07

362 57 8
                                    

"Apa dia bisa dipercaya? Kita tidak akan terkena masalah karena dia kan?"

"Hei Hyeongjun jangan bicara seperti itu."

"Oh maaf."

Mendengar perbincangan itu membuat langkahku terhenti, pikiran ku kosong.

Aku menyulitkan mereka?

***

"Terima kasih semua!! Kalian hebat." Ucap sang leader, Park Serim.

Mereka tersenyum puas. Kerja keras mereka terbayarkan.

"Latihan kita tadi meningkat, apalagi Wonjin hyung." Ujar Minhee bangga.

"Hyeongjun dan Woobin juga menampilkan yang terbaik tadi. Intinya kita semua sudah bekerja keras hari ini."

Sudut bibirku tertarik naik saat melihat mereka saling memberi semangat dan melayangkan candaan satu sama lain, membuat aku lega.

Hampir saja aku mengacaukan kebahagiaan mereka dengan aku yang terlambat pagi ini.

Tanpa ku sadari Wonjin datang ke arahku. Ternyata untuk menyatakan terima kasih atas hal kecil yang ku lakukan.

"Manager terima kasih. Tanpamu aku tidak bisa percaya diri hari ini."

"Tidak apa-apa Wonjin. Aku hanya membantu sebagian kecil. Kan yang menyanyi itu kamu."

"Baiklah ayo makan bersama siang ini?" Sahut serim.

"Setuju!!" Lanjut seongmin yang berlari ke arahku kemudian mengait lenganku dan bersandar.

"Manager juga harus ikut!" Pintanya penuh harap, bagaimana aku bisa menolak?

"Pasti."

Sebelum keluar aku mencegah Serim.

"Maaf. Karena aku kalian diomeli ya?"

"Tidak apa-apa manager."

"Aku menyesal. Harusnya aku—
Aku merunduk tak lagi melanjutkan kalimatku karena benar-benar merasa bersalah dengan mereka

"Penyesalan memang terjadi di akhir. Kalau di awal itu pendaftaran hehe."

Entah kalimatnya yang lucu atau aku yang terlalu gampang menerima lelucon seperti itu hingga aku tertawa, aku pun tidak tahu.


"Nah begitu. Manager tidak perlu sedih. Setiap orang pernah berbuat salah."

Park serim sangat bijaksana. Dia benar-benar sosok leader yang baik.

"Manager Na, Serim ayo keluar. Mobilnya akan segera berangkat."

"Kita lanjut nanti manager."

***

Sebelum menuju dorm,aku membeli ayam goreng. Wonjin terlihat antusias melihat deretan kardus yang berisi ayam goreng itu.


"Aku akan menyiapkan ayamnya untuk kalian." Ucapku menuju lemari tempat penyimpanan piring namun dicegah oleh seongmin.

"Eh manager tidak perlu, biar aku yang menyiapkannya dengan Youngtae."

Youngtae menatap tajam ke arah Seongmin yang asal menyebut namanya. Aku jadi tidak enak.

"Ei ayolah jangan seperti itu mukamu tambah jelek jika tidak tersenyum."

Seongmin mendekati Taeyoung dan menarik sisi kedua bibirnya. Tingkah lucu anggota termuda tentu tak bisa aku lewatkan begitu saja.

"Nah begini kan bagus."

"Manager, ayo duduklah." Ucap minhee sambil menarik kursi untukku duduk.

Setelah menyiapkan makanannya, semua member berkumpul di meja makan.

"Baiklah sebelum makan kita harus berdoa." Pimpin Allen kemudian.

Semua memejamkan mata dan saling menangkupkan kedua tangannya. Sangat menggemaskan. Aku pun ikut berdoa.

"Hey Minhee hyung! Makan perlahan! Ayam nya makan satu-satu!" -Taeyoung

"Akwu pwunya dwua twangan kenapa harus mwakan swatu!" Protesnya dengan tidak begitu jelas karena mulutnya yang penuh.

Wonjin tertawa nyaring melihat tingkah Minhee. Allen dan serim juga ikut menyaksikan.

Sedangkan yang lainnya hanya tidak ingin ambil pusing dengan kebisingan ini.

"Oh ya manager, kami harus memanggilmu apa?" -Jungmo

"Ah untuk itu, Kalian bisa memanggilku manager atau kak Nana juga boleh. Mohon kerja samanya." Aku membungkuk kecil sebagai tanda hormat.

"Yaaaaa Kak Nana. Aku suka itu." -Minhee

"Aku lebih suka memanggilnya boleh Buna, boleh kan manager?" -Seongmin

Kalau kalian penasaran Buna adalah singkatan dari Ibu Nana. Katanya dia sendiri yang membuatnya, entah dapat ide darimana.

Aku justru mengiyakan karena dia terlalu menggemaskan. Seongmin sudah sering meminta hal ini sebelumnya karena katanya Buna lebih cocok.

M

inhee yang ada di samping seongmin menyikut pelan lengan Seongmin.

"Apa sih? Sakit tau! Lagipula manager juga membolehkan."

"Boleh saja, asal kalau di acara penting tetap panggil manager." -Woobin

"Mohon bantuannya manager Na." -Allen

Siang itu cukup menyenangkan sekaligus mendebarkan.

Semoga kedepannya bisa menjalin hubungan yang lebih baik lagi dengan mereka.

11 : 11 (Cravity)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang