5. Berulah Lagi

96 9 0
                                    

H2tH balik lagi nih!
Oke....

Happy Reading!


----------------------------------------

Entah kenapa saat bersama dia tindakan diri sendiri jadi lebih spontan. Berulah Lagi. Mungkin itu yang ada dipikirannya saat ini.” -Askara

“Saya kenal Askara karena dia murid lama saya. Saya sudah mengenal Rasi karena dia murid baru saya. Askara yang dingin dan Rasi yang hangat. Saya yakin keduanya akan saling membutuhkan saat datang sesuatu yang berlawanan dengan diri mereka sendiri. Dan mereka akan saling melengkapi.” -Bu Ede.

~~~Hard Heart that Hurt~~~

"Cepat, bantu Askara masuk ke mobil Ibu!” titah Bu Ede pada Rasi setelah mendapat izin dari Meja Piket.

“Baik, Bu,” jawab Rasi pasrah. Dia langsung memapah tubuh kakak kelasnya yang super menyebalkan itu.

Mereka berjalan menuju tempat parkir khusus guru dengan wajah Rasi yang masam.

“Kalo gak iklas. Gak USAH,” ucap Askara tiba-tiba.

“Kalo gak kuat. Jangan sok KUAT,” ucap Rasi membalas.

“Ngikutin omongan gue terus. Kagum lo?”

“Brisik! Badan lo berat.”

Dengan cepat wajah Askara menoleh sepenuhnya kearah Rasi. Tapi Rasi tidak sadar akan hal itu. Dia masih menatap lurus kedepan.

FIUHHHHH

Askara meniup leher Rasi pelan. Sang empunya pun bergidik ketakutan. REFLEK. Dia melepaskan rangkulan yang ada di pundaknya. Jail sekali, Askara....

BRUUKKK!

Mata Rasi membelalak seketika. Dia melihat kakak kelasnya itu sudah tersungkur tepat disamping kakinya.

“ADUHHH KUNAON...."

“Sa–saya gak sengaja, Bu,” ucap Rasi mengakat kedua tangannya. Enggak bakal ditembak kok Ras!

“Kamu bener-bener yah!” ujar Bu Ede melotot.

“Sakit Bu!” keluh Askara memijit kakinya. Rasi tahu betul kalau lelaki itu berbohong. Cowok itu pasti merdeka jika Rasi akan di hukum nantinya.

“Kaki dia tuh lagi sakit! Kamu bukannya bantu angkat malah dijatuhin!” Marah Bu Ede.

“Iya, Bu. Iya saya angkat,” ujar Rasi panik.

“Akkhhh....” lirih Askara kesakitan.

“ADUHH KUNAON! Kenapa kamu angkat kakinya saja?!”

“Tadi kata Ibu, kakinya sakit harus diangkat” jawab Rasi apa adanya. Seadanya di otak ya Ras, kan lagi panik.

“Hukuman kamu Ibu tambah. Cepat masuk ke mobil!”

“Hukuman yang tadi aja saya belum tau Bu, sekarang mau di tambah?!” ujar Rasi memandangi Bu Ede yang semakin lama semakin menjauh.

Hard Heart that Hurt (H2tH)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang