Nah, kan. Langsung tiga part! Wkwkwk....
Happy Reading!
-------------------------------------------
"Paling disegani. Dua kata yang memiliki dua arti bagi Rasi, antara ditakuti atau dibenci." -Saturnus~~~Hard Heart that Hurt~~~
"Udah-udah, lebih baik kalian ke kantin dulu. Kalo ngomong terus, nanti waktu istirahatnya keburu abis," ujar Rasi, mengalihkan pembicaraan.
Menurut Batari, apa yang Rasi bilang ada benarnya juga. Walaupun Batari tahu, sebenarnya Rasi tidak ingin membicarakan hal yang dimaksud dirinya dan Saturnus.
"Yaudah, lo mau apa?" tawar Batari.
"Hhmmm, gak usah deh. Bekel aja belum dimakan," tolak Rasi,lembut.
"Yaudah, abisin bekel lo. Kita ke kantin dulu," ujar Saturnus merangkul dua sahabatnya.
Rasi bernafas lega setelah ketiga sahabatnya itu pergi ke luar kelas. Ada sedikit kecemasan sebenarnya. Cemas akan apa yang Askara lakukan pada dirinya. Tapi, Semoga saja apa yang diucapkan cowok itu, benar-benar tidak terjadi.
Rasi meraih tas kecil di dalam laci, tentu saja isi tas itu adalah sebuah kotak bekal yang isinya belum Rasi makan.
Dia membuka tas itu, lalu meletakkan kotak bekalnya di atas meja. Sendiri. Beginilah kehidupan sekolah seorang Rasi Purnamasari, tidak pernah ke kantin saat jam istirahat atau saat-saat dimana kantin sedang ramai.
Masalah pertemanan. Rasi hanya berteman dengan tiga orang itu, Saturnus, Mentari, dan Batari. Lebih tepatnya mereka adalah sahabat semenjak Rasi belum berada di Altair ini. Karena sejak kepindahan itu, membuat Rasi disegani di sekolah ini. Ditambah, rumor yang beredar tentang Rasi membuat dirinya semakin disegani.
BRAKKK
Baru saja membuka tutup kotak bekalnya, dia sudah mendengar suara yang menemaninya sepanjang hari ini. Entah, ini kali keberapa Rasi mendengar suara itu.
"Ada orang yang nungguin kelaperan. Lo malah enak-enak makan?!" ujar Askara setelah membuka pintu dengan keras.
Rasi tak mempedulikannya, dia melanjutkan apa yang seharusnya dilanjutkan. Mengambil sendok, dan....
"Apa si?!" sewot Rasi, setelah Askara merebut kotak bekal darinya.
"Ck ... 'Apaan?' Lo bilang 'apaan?' GUE yang harusnya bilang apa-apaan ke LO!" Ujar Askara sedikit penekanan.
Semua yang berada di kelas pun meperhatikan mereka. Tidak biasanya seorang Askara mampir ke kelas lain, apa lagi, ini kelasnya adik kelas yang tidak sekelas dengan kelasnya dan jauh dari kelasnya. Tau ah!
"Sini gak!" pinta Rasi tak ada lembutnya.
"Gak! Mending lo. Ke kantin. Dan lo beli makanan lagi." perintah Askara, ketus.
"Gak! Gak mau!"
"Kenapa? Uang lo bakal diganti. Tenang aja."
Rasi berdecak kesal. "Katanya panutan. Ternyata gak patut. Dasar!" gerutu Rasi mengerdipkan matanya.
Disatu sisi, terlihat Tama dan Hara sedang mengintip dari luar jendela.
"Tuh kan! Bener apa kata gue, Har. Maksud Askara itu si Yurnem," kata tama dengan percaya dirinya.
"Urnam maksud, lo?" ujar Hara mengoreksi perkataan Tama.
"Iya, iya. Your name," kata tama masih dengan kesalahan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Hard Heart that Hurt (H2tH)
Teen Fiction"LO TAU SAMPAH GAK? KALO GAK TAU, LIAT DIRI LO SENDIRI ... GIMANA? GAK ADA BEDANYA BUKAN?" -Askara Baskara Anantadewa. Siswa teladan dan paling disegani karena kepintarannya di Altair High School. Sekolah tersohor ke 2 setelah Atlantis High School...