Fallin'

29.5K 3.5K 60
                                    

Tampaknya, ada beberapa hal dalam hidup Marsha yang harus berubah. Terutama yang berkaitan dengan rencana gadis itu untuk segera pulang ke Ubud setelah menjadi sarjana. Padahal, meski sudah memacari Vincent, Marsha tidak pernah berniat untuk menunda kepulangannya. Meski kemungkinan besar dia akan kesulitan karena harus tinggal berjauhan dari Vincent, gadis itu yakin bisa melewatinya.

Akan tetapi, Tuhan memiliki rencana lain yang jauh lebih istimewa. Berawal dari tawaran pekerjaan dari salah satu anak keluarga Bastian yang sedang berkunjung, Utari. Menurut perempuan itu, bank tempatnya bekerja membuka lowongan di beberapa pos sekaligus. Marsha disarankan ikut melamar untuk mencari pengalaman.

Bank Nusantara adalah nama terkenal yang menjadi salah satu bank swasta terbesar di Indonesia. Sudah berdiri selama lebih dari empat puluh tahun, kantor cabangnya tersebar di seluruh Indonesia. Di Bogor saja, Bank Nusantara memiliki satu kantor cabang utama dan lima kantor cabang pembantu. Salah satunya berdiri tepat di seberang kantor PT Sanjaya Indo, tempat Vincent bekerja.

"Kalau kamu berminat, lamarannya bisa dititipkan sama saya. Karena karyawan dengan jabatan tertentu berhak ngasih rekomendasi untuk calon pegawai," kata Utari.

"Makasih banget untuk tawarannya ya, Mbak. Nanti saya diskusi dulu sama keluarga karena tadinya pengin langsung balik ke Ubud setelah wisuda minggu depan," balas Marsha sesopan mungkin.

"Ini peluang bagus, Sha. Itung-itung nyari pengalaman sebelum kamu beneran jadi guru di Ubud. Tanpa bermaksud mengecilkan, di sana keluarga kamu memang udah punya sekolah, kan? Kenapa nggak ngerasain pengalaman baru sebanyak-banyaknya lebih dulu? Mumpung masih muda dan ada kesempatannya. Lagian, pegawai baru biasanya terikat kontrak selama dua tahun. Setelah itu, kalau dianggap oke, baru deh jadi karyawan tetap. Jadi, kamu punya waktu untuk membuat pilihan."

Marsha membalas dengan gurauan. "Kalau misalnya lolos, boleh milih ditempatkan di cabang mana aja, Mbak?"

"Setau saya, pelamar yang lolos memang dikasih dua opsi. Jadi, bisa milih mau kerja di cabang mana. Aturan baru, sih. Dan baru diberlakukan dua atau tiga tahun belakangan, tiap ada rekrutmen pegawai dalam jumlah besar."

"Tiap tahun Bank Nusantara buka lowongan besar-besaran ya, Mbak?" tanya Marsha.

"Iya. Tapi nggak berlaku nasional. Bergiliran, di daerah-daerah yang dianggap membutuhkan. Terakhir kali ada lowongan semacam ini di Bogor, sekitar lima tahun lalu," jelas Utari. "Saya nawarin karena Bapak barusan bilang kalau kamu udah hampir wisuda."

Menjadi bankir tak pernah terlintas di benak Marsha. Sejak dulu, dia cuma bercita-cita ingin menjadi guru. Namun, makin lama tawaran Utari yang awalnya ditanggapi seadanya, malah terlihat kian menarik. Apalagi setelah Marsha mengobrol dengan kakek dan neneknya sehari sebelum mereka datang ke Bogor untuk menghadiri wisudanya.

"Sekolah kesayanganmu nggak akan ke mana-mana, Sha. Murid-murid di sana akan sangat beruntung kalau kamu jadi guru mereka. Tapi, kalau memang pengin menjajal bidang lain untuk sekarang ini, nggak ada salahnya," kata neneknya, Melati.

Ketika mendapat kesempatan untuk bicara dengan kakeknya, Afrizal, pendapat laki-laki itu pun senada dengan istrinya. Intinya, pasangan itu mendorong Marsha untuk mencoba peluang baru selama gadis itu memang menginginkannya. "Yang penting, kamu bahagia menjalaninya, Sayang."

Hati Marsha kian mantap saat dia membahas masalah yang sama dengan Vincent di telepon, usai perbincangan dengan kakek dan neneknya selesai. Laki-laki itu terdengar kaget awalnya, mungkin karena tak mengira Marsha akan mempertimbangkan opsi bekerja di Bogor.

"Aku setuju," kata Vincent tanpa bertele-tele. "Nanti kita ngobrol lagi, ya. Kamu kujemput sekitar setengah tujuh. Kita ke UnderGround. Mau?"

"Mau," balas Marsha spontan. Senyumnya merekah.

Born To Love You [Terbit 28 Juni 2023]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang