tepat diatas kepala haechan, melindungi haechan dari sinar matahari dari arah barat yang akan tenggelam untuk berganti malam. 

jeno berdoa dalam diam sambil sesekali melirik ke wajah haechan 

"tuhan.. tolong lindungi haechan dan kembalikan lagi sinarnya.." 
.

.

.

.

hehe mau tanya dong mentemen.. tentang ceritanya.. apakah okey?? penasarann euy heuhuhu 

SUN WITHOUT SHINETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang