04

424 64 0
                                    

Setelah mengambil jaketnya Serim mengantarku pulang katanya sekaligus mencari angin segar.

"Manager tadi terlihat pucat. apa manager tidak apa-apa?" Tanya serim memulai pembicaraan.

"Aku baik-baik saja." Lalu Tersenyum padanya

"Oh iya, Serim?" Aku tidak berani memakai embel-embel 'kakak' padanya karena aku baru pertama kali bicara padanya langsung. Sepertinya tidak sopan.

"Di sini usiaku.. apa kau tahu?"

"Kenapa bertanya padaku usia manager? Apa manager tidak tau usianya sendiri?" Ia tertawa pelan menanggapi ucapanku bak lelucon.

Aku hanya terdiam sambil menahan senyum menunggu jawabannya.

"Usia manager 28."

Eaut wajahku berubah masam. 28? Aku setua itu? Apa ini yang dimaksud Minhee tidak tua??

Serim kemudian tertawa entah yang ke berapa kali. Mungkin menyadari mimik wajahku yang terlampau kaget.

"Kau menipuku?" Tanyaku padanya.

Bukannya berhenti, tawanya malah semakin dilebih-lebihkan seakan mengejekku dan mengakui secara tidak langsung bahwa ia memang menipuku.

"Manager marah? Hahaha, maaf maaf aku tidak bermaksud. Aku memang sudah mengira manager menanyakan ini jadi aku berniat sedikit mengerjaimu. "

Aku tak menyahut. Serim kembali berbicara.

"Lagipula suasana nya sangat canggung. manager dan artisnya bukannya harus dekat. Bukan begitu?"

Baiklah terserah kau saja Park Serim.

"Manager? Kita sudah sampai di apartemenmu." Sahutnya yang kembali menggunakan kata manager.

Kami berjalan selama 7 menit. Aku menatap serim menuntut jawaban.

"Ada apa?"

"Kenapa tidak bilang kalau apartemen ku hanya berjarak 3 rumah dari dorm kalian?"

"Karena kau tidak bertanya."sungguh jawaban yang membuat orang kesal.

Aku mendekati apartemen yang diarahkan Serim, berjaga jaga siapa tau dia menunjukkan tempat yang salah.

Tapi ternyata tidak. Aku memasuki apartemenku setelah terbuka. Passwordnya untung sama dengan tanggal lahirku.

Saat aku berniat menutup pintu serim kembali bersuara.

" 21."

"Apanya?"

"Usiamu. Bukannya tadi kau bertanya?"

Ah itu.. ternyata tetap sama aku kira akan berbeda.

"Aku pulang ya." Ucapnya lalu pergi setelah melambaikan tangan.

"Terima kasih serim!"

11 : 11 (Cravity)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang