Happy Reading!
---------------------------------------------
"Pasti kita punya satu nama yang sangat berarti dalam hidup kita bukan? Dan aku punya Kak Sunrise." -Rasi
~~~Hard Heart that Hurt~~~
Kini, suasana Altair sudah sepi bak kuburan dimalam hari. Terlihat, Askara sedang duduk di kursi dekat pos satpam seorang diri. Dia sedang menunggu jemputannya yang tak kunjung datang sejak pulang sekolah beberapa jam yang lalu.
Akibat kakinya yang terluka, Askara tidak bisa menegendarai motornya yang masih terparkir gagah di halaman belakang sekolah.
Tama dan Hara sudah pulang sejak beberapa menit setelah bel pulang sekolah. Karena tidak ingin merepotkan kedua sohibnya, Askara berbohong bahwa dia sudah jemput dan menyuruh keduanya untuk pulang terlebih dahulu.
"Bro! Udah mau maghrib nih, saya mau tutup gerbang," Tegur Pak Dodo seraya menepuk pundak Askara. Namanya Daido biasa dipanggil Pak Dodo. Beliau adalah satpam Altair, usianya 38 tahun, beliau juga dikenal dengan kekocakkannya yang berbeda dengan satpam yang lain.
"Sebentar lagi, Pak."
"Aduhhh, Bro. Saya mau mandi nih!"
Askara bingung harus apa. Ponsel mati, kaki susah jalan, lalu dia harus bagaimana?
Disatu sisi, Rasi sedang berjalan santai di dekat gerbang sekolah dengan perasaan yang kesal karena pulang telat akibat ulah Saturnus yang tidak jelas. Tapi, untung saja Mentari mau diajak kompromi.
"Ehhh, kamu, kamu!" Seru Pak Dodo menghentikan Rasi dari kejauhan.
"Ada apa, Pak?" tanya Rasi sedikit teriak.
"Kamu belum pulang juga?" tanya Pak Dodo sambil berkacak pinggang.
"Kalo saya udah pulang, saya gak di sini dong Pak?" ujar Rasi sedikit kesal.
"Kamu mau pulang kan? ... nih, nih, bawa juga temen kamu pulang," ujar Pak Dodo menarik-tarik lengan Askara.
Rasi menyipitkan kedua matanya. "Hah?! Enggak-enggak. Makasih," tolak Rasi melambaikan kedua tangannya.
"Yehh, tuh anak malah kabur," kata Pak Dodo mengacak-acak rambutnya.
"Lagian Bapak aneh-aneh aja, orang kayak gitu diajak ngomong," ujar Askara sarkartis.
"Terus si Bro orangnya kayak gimana?" ujar Pak Dodo membalas sambil tertawa renyah, kemudian beliau pun pergi meninggalkan Askara.
Sepuluh menit sudah berlalu, Askara benar-benar jenuh sekarang. Dia memilih berjalan perlahan menuju luar gerbang dengan bantuan tongkat di satu tangannya.
Baru saja sampai di luar gerbang, terlihat Rasi sedang berdiri dan memainkan ponselnya dengan serius sambil bersandar pada tembok sekolah, sepertinya dia sedang menunggu seseorang. Kemudian Askara pun memilih untuk menghampirinya.
"Lo ngikutin gue?!" tanya Rasi meletakkan telunjuknya tepat didepan wajah Askara.
Lelaki itu pun menggenggam telunjuk Rasi, lalu menyingkirkannya. "Orang kayak lo tingkat kepercayaan dirinya tinggi juga. Salut gue," ujar Askara menatap dalam kedua manik Rasi.
TIN! TIN!
Rasi dan Askara langsung mengarahkan pandangannya pada mobil hitam yang baru saja berhenti tepat di dekat mereka. Lalu kaca mobil pengemudi pun terbuka dan memperlihatkan seorang gadis cantik yang hampir mirip dengan Rasi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Hard Heart that Hurt (H2tH)
Teen Fiction"LO TAU SAMPAH GAK? KALO GAK TAU, LIAT DIRI LO SENDIRI ... GIMANA? GAK ADA BEDANYA BUKAN?" -Askara Baskara Anantadewa. Siswa teladan dan paling disegani karena kepintarannya di Altair High School. Sekolah tersohor ke 2 setelah Atlantis High School...