"Manager.. kau tidak apa-apa?" Hyeongjun melambaikan tangannya di hadapanku, pandanganku terfokus padanya.
Semua turut melihatku mengikuti arah pandang Hyeongjun. Aku jadi malu dan juga masih bingung.
"Kak Manager?? Kenapa diam saja?? Ayo tiup lilinnya!" Seru Hyeongjun dengan tidak sabaran.
"Iya manager, nanti lilinnya meleleh kuenya tidak bisa kita makan. aku lapar!" Taeyoung memegang perutnya dan menghentakkan-hentakkan kakinya. Bibirnya pun mengerucut.
"Pikiranmu hanya ada makanan, yong? Cibir Minhee ingin menjitak kening Taeyoung tapi Taeyoung menghindar.
Semua tertawa mendengar penuturan Minhee. Mereka terlihat biasa saja dengan keadaan yang membingungkan ini, atau mungkin hanya bagiku? Apa mereka tidak merasa berhutang penjelasan padaku?
"Kenapa aku disini.. maksudku... Tadi aku ada dirumah, tiba-tiba ada di..tunggu kenapa kalian semua memanggilku manager?"
Mereka menatapku dengan aneh. Sementara Hyeongjun tampak ingin menelpon seseorang.
"Halo dokter? Apa anda sibuk? Sepertinya anda harus datang.. managerku jadi aneh."
