Eighteen - revisi☑️

66K 2K 42
                                    

Mengandung unsur kekerasan , sadisme, seksual.
(21+++)
Diharapkan jika kalian sensitif dengan konten itu, jangan membacanya:) hanya demi kenyamanan kalian!

🔞🔞

Keesokan harinya, jangan pikir kalo perasaan rony yang goyah semalam membuat dirinya mau menunggu shiren bangun dan menantikan dia disamping kasurnya atau apapun itu, rony akan balik kekamarnya dan melanjutkan tidur nyenyaknya dan membiarkan shiren sendiri, itulah rony.

Jadi saat shiren terbangun, ia menyesuaikan dirinya. Cahaya matahari itu sangat menusuk di indra penglihatannya. Ia teringat kembali dan kembali melihat keadaannya, "apa-apaan ini? Kenapa aku masih disini?"

"Apa aku mimpi?" Ucapnya. Ia kembali melihat sekeliling ruangan itu , benar ia masih berada dikamar yang sama , ditempat yang sama.

"Tuhan.. apalagi ini.. " tak sadar matanya sudah berkaca-kaca

Ia bahkan melihat dirinya sendiri dan pergelangan tangannya yang sudah terbalut perban.

Tindakannya tak cukup untuk membuatnya mati, sungguh bodoh. Gimana bisa shiren hanya hilang kesadaran? Bunuh diri saja tidak segampang yang biasa dia pikirkan. Yang hanya mengambil pisau lalu menyayatkannya , shit. Ini kesialan terburuk dalam hidupnya. Dan lagi lagi setelah kejadian ini, pria gila itu pasti akan lebih menyiksanya karena sudah berani melawannya. Shit.

Karena cukup beristirahat, ia bangkit dari tidurnya, kamar ini sudah beda dari sebelumnya, yang semalam terasa sangat kosong tapi hari ini beda , lemari lemarinya sudah dipenuhi baju-baju, dari formal, seksi, kaos, semuanya beragam.

Tas branded juga, sepatu yang terpajang sangat rapi. "Apa maksud pria itu?" Shiren bertanya tanya.

Tak menghiraukan entah apa isi otak pria itu, yang penting pria itu gila

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Tak menghiraukan entah apa isi otak pria itu, yang penting pria itu gila . shiren kesana untuk memilih satu pakaian yang cocok untuknya. Dan beranjak ke kamar mandi untuk membasuh dirinya. Ia sudah pasrah, sekarang yang dia lakukan hanya untuk menuruti pria itu dan hidup seperti ini, menunggu pria itu siap membunuhnya. Ya hanya itu.

"Kok bisa tau semua ukuran pakaian dalamnya? " Tanya shiren, kenapa pakaian dalamnya sangat cocok dengnnya. Bahkan kadang shiren bisa membelinya salah ukuran. Wah.

Pakaian casual , kaos putih dan celana jeansnya, karena inilah pakaian tersopan yang dibeli pria itu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Pakaian casual , kaos putih dan celana jeansnya, karena inilah pakaian tersopan yang dibeli pria itu.

Ditambah perut shiren yang sudah keroncongan perlu diingat ia sehari penuh tak memakan apapun. ah , ralat sudah 2 hari tak memakan apapun, mungkin tuhan memang tak mengizinkannya untuk mati begitu saja.

"Keluar apa enggak ya?" Shiren bertanya pada dirinya.

"Kalo aku keluar, Dia marah gak si?" tanyanya lagi.

"Persetan dengan itu" ia memutuskan untuk keluar dari kamarnya, untuk pertama kalinya shiren dapat melihat dengan jelas dan sadar bahwa penthouse pria itu benar benar diluar nalar sangat elite , ia menuntun kakinya untuk melangkah disepanjang tangga yang megah itu, dan langsung diperlihatkan seorang pria yang duduk dengan kemeja dan jasnya. Tanda ia mungkin akan pergi kerja?

Melihat pria itu dengan cepat , sebelum pria itu melihat kehadiran shiren, shiren lamgsung membalikkan tubuhnya ingin kembali kekamarnya. Ah lagi lagi aksinya selalu gagal.

"Sedang apa kau?" Pria itu menegurnya.

"Shit shiren kenapa bodoh banget sih! " umpat shiren.

Shiren membalikkan tubuhnya ia langsung menunduk, ia takut pada pria itu. Hati dan otaknya terus bilang jangan takut dan lawan tapi sikapnya menunjukkan sebaliknya.

"Ma-maaf.. aku akan kembali" gugupnya

"Sini" ucap pria itu.

Shiren langsung menoleh untuk menatap wajah pria itu. Shiren melanjutkan langkahnya untuk menuju ke tempat pria itu karena jika melawannya mungkin saja ia akan disiksa lagi. Setelah sampai,

"Maaf" ia mengucapkan kata itu dengan cepat lalu memejamkan matanya. Dan menunduk. Bukan marah , rony malah terkekeh dan tersenyum tapi tentu tidak terihat oleh shiren.

Lucu, batin rony. Setelah cukup puas melihat wajah menggemaskan shiren, rony langsung membuang pikiran anehnya itu. Sejak kapan ia bisa berpikir begitu? , shit gadis ini benar benar meracuninya.

"Duduk" perintahnya, tanpa babibu shiren langsung duduk dan masih tertunduk.

"Angkat kepalamu atau saya potong?" Dan lagi lagi shiren langsung mengangkat kepalanya tapi matanya masih terpenjam

"Matamu buta? Bukannya kau memotong tanganmu kenapa jadi matamu yang buta?" Sindir rony

"Eh engga.." rony kembali terkekeh.

"Pria ini ketawa? Barusan ? What?" Batin shiren

"Jangan ngelawan saya lagi kalo kau mau aman" rony tiba tiba saja mengucapkan kalimat yang bisa terbilang ambigu.

"Kau yakin saya tidak bisa membunuhmu sampai kau nekad untuk bunuh diri sendiri?"

**

Bantu VOTE - nya !!!!

Love But Psycho [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang