Twenty five - revisi☑️

57.9K 1.7K 91
                                    

Mengandung unsur kekerasan , sadisme, seksual.
(21+++)
Diharapkan jika kalian sensitif dengan konten itu, jangan membacanya:) hanya demi kenyamanan kalian!

🔞🔞

"A-apa?" Alexandra tak percaya

"Ga mungkin lah, masa kau lebih milih cewek asia dan nerd gini?" Mendengar hinaan alexandra benar benar membuat hati shiren sakit , apa sejelek itukah dia?

Shiren dapat merasakan jelas bahwa cengkraman pria itu mengeras

"Jaga omonganmu jalang! , pergi dan jangan kembali lagi!" Rony langsung melangkah pergi tak menggubris cewek sinting yang pernah menjadi budak sex rony itu. Untuk sekarang, mengingat gadis itu saja membuat rony jijik.

Shit, coba aja tidak disini udh saya potong lidahnya hidup-hidup, batin rony.

Ah tapi siapa juga yang bisa menjamin kehidupan? Let see..

Kalo bicara tentang sex , 2 hari ini rony sama sekali tak memerkosa atau semacamnya pada shiren, entah karena ia menemukan wanita yang lebih seksi dari shiren atau apa , tapi baguslah.

"Ron.. sebenarnya kita mau ngapain?" Tanya shiren lagi

"Gak usah banyak tanya, kau tunggu disini aja jangan kemana-mana apalgi kabur, saya akan menemukanmu ingat itu" hem hem shiren sudah tau. Lagian ia tak akan berniat untuk kabur , karena sama saja mencari kematian dengan cepat.

"Okey mari kita sambut pak rony" suara tepukan tangan itu benar benar bergema diseluruh sudut ruangan itu.

Shiren kembali tersenyum melihat pria itu benar-benar gagah saat berdiri di panggung besar itu dan menyampaikan beberapa kata sambutan. Untuk wajahnya sangat tak disangka ia adalah seorang CEO besar sekaligus boss narkoba dan lain sebagainya, ia tak cocok dengan hal itu.

Sampai ia tersontak kaget dari lamunan gak jelasnya karena seseorang memanggilnya

"Shiren?" Panggil seorang pria itu

"Eh" ia menoleh

"Eh bener shiren" ucap pria itu seperti senang

"Eh kau,tian" shiren sedikit bahagia melihat keberadaan teman lamanya ini ada ditempat ini.

"Iya, kau apa kabar? Sombong ya sekaramg" pria itu langsung duduk disamping shiren

"Baik kok,  bagaimana denganmu tian apakabar?" Sebenarnya mereka bertemu karena shiren pernah bekerja dicaffe tian, tian adalah mantan bossnya tapi tian selalu menganggap shiren adalah temen bukanlah pegawai.

"Enggak baik, semenjak kau berhenti tidak ada kabar,  coffeshop jadi sepi"

"Haha ah masa , harus semangat kerja tian" inilah yang dikangen tian, semangat yang diberikan shiren benar benar membuat hatinya bahgia.

"Kau? gimana ? Dan dimana tempat tinggalmu sekarang?  Aku kerumahmu tapi katanya kau sudah pindah? Everything okey?" Tanyanya .

"Dan aku sudah mencarimu beberapa minggu ini , tapi gak ada yang tau kau dimana"

Raut muka shiren langsung berubah drastis , apakah ini saatnya tuhan memberikan jalan shiren untuk kabur?? Tapi ia berpikir kembali jika ia menyeret tian dalam masalahnya maka tian dalam bahaya.

Aduh gimana?

"Eh itu anu"

"Ha apa shiren, kau mau bohong? Kebaca" pria itu mencubit hidung shiren

"Engga, aku menemukan saudaraku disini jadi aku pindah kerumah dia" bohong shiren

"Bener?" memicingkan matanya untuk meyakinkannya

"Iya tian, lagian untuk apa kau menyariku?" Tanya shiren

"Aku kangen sama kamu shiren" ucapnya ceplas ceplos

"Hah?" begong shiren

"Iya aku kangen shirenn.. balek kerja dong, kalo gak jadi boss nya aku rela kok kasih toko itu buat kamu" tawaran yang membagongkan

"Ih tian, jangan gila. Haha" shiren tertawa lepas, sudah lama ia tak tertawa sebahagia ini.

"Yuk tinggal sama aku aja mau?"

"Ah jangan bercanda tian!"

"yauda kalo gak , setidaknya kau balik kerja" bujuk tian

Iya aku mau cuma caranya gimana??

Dilain sisi, rony yang sedang berada diatas panggung memicingkan matanya melihat shiren yang sangat bahagia bersama laki-laki asing. Seakan amarahnya terpancing. Sampai ia memberikan kode pada staffnya untuk menyudahi acara ini. Dan rony langsung turun dari sana, tak memandang para investor, atau pengusaha lainnya. Toh ini cuma pekerjaan sampingan.

"Bubarin acara ini dalam 10 menit" ucap rony pada salah satu staffnya

"Ta-"

Rony langsung melempar tatapan mematikannya

"Beneran nih tidak mau balik kerja? Lah kan bossnya ganteng nan baik hati kek aku apa jangan-jangan kau sudah dapat pekerjaan baru ya?"

Iya, jadi budak.

"Enggak tian.. aku cuma pengen me time" me time apaan coba

"Haha gayamu me time, biasanya sibuk nyari kerja sampe satu pekerjaan gak cukup"

"Aku jadi gak yakin kalo kau baik-baik aja, kau seperti lagi menyembunyikan sesuatu"

"Ehm— enggak"

"Ceri—"

Buk

**

Aduh ada ada aja , lagi adem ayem malah gini aduh pusing dah haha

Love But Psycho [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang