Happy Reading!
------------------------------------------
~~~Hard Heart that Hurt~~~
-------------------------------------------
"Aneh lo, Tam!" Samuel mendorong pelan bahu Tama."Itu topiknya lagi dateng, dodol!!" ujar Tama masih memperhatikan Askara yang mendekat ke arah mereka.
"Lanjut aja," ucap Askara tiba-tiba.
Tama mengerutkan dahinya. "Eh Askara udah sampe, gimana kaki lo?" alibi Tama memperhatikan kaki Askara.
"Gue bilang lanjut aja ngomongin guenya," ujar Askara dingin.
Tama menggaruk tengkuknya, lalu Nata menoyor kepala Tama, diikuti oleh Hara, lalu Jae pun ikut-ikutan, dan diakhiri dengan ... Samuel.
"Bujuk dah, pala gue dipitrahin nih!" ujar Tama tak terima.
"TAMAAAAAAAAAAAAAA!!!"
"Allahuakbar!" Seperti gledek disiang hari, Samuel istighfar. Dia dan yang lainnya menutup telinga. Siapa lagi yang teriak kalo bukan Caca?
"GUE SUMPAHIN CEWEK LO BREWOKAN KALO LO NYAPUNYA SETENGAH-SETENGAH!!"
Dengan cepat Jae mendorong-dorong Tama menjauh untuk melanjutkan tugas piketnya. "Sana-sana! Bisa bocor gendang telinga gue, Tam."
Tama pun menghampiri Caca. "Jangan dong sayang, nanti kalo kamu brewokan masa aku kutekan." Cowok itu langsung menyerok semua sampah yang telah disapunya.
"Gue kira gledek," kata Samuel mengusap-usap dadanya yang berdetup kencang.
"Good boy sekali kamu, Muel," puji Nata pada Samuel.
"Iyalah, guekan anak soleh," ucap Muel membanggakan diri sendiri. "Eh, kenapa lo, Ra?" lanjut Muel pada Askara. Samuel melihat ada perban yang bertengger di tumit temannya itu.
"Kecelakaan kecil," jawab Askara singkat.
"BOONG-BOONG, sama cewek tuh dia!" teriak Tama keluar pintu kelas membawa pengki untuk membuang isinya.
"Abis buang sampah jangan masuk lagi, Tam!" teriak Hara agar terdengar Tama tapi tidak sekencang Caca.
"Lo kenapa Ra?" Nata memperhatikan kaki temannya yang tidak menggunakan sepatu seperti biasanya. Askara hanya menggunakan sandal berwarna hitam.
"Sore juga sembuh," tutur Batara malas. Benar, Batara malas karena sedang memikirkan cewek itu.
"Bujuk Ra! Temen lo nanya itu. Wahhh gila si, Nat. Lo udah gak dianggep!" celoteh Tama yang baru saja datang langsung mengompori.
"Kayaknya gue harus masukin kedalem karung dulu nih anak, Jay ikut gue Jay." Samuel langsung memiting pelan leher Tama dan membawanya keluar bersama Jae. Jay is Jae, Jae is jay. don't forget !
Sekarang tersisa Askara, Hara, dan Adinata. Memang diantara mereka berenam yang paling dewasa ya.. mereka bertiga.
Adinata. Cowok yang biasanya dipanggil Nata itu tak kalah memiliki penggemar seperti Askara, Hara, dan Tama. Bahkan sekolah-sekolah lain pun mengenal sosoknya. Siapa yang tidak kenal Adinata? Selain tampan, Baik, sopan, tajir, pintar dan penyayang, tapi tidak ada yang disayang, alias belum punya pacar. Alasannya karena belum ada yang cocok. Padahal banyak sekali yang menginginkannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Hard Heart that Hurt (H2tH)
Fiksi Remaja"LO TAU SAMPAH GAK? KALO GAK TAU, LIAT DIRI LO SENDIRI ... GIMANA? GAK ADA BEDANYA BUKAN?" -Askara Baskara Anantadewa. Siswa teladan dan paling disegani karena kepintarannya di Altair High School. Sekolah tersohor ke 2 setelah Atlantis High School...