08

335 56 3
                                    

Hari ini aku tidak perlu bangun pagi seperti kemarin karena jadwal latihan mereka di sore hari. Tapi untuk jaga-jaga aku sudah bangun sejak pukul 8.

"Apa di rumah ini ada makanan?" Monologku di apartemen yang sepi itu.

Aku menuntun langkahku menuju dapur, membuka kulkas.

"Wah... Sayuran? Air mineral? Apa aku kambing?"

Aku kembali menutupnya karena terlalu mrnyeramkan bagiku.

Di pintu kulkas ada beberapa catatan.

Alergi :
Makanan laut, buah persik.
Pantangan :
Minum soda selain sprite.

"Jadi aku tidak bisa minum cola?" Aku mengingat-ingat kemarin untunglah tidak ada cola yang dibeli Wonjin.

Aku berjalan menjauhi kulkas dan melihat dapur. Benar-benar bersih.

Aku memilih kembali ke kamar karena kurasa tidak ada lagi yang membuatku penasaran di rumah ini. Duduk di atas ranjangku yang empuk, sesekali menghela napas pelan.

"Hm... apa ibu tidak mencari ku ya? Tidak ada telpon masuk sama sekali darinya."

Apa memang ibu tidak sadar aku menghilang? Aku terus saja berbicara seorang diri.

Merasa perlu, aku menekan tombol power untuk mengetahui waktu sekarang.

"Jam 11.00. masih lama ju-tunggu. Jam 11?"

Rasanya aku teringat sesuatu. Ingatanku kembali berputar di kepalaku.

"Kapan aku bisa bertemu mereka?"

11 : 11

Orang bilang jika mengucapkan harapan di jam cantik ini akan terkabul

"Aku harap bisa melihat mereka dari dekat."

Ingatanku terhenti sampai disitu.

"Itu dia! Jam 11:11!"

Aku berdiri kemudian menatap ke arah pintu kamar lalu melihat jam di hp ku. Akan kucoba. Pasti bisa!

"6 menit lagi."

"3 menit."

Aku sudah berada di depan pintu kamar. Menunggu waktu yang pas.

"2 menit."

"1 menit lagii, ayolah."

Aku memejamkan mata sambil bersiap untuk mengucapkan harapan.

Dan ya tiba pukul 11 : 11

Memejamkan mata dan membuat harapan terlebih dahulu,aku harap bisa kembali ke rumahku lagi sekarang begitu yang kuucapkan.dengan perasaan takut aku membuka pintunya perlahan.

Kriettt

Berhasil kah?

Mataku terbuka pelan melihat pemandangan sekitar, ternyata tidak. Mengapa aku tetap disini? Padahal aku sudah melakukan prosedur yang sama tapi gagal?Apa yang menahanku?

Turn it up turn it up shigani eopseo

Lamunanku terbuyar mendengar hp ku berbunyi menandakan ada panggilan masuk. Kuharap bukan CEO lagi.

Tertera nama serim disana. Aku buru-buru mengangkatnya mungkin ada hal penting yang ingin dibicarakan.

"Halo Serim? Ada apa?"

Dia tertawa membuatku bingung. Kurasa aku tidak sedang melucu. Merasa aku diam, Serim menjawab kemudian.

"Aku ingin membahas tentang Hyeongjun kemarin. Tidak sibuk kan?"

"Oh soal itu, tidak kok. aku siap mendengarkan."

Iya, serim sempat membahas Hyeongjun juga Taeyoung yang sangat sensitif padaku.

Aku menarik kursi dan duduk dengan santai untuk mendengar Serim.

"Kejadian yang kubahas sebelumnya itu berkaitan dengan manager kami yang lama."

"Sebelum aku? Memangnya ada apa?"

"Iya. Manager itu ternyata sasaeng. Aku tidak tahu bagaimana bisa dia lolos saat perekrutan manager. Tidak hanya itu, dia memanfaatkan pekerjaannya untuk keluar masuk dorm kami memasang kamera di sana. Dan itu..menyebabkan masalah untuk kami. Debut kami pun terancam tertunda karena kasus tersebut. Taeyoung Dan Hyeongjun trauma akan hal itu. Ia takut grup kami tidak akan sukses jika ada kesalahan sedikitpun."

"Ah begitu.. aku paham. Aku minta maaf untuk membuatnya khawatir."

"Tidak apa-apa manager. Hyeongjun dan Taeyoung juga sudah menyadari kesalahannya.mungkin tidak lama lagi mereka akan minta maaf padamu."

Aku lantas tersenyum walaupun tak bisa terlihat oleh Serim.

"Baiklah. Kita ketemu nanti sore. Kalian ada jadwal jangan lupa."

Dan kemudian panggilannya terputus.

Mungkinkah aku belum bisa pulang karena aku harus mengurus satu per satu kekhawatiran mereka sampai tuntas?

11 : 11 (Cravity)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang