01

759 88 3
                                    

"Cravity...kapan aku bisa bertemu mereka?"

Cukup lama aku memejamkan mata membayangkan hal yang mungkin suatu saat bisa kulakukan. Hingga akhirnya kuhentikan kegiatan itu.. melihat kembali ponselku yang berdering karena alarm nya berbunyi, padahal seingatku aku tidak menyetel alarm.

11 : 11 a.m

Aku dibuat kaget lagi dengan sebuah notifikasi Nolda store, tempat penginstalan aplikasi. Karena penasaran aku langsung saja menekan notifikasinya.

Ting tong

Suara bel menghiasi aplikasi itu.

"Cravits?" Ucapku penuh tanda tanya sambil menunggu aplikasi itu terbuka.

Welcome to Cravity Visits, do you want to play the game?

Hah? Shipstar mengeluarkan game tersendiri untuk cravity? Cepat sekali.

Dengan iseng aku memencet tombol yes yang ada di layar.

Okay, here we go!

Aku menunggu tapi aplikasi itu seperti tidak berlanjut lagi. Hanya berhenti disitu.

Aku mengguncangkan hp ku karena mungkin masalah jaringan lalu ku ketuk asal.

Aplikasi itu kembali berfungsi dan menampakkan hitungan mundur.

5

4

3

2

1

Enjoy!

Itu kalimat terakhir.Setelah hitungannya selesai, beberapa detik kemudian cahaya menyilaukan menguar dari hp ku, membuatku terpejam.mencegah cahaya itu masuk ke retina mataku.

Saat kurasa cahayanya menghilang, samar samar aku mendengar suara beberapa laki-laki yang sedang berbincang. Semakin lama semakin jelas di indra pendengaranku.

"Hyung, apa kau melihat sendal karakter kodok favoritku? Aku tidak bisa menemukannya."

"Coba cari dibawah tempat tidurmu. Sepertinya Minhee tidak sengaja menendangnya."

suara itu mirip dengan seongmin dan woobin. Lalu.. nama minhee disebut? Benar-benar gila.

Kubuka mata perlahan lalu memukul pipiku pelan agar tersadar dari halusinasi ku.

"Oh, manager? Kapan kau datang? Sepertinya aku tidak mendengarmu masuk."

Atensi ku teralih pada dua orang yang memandangiku dengan kaget dan berekspresi penuh tanda tanya, namun yang satunya tidak cukup terlihat.

Aku juga turut memandangi mereka.
Apa-apaan ini,bukan cuma suara.tapi mereka di depanku? Yang benar saja. Halusinasi ku sangat parah.

"Oh manager? Masuklah jangan cuma di pintu seperti itu."

S-serim? Apa aku bermimpi? Manager? Siapa? Aku melihat ke belakang tapi hanya ada sebuah pintu dibelakangku.

Seongmin berjalan ke arahku lalu menuntunku arah meja makan. Jantungku berdegup kencang lagi, ini nyata?

"Manager duduklah." Ucapnya, yang kukenal sebagai wonjin.

"Selamat datang di Dorm kami manager!" Sahut jungmo diikuti sorakan yang lain."

Maaf kalo berbelit dan formal

11 : 11 (Cravity)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang