Nineteen - revisi☑️

64.6K 1.8K 46
                                    

Mengandung unsur kekerasan , sadisme, seksual.
(21+++)
Diharapkan jika kalian sensitif dengan konten itu, jangan membacanya:) hanya demi kenyamanan kalian!

🔞🔞

"Makan sarapannya" lanjutnya lagi
Shiren tecengang sebentar , sikap pria ini sungguh aneh , sebentar baik tapi jika iblisnya sudah keluar , dia sangat kejam.

Makanan yang disanjinya cukup sehat, mewah

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Makanan yang disanjinya cukup sehat, mewah.

"Saya akan pergi sebentar,  jangan berani untuk kabur, kau tau kan konsekuensinya?" shiren menganggukan kepalanya, setidaknya tidak serumah dengan pria itu untuk beberapa jam kedepan sudah cukup. Shiren dapat hidup lebih tenang.

"Saya akan memanggil queena kemari, untuk mastiin keadaanmu, jadi tunggu saja disini"

"Ehm— itu" Shiren gugup

"butuh apa?" Tanya rony to the point

Kalo aku minta belum tentu di kasih malah  dimarahin lagi, batin shiren.

"Gak jadi" shiren kembali memakan sarapannya. "Bilang" ucapnya datar

"Ehm- anu itu" gugup shiren

"Apasih? Anumu sakit?" Shit, pria didepannya benar benar tak mensortir ucapannya. Anu, anu kan itu kan? Ya itu.

"Eh bukan.. aku mau pulang boleh?"
Ah sial, pertnyaan bodoh apa itu.  Ia menampar mulutnya sendiri.

"Stop" rony memegang tangan shiren untuk menghentikan aksi konyolnya itu, menampar mulutnya sendiri.

"Butuh bantuan saya?" Tanya rony sambil menaikkan alisnya , "ehh enggak kok" balasnya.

"Untuk apa?" Shiren tak tau harus menjawab apa, jika dia bilang ingin mengambil beberapa barangnya apakah masuk akal?

"Kau bisu? Semalam kau tuli, hari ini kau bisu?"

"Enggak, itu.. aku hanya butuh beberapa barang yang tertinggal disana kalo tidak boleh gpp kok" shiren takut ia kembali memancing amarah pria itu.

"Apa yang bisa kau jamin ke saya kalo kau tidak akan macam-macam nanti?"

"Mak—maksudmu?" Shiren menatap mimik wajah rony yang daritadi tidak henti menatap shiren sendiri.

"Ck, bego banget. Apa kau bisa jamin kalo kau tidak akan macam-macam , seperti semalam kau nekad meminta bantuan wanita sialan itu , atau cara apapun itu , saya tau kau pasti punya beribu-ribu cara untuk kabur dari sini"

"E-enggak.. aku tidak akan kabur, aku janji" shiren tidak memikirkannya janji itu akan berdampak sangat besar untuknya entah itu baik atau malah menyulitkannya.

"Ehm itu, engga.. aku bisa jamin, kau boleh membunuhku jika aku berani kabur atau apapun itu juga.." gugupnya.

"Okey, jangan sekarang nanti kalo saya ada waktu luang , kau akan pergi bersamaku" shiren mengambangkan senyumnya senang

Manis, batin rony. Yaampun ron apa yang ada di otakmu ini , stop.

"Ehm itu, pakaiannya terimakasih" ucap shiren , rony tersenyum tapi sangat tipis hingga shiren tak dapat melihatnya. Baru pertama kalinya ada seorang yang berucap terima kasih dengan tulus.

"Tapi, kenapa itu yang kau pakai? Bukannya asisten saya membeli banyak? Ck tidak becus!" Tanya rony lagi.

"Ah bukan-bukan! Asistenmu memang membelinya sangat banyak tapi.. ini yang paling nyaman untukku dan so-sopan" jawab shiren tanpa dosanya.

"Ck, besok besok aku tidak mau melihatmu memakai pakaian seperti itu, kau seperti maid dirumahku! Pakai pakaian yang layak dan bagus , sekalian kau tidak perlu memakai pakaian dalam! Ck jangan ngebantah!" Pakaian dalam? Shiren membulatkan matanya sempurna , jdi ia harus menunjukkan payudaranya begitu saja?

"Tidak usah malu gitu, saya sudah melihat semuanya, sampai ukurannya saya juga sudah hapal" ucapnya langsung meninggalkan shiren , "ingat apa kata-kata saya kalo kau memang masih sayang nyawa"

Aku memang mau kau membunuhuhku! , tapi tanpa menyiksaku.. batin shiren berteriak.

Matanya kembali berkaca-kaca melihat kepergian pria itu, sekarang bukan hanya pria itu, shiren yang menjadi aneh. Entah perasaan apa ini, ia tak bisa membenci pria itu seperti yang dia rasakan semalam. Perasaan ini tidak pernah shiren rasakan sebelumnya, harus jujur ia ingin pergi dari pria itu, tapi ia juga ingin pria itu bersikap baik padanya, seperti yang barusan terjadi, membuat hati shiren ikut goyah. Pria itu mempunyai sisi lembut dan iblisnya.

Tidak ada yang tau , bahwa shiren mungkin sedang mengalami " sindrom stockholm" atau memang ada perasaan yang aneh muncul. jika iya, Perasaan apa itu? Akan mustahil jika shiren bisa menyukai pria iblis itu.

"Kalo memang aku mau pergi, inilah kesempatanku , tapi kenapa aku tidak bisa?"

"Aku tidak berani.. bagaimana jika dia menemukanku?" Ia sangat frustasi

(Hehhee ini author kasih penjelasan sindrom apa itu ya, biar kalian mengertii hehehe terima kasih)

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

(Hehhee ini author kasih penjelasan sindrom apa itu ya, biar kalian mengertii hehehe terima kasih)

Bodohnya shiren , udah digituin masih baik :(

Jangan sampai jatuh cinta nih yaa wkwkwk

Love But Psycho [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang