Tadi ku pikir Hyeongjun memanggil dokter sungguhan, untungnya hanya bercanda.Sebenarnya aku masih bingung dengan yang terjadi tapi ya sudahlah.
Mungkin mencoba berperan sebagai manager tidak akan sulit. Mungkin?
"Kapan kita akan makan kue?!" Seongmin mengangkat suara,suaranya terkesan sedikit melengking.
Minhee hanya memutar matanya malas. Aku tertawa pelan melihat ekspresi mereka.
"Baiklah ayo potong kuenya." Aku mengambil pisau untuk memotong kue, membagikan satu per satu kepada mereka.
"Terima kasih," Ucap Woobin selaku orang yang menerima potongan kue terakhir.
"Apa kalian membuat ini sendiri?" Tanyaku sembari memasukkan sesuap kue ke dalam mulutku.
"Oh tentu tidak, tadinya kami membuat sendiri tapi kuenya asin. Jadi kami memutuskan untuk membeli kue saja."
Jungmo bersiul kemudian memandang ke arah lain. Mataku memicing.
Dia ternyata pelakunya.
***
Setelah menikmati kue nya, aku keluar untuk mencari angin sekaligus melihat sekeliling tempat ini. Sunyi.
Tak heran karena pasti agensi memilihkan tempat yang memang cocok untuk idol seperti mereka.
"Dor!"
Aku berjengit kaget begitu satu tepukan mendarat di bahuku. Dari tawanya aku bisa tau itu seongmin.
"Hehe, aku mengagetkan manager ya?"
"Bukannya sudah jelas?" Diikuti tawa setelah aku mengucapkannya. seongmin mengusap leher belakangnya dan tertawa lagi.
"Hm.. apa boleh aku pulang sekarang?"
Pertanyaan bodoh. Apa kamu tau rumahmu sendiri Nana?
"Hm.. tunggu sebentar. Serim hyung!!"
Teriak Seongmin dan tak lama Serim datang dari halaman belakang dengan menenteng kamera mini di tangannya.
"Manager sudah mau pulang,"
"Oh begitu? aku akan mengantarmu manager. Tunggu aku."
"Eh tidak perlu, aku cuma perlu alamatnya saja." Astaga aku keceplosan, Serim tidak menyadarinya kan?
"Tidak apa-apa. Lagipula cukup berjalan kaki dari sini."
"Ah baiklah, jika tidak merepotkan." Syukurlah dia tidak bertanya.
