Vincent lega karena tujuan utama kedatangan keluarganya ke Bali, tercapai. Meski Marsha sempat mengejutkan dengan permintaannya untuk menunda acara lamaran, pada akhirnya tidak ada agenda yang batal. Meski begitu, Vincent masih belum sepenuhnya lega. Bagaimana jika di tengah jalan, Marsha kembali dilanda ketakutan yang sama?
Setelah berkenalan langsung dengan Merry dan Damien, Vincent paham ketakutan yang menyiksa gadis tersayangnya. Merry dan Damien benar-benar tak peduli pada Marsha. Padahal, gadis itu satu-satunya buah cinta dari pernikahan mereka. Keduanya bahkan hanya tinggal sebentar saat acara lamaran.
Hati Vincent ikut pilu melihat apa yang dialami Marsha. Karena itu, dia bersyukur gadis itu memiliki kakek dan nenek yang begitu mencintainya. Itulah sebabnya Vincent tak keberatan diceramahi Afrizal tiap kali mereka bertemu selama dia berada di Ubud.
"Ingat ya, kalau Marsha sampai kenapa-napa setelah nikah sama kamu, Vicenza, saya akan bikin kamu menyesal udah kenal sama saya," ancam Afrizal berkali-kali. Ini kalimat peringatan kesekian dengan aneka variasi dengan tujuan yang sama, membuat Vincent berpikir jutaan kali sebelum membuat Marsha tidak bahagia.
"Saya nggak akan mengecewakan Kakek dan Nenek. Saya akan menjaga Marsha sebaik mungkin, nggak bakalan membuat dia sedih dan menangis," sumpah Vincent. "Pokoknya, Marsha nggak akan nyesel karena nikah sama saya, Kek."
Afrizal mencibir kala itu. "Meh! Kamu nggak usah obral janji kayak gitu! Kalau nggak bisa nepatin, selain dosanya gede, kamu juga akan berhadapan sama saya."
"Iya, Kek. Saya tau," kata Vincent, patuh.
"Marsha itu harta saya yang paling berharga. Saya beruntung karena punya cucu kayak dia. Walau masa kecilnya pahit, dia nggak pernah nyusahin kami. Dia juga gadis yang tangguh. Pokoknya, Marsha itu bisa diibaratkan gadis langka. Kamu nggak akan ketemu lagi yang kayak dia. Jadi, kamu harus jaga dia baik-baik, Vicenza."
"Tentu, Kek." Vincent masih ingin mengucapkan beberapa kalimat tapi mengurungkan niatnya karena tak mau kembali dicemooh Afrizal dan dianggap cuma bicara manis.
Namun, yang tak diduga Vincent, justru Afrizal yang ingin agar mereka menikah secepatnya. Pria itu bicara blakblakan saat acara lamaran, di depan seluruh keluarga Vincent. Hugo, Taura, dan istri masing-masing, terlihat menahan tawa. Sementara wajah Salindri sampai memerah tapi perempuan itu tidak mengajukan protes. Mungkin itu karena Vincent sudah memberi gambaran tentang kakek Marsha yang begitu protektif pada cucu satu-satunya itu. Ekspresi Julian tak berubah. Bagaimana dengan Marsha? Gadis itu melongo dan Vincent yakin akan segera mengomeli kakeknya andai saja Melati tidak memberi isyarat berupa gelengan kepala.
"Saya percaya pada cucu saya. Dia bisa menjaga diri. Tapi, saya nggak percaya sama calon suami Marsha. Makanya, kalau mereka memang mau nikah, penginnya saya, jangan terlalu lama. Toh, nggak ada masalah dalam kontrak kerja Marsha. Lagi pula, hal terpenting dalam pernikahan itu kan mental, bukan pesta. Apalagi kalau semua sepakat resepsinya di sini. Besok pun kami bisa jadi tuan rumah acara resepsi yang bagus," sesumbarnya. "Mohon maaf, bukannya saya 'mengobral' cucu saya," dia membuat tanda petik di udara. "Saya cuma realistis. Apalagi, Marsha tinggal sendiri di Bogor. Saya nggak mau terjadi sesuatu yang nggak diinginkan. Kita tetap saja orang timur yang mementingkan kepatutan dan sebagainya. Acara lamaran seperti ini, nggak sama levelnya dengan pernikahan."
Hasil rembukan hari itu adalah, Vincent dan Marsha akan menikah tiga bulan mendatang. Bukan waktu yang terlalu lama, kan? Vincent sungguh-sungguh berdoa semoga tidak ada aral yang membuat rencana masa depannya terusik. Secara mental, dirinya sudah benar-benar siap melangkah ke pelaminan bersama Marsha.
Afrizal dan Melati sudah menyanggupi menyelenggarakan resepsi yang diniatkan hanya untuk keluarga besar kedua mempelai. Adik-adik dan kedua ipar Vincent pun siap memberi bantuan apa pun yang diperlukan. Selama di Ubud, Salindri harus mencicipi banyak masakan untuk dihidangkan saat resepsi nanti. Menuruti anjuran adik-adiknya, Marsha dan Vincent menyerahkan urusan menu resepsi pada Salindri.
KAMU SEDANG MEMBACA
Born To Love You [Terbit 28 Juni 2023]
General FictionPertemuan dengan Marsha melalui kejadian yang tidak terduga mengubah hidup Vincent ke arah yang tidak terduga pula. Ketika cinta tumbuh di antara keduanya, Vincent dan Marsha paham bahwa perbedaan usia adalah hal terakhir yang dirisaukan dalam menja...