Awal awal part emang sengaja pendek pendek ya..
Happy Reading!
------------------------------------------
"Yang Dialami Rasi. Apakah pernah terlintas dibenak kalian? Saat kalian sedang tertawa, secara bersamaan saat-saat itu juga tidak diinginkan untuk beberapa orang diluaran sana." -Batari
~~~Hard Heart that Hurt~~~
"Serius lo?!" Lagi-lagi Tama melemparkan pertanyaannya.
"Eh enggak Tam. Temen gue ilusinya emang kuat banget jadi gini deh," ujar Batari mengalihkan pembicaraan.
Mentari mengeluarkan krupuk berukuran besar dari dalam mulutnya. "A-aku jujur kok! Aku gak bohong! Teh Asi sendiri yang bil—" katanya terpotong saat Batari menarik tangannya.
"Mentari cantik! Kita ke kelas yuuk! Udah mau bel." Ajak Batari dengan sedikit penekanan.
"Iyah aku emang cantik! Tapi kenapa kak Arsa malah suka sama Teh Asi! Teh Asinya aja sok kecakepan malah ngejauhin kak Arsa, padahal dia juga suka sama kak Ar—"
"Mau gue bilangin si ambis?!" ancam Saturnus yang sudah naik pitam. Bisa-bisanya seorang sahabat membuka aib sahabatnya sendiri.
Melihat Saturnus hampir mengeluarkan bola matanya, buru-buru Mentari bangkit dari kursinya. "Udah yuk-yuk kita ke kelas aja yuk!"
Di lorong yang masih bisa dibilang ramai, Mentari mengejar langkah kedua sahabatnya yang berjalan dengan cepat di depannya. "Jangan cepet-cepet dong jalannya. Kaki kalian tuh langkahnya lebar-lebar tau!"
"Badan lo aja yang pendek!" Celetuk Saturnus pedasss. Spicy Saturnusss!
"Ih Nunus mah suka gak nyambung deh kalo ngomong."
"Kalo badan lo pendek otomatis kaki lo pendek. Jadi langkah lo juga pendek! Otak lo aja yang gak pernah nyambung sama omongan gue," ujar Saturnus masih membelakangi Mentari.
"Nunus kok jahat banget sih ngomongnya. Pantes aja Hara enggak mau sama Nunus," balas Mentari tak mau kalah. Go go mentari go!
Baik Saturnus maupun Batari, mereka sama sekali tidak memedulikan perkataan Mentari. Mereka justru acuh dan tetap berjalan membelakangi Mentari yang sudah merasa jengkel dibuatnya.
"Kalian nyebelin banget sih! Aku pergi aja deh!" ujar Mentari kesal karena melihat dua sahabatnya itu masih membelakanginya. gadis yang lebih pendek dari dua sahabatnya itu menghentakkan kakinya sekali, lalu pergi begitu saja.
Batari menoleh ke belakang. "Tuhkan, Sat. Si Mentari ngambek. Omongan lo sih nyelekit banget," ujar Batari menuntut.
"Gue? Lo juga kali. Dari tadi lo nyautin dia gak?"
"Terus kalo udah ngambek gini gimana, Sat?"
"Lo gak pernah bikin orang kesel ya, Bat? Makanya jadi orang jangan baik-baik banget. Kalo ketemu cowok yang sifatnya satu spesies kayak Rasi, bisa nangis darah lo," ujar Saturnus panjang lebar. Dengan tidak sadar, sebenarnya dia tengah membicarakan aib sahabatnya yang tak kunjung kelihatan sejak satu jam yang lalu itu. Bakalan ada kuping yang kepanasan nich!
"Kenapa harus gue? Kenapa gak kumpulan cowoknya Rasi aja? Lagi juga gue gak pernah tuh ketemu cowok yang sifatnya satu spesies kayak Rasi," kilah Batari santai. Pengeng dah kuping orang!
KAMU SEDANG MEMBACA
Hard Heart that Hurt (H2tH)
Teen Fiction"LO TAU SAMPAH GAK? KALO GAK TAU, LIAT DIRI LO SENDIRI ... GIMANA? GAK ADA BEDANYA BUKAN?" -Askara Baskara Anantadewa. Siswa teladan dan paling disegani karena kepintarannya di Altair High School. Sekolah tersohor ke 2 setelah Atlantis High School...