You Rock My World

24.4K 3K 249
                                    

Sejak dulu, teman-temannya sering mengkritik Marsha. Menurut mereka, keinginannya menjadi guru tidak membutuhkan usaha, sehingga tak pantas disebut cita-cita. Toh, dia hanya perlu bergabung dengan sekolah yang dibangun kakek dan neneknya. Namun, bagi Marsha bukan itu intinya. Andaipun keluarganya tidak memiliki sekolah, dia tetap akan menjadi guru SD. Marsha tak tertarik mengajar di jenjang pendidikan lain.

Acara wisuda itu mungkin akan menjadi salah satu momen yang mustahil bisa dilupakan oleh Marsha. Dia sudah menuntaskan pendidikan, minimal sampai tingkat sarjana. Tinggal selangkah lagi bagi Marsha untuk meraih cita-citanya sebagai guru. Meski saat ini dia berniat untuk sedikit berbelok dan menjalani arah yang agak berbeda dibanding rencana awal. Akan tetapi, suatu hari nanti dia tetap akan kembali ke Ubud dan mengabdikan dirinya di sekolah milik kakek dan neneknya.

Hari ini, melihat wajah bahagia kakek dan neneknya, sudah lebih dari cukup. Apalagi Vincent pun hadir. Meski kakeknya masih bersikap menyebalkan pada laki-laki itu, Vincent tampaknya cukup tabah. Laki-laki itu tampil menawan, dengan blazer sport warna hitam dan kemeja biru muda. Tanpa dasi.

Gadis itu masih diliputi rasa bersalah karena Vincent harus menghadapi kakeknya yang cerewet. Tadi malam, Marsha sudah mengajukan protes setelah Vincent pulang, tapi Afrizal tetap yakin bahwa dia harus menginterogasi kekasih cucunya. Laki-laki itu beralasan tak akan membiarkan Marsha jatuh cinta pada pria jahat.

Marsha sama sekali tak terganggu karena ketiadaaan ayah dan ibunya. Sejak dia tinggal bersama Afrizal dan Melati, orang tua gadis itu lebih mirip kerabat jauh yang nyaris tak terhubung dengannya. Terdengar pahit dan mengenaskan. Akan tetapi, bagi Marsha, itu jauh lebih baik dibanding tinggal di bawah asuhan pasangan yang tak cukup dewasa secara mental untuk mengurus anak.

Seperti perayaan wisuda pada umumnya, bagi banyak orang, acara hari itu berjalan lamban dan membosankan. Namun Marsha tetap menikmati setiap detiknya. Hari ini dia membuktikan bahwa dirinya tidak mengecewakan kakek dan nenek untuk urusan pendidikan. Nilainya pun tidak mengecewakan walau tak bisa disebut spektakuler. Marsha berhasil meraih IPK 3,38.

Teman-teman Marsha sempat menggodanya setelah tahu bahwa gadis itu sudah memiliki pacar. Tentu saja, perbedaan usia di antara Marsha dan Vincent menjadi topik bahasan yang banyak disinggung. Untungnya acara yang digelar di aula kampus itu cukup padat, sehingga gadis itu tak terlalu lama menjadi subjek godaan.

Hal pertama yang dilakukan Marsha setelah acara itu selesai adalah membuka toga yang dikenakannya. Keringat sudah membanjiri tubuhnya sejak tadi meski aula dilengkapi dengan pendingin ruangan. Dia yakin, Vincent dan kakeknya pun sama, karena Afrizal juga mengenakan jas.

"Selamat ya, Sha. Sekarang kamu udah resmi jadi sarjana," kata Vincent setelah mereka meninggalkan aula. Keduanya berjalan bersisian menuju tempat mobil Vincent diparkir. Sementara Afrizal dan Melati berada dua langkah di belakang mereka.

"Makasih, Vin." Marsha tersenyum manis sembari mendongak ke kanan untuk menatap Vincent. "Kita langsung balik ke hotel aja ya, Vin? Aku kegerahan dan pengin mandi. Nggak betah pakai kebaya gini," imbuh Marsha.

"Oke. Eh iya, mumpung ingat. Kamu cantik banget pakai kebaya gitu, Sha," gumam Vincent dengan suara rendah.

Marsha sempat menunduk untuk memindai penampilannya sendiri. Neneknya membawakan kebaya kartini berwarna putih dan kain batik dari Bali, khusus untuk acara ini. Menurut Marsha, tak ada yang istimewa dari penampilannya. Rambutnya hanya digelung sederhana. Gadis itu nyaris tak mengenakan riasan kecuali maskara dan lipstik berwarna peach.

"Masa, sih? Aku merasa biasa aja."

"Aku bukan tukang bohong," sahut Vincent. "Kamu memang cantik. Banget, malahan."

Born To Love You [Terbit 28 Juni 2023]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang