11

303 55 1
                                    

Aku berjalan ke dapur diikuti Woobin. Sepertinya member lain masih tidur. Tapi di meja makan ada Serim dan Allen yang sedang berbincang sambil mengunyah sarapan paginya.

"Pagi kak Serim, kak Allen. Sudah lama disini?" Sapaku pada mereka.

"Pagi Nana. Tidak juga, sekitar 14 menit."

Woobin bergabung dengan mereka. Serim bertanya apakah Woobin sudah sembuh. Lalu membuatkan roti juga untuk woobin.

"Ah ya, Na? Woobin boleh makan roti kan?"

" Oh iya boleh. Kurasa ia bisa memakannya sekarang."

"Baik. Woobin? Mau selai kacang, cokelat atau stroberi?"

"Stroberi saja hyung."

Selagi mereka sarapan, aku membuat nasi goreng untuk yang lain. Sepertinya mereka akan suka.

Hyeongjun dan Taeyoung merangkak menuju dapur saat mencium aroma nasi goreng yang ku buat.

"Bun-manager sedang buat apa sepertinya wangi sekali."

Aku bisa mendengar Hyeongjun ingin menyebut buna tadi tapi kurasa ia masih malu karena ada member lain.

"Nasi goreng, kau suka?"

Taeyoung semakin mendekat, matanya membesar lucu.

"Nasi goreng?? Itu kesukaanku!"

"Basuh wajah kalian dulu, barulah duduk di meja makan."

"Ayay manager!" Sahut taeyoung penuh semangat sambil memberi hormat lalu berjalan menuju kamar mandi dengan Hyeongjun yang mengekorinya.

Seongmin kurasa masih tidur. Jungmo dan Wonjin sudah pasti karena mereka begadang semalam.

"Hyeongjun, Minhee belum bangun?"

Hyeongjun menoleh ke arah ku dengan wajah setengah ngantuknya.

"Belum. Semalam dia sangat sibuk."

"Sibuk?"

"Ya, sibuk membangunkan orang lain yang sedang tidur. Kecuali pada Allen hyung."

"Tentu saja. Jika dia membangunkanku akan kubuat anak itu menyesal membuatku terbangun." Tegas Allen yang membuat anggota lainnya bergidik ngeri.

Aku mengangkat nasi goreng buatanku menuju meja makan. Taeyoung langsung menyambarnya.

"Taeyoung santai saja! Tidak ada yang akan merebutnya darimu." Protes hyeongjun yang terdorong karena taeyoung yang menyendok nasi dengan tidak santainya.

"Maaf hyung." Dengan cengiran khas taeyoung.

"Manager!! Ini sangat enak!" Taeyoung mengacungkan jempol padaku, aku juga membalasnya dengan sama.

"Kamu itu tinggal di mana? Teriak terus preman pasar!" Itu seongmin yang berceloteh, baru keluar dari kamar.

"Pagi bayi." -Serim

"Sejak kapan kalian dekat begini?" Tanya Wonjin pada Taeyoung.

"Kau tahu, malam Wonjin menerima bunga dari seongmin. Pencuri kecil ini yang mengambil satu tangkai untuk manager."

"Bagaimana hyung tahu?"

"Aku melihatmu tentu saja, tak sengaja."

"Huh dasar!"

"Seongmin marah terus, kenapa? Santai saja  ini masih pagi."

"Seongmin makan dulu ya. Seongmin suka nasi goreng?"

Seongmin yang tadi wajahnya kusut kini riang gembira saat mendengar nasi goreng.

"Suka!! Sangat su- ya Taeyoung!! Jangan dihabiskan!!"

"Tenanglah aku hanya bercanda jangan langsung memukul! Tanganku juga punya perasaan!"

Sebenarnya Taeyoung dan Seongmin sama-sama suka emosi ketika mereka bertemu. Mereka saja yang tak sadar.

Suasananya menjadi hening ketika mereka sibuk memakan sarapan.  Namun hp serim berdering menghilangkan keheningan itu, dia meninggalkan meja dan masuk kamar dengan terburu-buru tapi tidak ada yang peduli karena semuanya sedang  mengadu sendok dan piring mereka.

11 : 11 (Cravity)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang