10

311 53 4
                                    

"Bunaaaa."

Aku sedang memperbaiki rambut Hyeongjun yang agak berantakan, menghentikan kegiatanku dan menoleh ke sumber suara. aku tau itu adalah Seongmin.

"Lihatlah Jungmo hyung dan serim hyung mereka mengagetkanku di gedung kosong sebelah sana, hukum mereka buna." Suara nya dibuat-buat seperti anak kecil  yang sedang merajuk.

Walaupun memang suara nya kurang lebih seperti itu.

Aku berbalik ke arah Jungmo dan Serim dengan tegas seakan ingin memarahinya. Serim dan Jungmo tertawa sedangkan Hyeongjun hanya memperhatikan kebisingan ini.

"Kalian ini suka sekali mengganggu Seongmin. Tidak ada sehari tanpa mengganggunya."

"Karena dia imut." Jungmo tertawa lagi. Dia bisa batuk kalau tawanya diteruskan.

Aku memberi air putih pada Seongmin karena sepertinya dia haus.

"Terima kasih Buna!" Sahutnya begitu riang padahal aku cuma memberi air mineral.

"Hyeongjun kenapa ekspresi mu seperti itu melihat ke arah manager dan Seongmin?"

Seongmin yang merasakan dia ditatap, langsung menelan airnya.

"Jangan-jangan...."

"Apa?"

"Kau cemburu ya melihat Seongmin dan manager sangat dekat.. kau ingin memanggilnya buna juga?" tebak Jungmo asal dengan senyum smirknya yang membuatnya mirip seperti karakter Randy—kadal ungu di monster inc. Rambutnya adalah poin plus.

"Ah benar! Aku pernah telponan dengan manager lalu dia memperhatikanku.. kadang juga aku tak sengaja mendengarnya meracau kesal."

"Ayolah Hyeongjun mengaku saja, kau iri kan?" Ucap seongmin sambil menaikkan alisnya.

Hyeongjun melengos pergi meninggalkan 3 orang ini yang kembali tertawa.

"Kurasa memang benar begitu. Padahal aku cuma bercanda tapi dia menganggapnya begitu serius." Ungkap Jungmo.

Seongmin mengelak "tapi soal yang meracau kesal itu benar."

"Sudah cukup, kotak tertawaku bisa rusak."

Woobin menghampiri kami tanpa suara, tiba-tiba muncul di samping Jungmo.

"Kau ini membuat kaget saja!"

"Manager, ku rasa suaraku serak."

Memang suaranya terdengar serak.

Dia terlihat lesu, tidak bukan demam. Ia sama sekali tidak panas.

"Apa kamu terlalu memaksakan untuk bernyanyi?"

Woobin mengangguk pelan "sepertinya, bagaimana ini manager?"

"Hm aku punya cara herbal, tapi tunggu kita pulang ya."

"Baiklah"

***

Hyeongjun menghampiriku di dapur saat tengah membuat minuman herbal untuk woobin.

"M-manager?"

"Oh, Hyeongjun?"

"Em aku minta maaf ya saat pertama latihan aku berbicara tidak baik tentangmu."

Aku menghentikan kegiatanku sejenak lalu menatap Hyeongjun penuh arti.

"Tidak masalah. Serim juga sudah menjelaskannya padaku."

"Aku ingin—"

Ingin? Ingin apa?

"Memanggilmu Buna jugaa!" Setelah mengucapkan itu ia berlari dari dapur masuk ke kamar. Astaga ada apa sebenarnya?

***

"Seo woobin."

Aku menghampirinya yang sedang merenung di teras dorm.

"Minuman herbalnya."

Woobin mengambil minuman itu "terima kasih"

"Mungkin agak sedikit aneh." setelah aku mengatakan itu woobin sedikit menyemburkan minumannya,

"memang tidak enak tapi sehat. Habiskan ya."

Awalnya aku pikir ia tidak mau menghabiskannya tapi dihabiskan juga walau sambil menutup hidungnya dan meminum air mineral yang kusediakan setelahnya.

"Auh rasanya benar-benar aneh. Tapi terima kasih manager."

"Besok kalau masih serak akan ku buatkan lagi. Itu juga baik untuk menjaga tenggorokanmu."

"Tidak perlu manager. Cukup ajari aku membuatnya. Aku tidak ingin merepotkan."

"Sama sekali tidak,tapi jika begitu maumu akan ku ajarkan."

Disela kami menikmati semilir angin Jungmo keluar membawa gitar.

"Halo Woobin, halo juga manager." Ucapnya lalu membungkuk sopan padaku padahal kami seumuran.

"Woobin ayo menyanyi untukku, aku akan bermain gitar."

"Boleh mau lagu apa?"

"Half moon dari Dean sunbaenim."

Tepat sekali itu salah satu lagu kesukaanku, aku jadi bersemangat ingin mendengarnya.

Jungmo mulai memainkan intronya kemudian woobin mengikuti alunan nadanya. Benar-benar menenangkan. Didukung langit sore yang mataharinya mulai tenggelam.

Usai mereka menyanyikan lagu itu aku bertepuk tangan karena menikmati cover mereka secara gratis.

"Apa kalian akan merekam lagu ini dan mengunggahnya?"

"Hehe kalau itu rahasia~" ucap Jungmo

"Ngomong-ngomong woobin, mulutmu bau jahe." Lanjutnya lalu menutup hidung sedangkan woobin terlihat malu saat mendengarnya.

"Maaf hehe."

11 : 11 (Cravity)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang