fourteen - revisi☑️

74.6K 1.7K 76
                                    

Mengandung unsur kekerasan , sadisme, seksual.
(21+++)
Diharapkan jika kalian sensitif dengan konten itu, jangan membacanya:) hanya demi kenyamanan kalian!

🔞🔞

Hello guys , mau mengingatkan sebaiknya untuk part ini dibaca secara online ya soalnya ada foto/GIF yang bisa kalian liat supaya lebih dapat feelnya , terimakasih.

***

Pagi harinya
Yang biasanya orang orang pada umumnya akan bangun dengan ceria, menikmati kopi ataupun teh, semangat untuk menjalani hari-harinya. Tapi tidak dengan shiren, rutinitas itu sudah tidak bisa shiren rasakan lagi beberapa hari ini.

Meski sudah pagi, shiren juga tidak bisa berdiri, tak hanya berdiri bahkan untuk bangkit dari tidurnya untuk duduk saja ia tak bisa, bisa kalian bayangkan seberapa parah lukanya.

(Anggap aja ini dikamar dan lagi dikasur ya, soalnya agak susah cari gambarnya hehe)

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

(Anggap aja ini dikamar dan lagi dikasur ya, soalnya agak susah cari gambarnya hehe)

Ia tersungkur dikasur itu dengan kondisi full naked tanpa selimut apapun, memeluk lututnya sendiri. Luka-luka sangat jelas tercetak disana.

Cekrek , terkejutnya ada seorang wanita paruh baya yang masuk tiba tiba, shiren dapat melihat wanita itu sangat amat terkejut karena melihat kondisi shiren seperti itu.

Ada perasaan bahagia ketika shiren melihatnya , mungkin orang itu adalah orang asing ataupun maid yang bekerja disini, tapi tidak menutup kemungkinan bahwa ia akan menjadi orang yang dapat menyelamatkan hidup shiren.

"To—longg" shiren berusaha mengucapkan kata tolong untuk memberikan isyarat pada wanita itu bahwa shiren sangat perlu pertolongan.

"To—long" shiren menjulurkan tangannya dan berusaha merangkak kearahnya agar orang itu lebih mengerti apa maksud shiren. Wanita itu baru saja mau melangkahkan kakinya, tapi harus terhalang.

Brak, gebrakan pintu itu membuat shiren sekaligus wanita itu terkejut bukan main, terutama shiren ia membelalakkan matanya. "Sial!" itulah yang shiren umpatkan dalam hati. Beda dengan maid itu , ia malah menunduk , tak mengerti apapun dan ia tak tau, beberapa jam nanti ia sudah harus menjemput ajalnya.

"Kau.. keluar" ucap rony pada maid itu, suara dinginnya sangat mencekam.

Sekarang pandangan rony kembali pada shiren, ia melangkahkan kakinya ke shiren, shiren terus menggelengkan kepalanya.

"Enggak.. maa—maaf"

"Ck, saya sudah capek habisin tenaga saya untuk menyiks jalang sepertimu, saya baru saja berniat untuk membebaskanmu untuk hari ini , tapi kau mulai berulah lagi , jadi apa yang harus saya lakukan? Hem?" Ia mengangkat dagu shiren.

"Maa—maaff" shiren sangat ketakutan , ia menangis.

"A-aku salah maaf" ia benar-benar sangat menyesal karena melibatnya wanita paruh baya itu.

"Maaf? Apa maaf bisa membuat si tua itu lupa kejadian sekarang ini?" Tanyanya

"A-aku mohon hiks.. maafkan aku.." suaranya bergetar hebat

"Hm, jika hanya menyiksamu tidak membuatmu jerah bagaimana dengan jika saya bunuh si tua itu saja untuk pembalasan atas nyawamu?" Ucapnya santai

"Ti-tidak hiks tidak.." shiren menggelengkan kepalanya cepat

"Hem, saya harus urus si tua itu dulu, kau.. jangan merasa senang dulu , saya akan kembali untukmu"

"Ah tapi hukumanmu sekarang , marilah kelaparan sampai kau merasa kau akan meninggal dan kau.. kedinginan?" Tanyanya dengan senyuman smirknya

"Itulah yang saya mau, kau kedinginan diruangan gelap ini, tidak ada siapapun disekitarmu! dan.. tungguin saya" ia membisikkan ancaman itu tepat ditelinga shiren.

"Ti-dak.. jangan bunuh orang itu hikss.."

"Ck, siapa kau mau mengaturku?"

"A-aku aku yang salah.. hiks bukan dia.."

Lagi-lagi rony tersenyum jahat, "memang dari awal kau yang salah, jadi tunggulah baby, saya akan kembali untukmu"

Rony beranjak berdiri lalu ingin melangkahkan kakinya, "JANGAN!" shiren bersuara kembali, tapi ya seperti biasa rony yang tidak mempunyai rasa iba sedikitpun langsung meninggalkannya begitu saja. Shiren merutuki dirinya sendiri karena bodoh , ia bukan menyeretnya kedalam masalah, wanita itu pasti dalam masalah juga.

**
Rony pov

Keluar dari kamar shiren ia kembali berpikir apa yang harus ia lakukan pada wanita tua itu, membunuhnya dirumahnya sendiri adalah hal yang sengaja rony hindari, untuk menghindari kesusahan. Ya , kesusahan ya bukan takut hal lainnya.

"Kau kemarilah" ucap rony pada wanita itu

"Ya tuan, ada apa?" Maid itu menunduk dan juga gugup, matanya terlihat sangat takut pada tuannya ini.

"Apa saja yang kau lihat disana?" Tanya rony tenang sambil melipat bajunya keatas

"Ti-tidak ada tuan.."

"Bohong? Hem?"

"Kau sudah lancang masuk ke kamar itu, dan saya akan memberimu sedikit pelajaran, saya akan memberi tau padamu , privasi orang itu seperti apa"

"Ehm.. maaf tuan maaf.., saya tidak tau bahwa kamar tersebut tidak boleh saya masuki.. saya mohon maafkan saya" mohon maid itu sambil terus membungkukkan badannya

"Ah tidak akan seru jika saya memaafkanmu begitu saja, kau akan dimaafkan tanpa kau sadari nanti , saat kau sudah mati" ancamnya

Wanita paruh baya itu membelalakan matanya. Ia langsung melihat wajah tuannya.

"Kau sudah melihat apa yang tidak seharusnya kau lihat dan kau harus menanggung konsekuensinya"

"ARGHH!"

**
Ada yah manusia kekdia:(

Yuks commnt kalo kalian ada diposisi shiren apa yang akan kalian lakukan nih???

Love But Psycho [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang