Happy Reading!
------------------------------------------
"Tau gak? ketika kita ingin memberikan informasi kepada seseorang, dan seseorang itu bertingkah seakan dia tidak mau. Itu BOHONG. Dia sebenernya mau!" -Tama
~~~Hard Heart that Hurt~~~
Rasi tersenyum miring, lalu mendekatkan wajahnya pada telinga siswi tersebut. "Andai lo bisa jaga omongan lo. Mungkin hal ini gak akan pernah terjadi!" Bisik Rasi, menusuk.
"RASI STOP!" Teriak Batari, menghampiri.
Rasi tidak mengindahkan perkataan sahabatnya itu. Dia masih dalam posisi yang sama. Dan malah semakin menguatkan cengkramannya.
"Uhuk, uhuk, uhuk ...."
Mentari dan Saturnus pun datang mengahampiri.
"Teh Asi! Teh Asi udah dong, please," pinta Mentari memohon. Sama. Rasi masih dalam keadaan yang sama, dia tidak merubah posisinya sedikit pun.
"RASI!" Teriak Saturnus, menusuk kedalam telinga Rasi.
Hebatnya, Rasi langsung melepas cengkramannya dan menghempas tubuh siswi itu ke lantai.
"Awwh," rintih siswi itu kesakitan.
Rasi pun segera pergi dari sana, tentunya diikuti oleh Saturnus, Mentari, dan juga Batari.
Murid-murid yang berkerumun pun bersorak ria atas apa yang dilakukan Rasi, tentu saja bukan karena mereka semua menyukai Rasi. Tapi karena memang sudah lama di Altair ini tidak ada keributan yang seru seperti tadi. Malah, mereka berharap akan ada keributan yang lebih seru lagi.
"Liat aja lo Urnam! Gue buka semua tentang lo di depan anak-anak Altair!"
•••
Rasi berjalan menuju kelas dengan amarah yang masih menyelimuti pikirannya. Tangannya masih mengepal kuat, dan nafasnya tidak teratur.
Setibanya dikelas, dia melihat Askara yang sedang berdiri di samping mejanya bersama kotak bekal yang sudah kosong.
Lalu, Saturnus yang berada di belakangnya mendadak berhenti di ambang pintu, Saturnus pun berusaha mencerna apa yang sedang disaksikannya saat ini.
"Oh, jadi lo yang bikin Rasi keluar kelas," kata Saturnus, berjalan mendekati Rasi.
"Rasi? ... jadi namanya Rasi?!" tanya Askara membuat Saturnus kebingungan.
"Udah deh, lebih baik lo minggir. Atau lebih baik lagi lo keluar aja dari sini," ujar Saturnus, mengusir.
Askara melirik Rasi sekilas, lalu menatap Saturnus tajam. "Lo sama dia gak ada bedanya," kata Askara menunjuk Rasi, "sama-sama gak punya tata krama," lanjut Askara, sarkastis.
Saturnus berdecak kesal. "kita cuma beda kelas aja, soal umur kita setara," ujar Saturnus, sinis.
Askara sedikit bingung dengan perkataan Saturnus, tapi dia memilih untuk mengabaikannya. "Gue gak perduli. Intinya lo dan dia, masih jadi adik kelas gue di sini."
Rasi merasa geram dengan perkataan Batara itu. "Ekkhmm.." Dehamannya seraya memberi isyarat pada Saturnus.
"Udah, mending lo pergi. Dari pada bikin suasana tambah panas!" ujar Saturnus mengusir untuk kedua kalinya.
Tiba-tiba Tama dan Hara datang dari luar kelas, menghampiri Askara. "Ra! Lo ngapain masih disini?!" bisik Tama, tepat disamping Askara.
Tatapan Rasi dan Tama bertemu, sorot mata Rasi yang masih diselimuti oleh emosinya, membuat Tama bergidik ketakutan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Hard Heart that Hurt (H2tH)
Teen Fiction"LO TAU SAMPAH GAK? KALO GAK TAU, LIAT DIRI LO SENDIRI ... GIMANA? GAK ADA BEDANYA BUKAN?" -Askara Baskara Anantadewa. Siswa teladan dan paling disegani karena kepintarannya di Altair High School. Sekolah tersohor ke 2 setelah Atlantis High School...