Renggang

1.1K 143 55
                                    

" Jadi?"

Sore ini Hican tak henti-hentinya memborbardir Juan dengan berbagai macam pertanyaan.

" Braderrrrrr.." ulang pria itu tak sabaran.

Hican sebenarnya sudah cukup kesal lantaran Juan mendadak seperti para gadis yang sedang kedatangan tamu bulanannya.

So sensitive, moody and annyoing!

" RENJUAN IBRAM!"

" Ck, berisik monyet!" umpat Juan kesal.

Bagaimana tidak kesal ketika orang-orang yang berada di sekitar mereka refleks menoleh kearah mereka ketika si bodoh Hican ini mulai meneriakkan namanya dengan lantang.

Juan bahkan harus tersenyum canggung ketika matanya bertatapan dengan dosen hukum yang tengah mendorong pintu minimarket sembari meliriknya karena ulah Hican.

Sekedar informasi, Juan adalah Mahasiswa jurusan Hukum sedangkan Hican Mahasiswa Jurusan Seni Musik.

By the way, mereka berdua posisinya sedang duduk di depan minimarket diseberang halte bus.

Melepas lelah sejenak sebelum beranjak pulang ke rumah masing-masing.

" Makanya lo jawab pertanyaan gue. Itu kabar burung yang lagi terbang kesana kemari itu bener gak? Yang katanya lo sama Mark berantem sampe banting meja segala?"

" Hm." balas Juan acuh tak acuh.

" Hm Hm Hm apasih bangsat. Lo tuh ya gu--

" Ck, iya iya. Puas lo?" potong Juan ketus.

Hican sontak mendengus ketika mendengar balasan Juan tersebut.

" Karena apa?" tanyanya kembali.

Juan enggan menjawab dan lebih memilih meneguk minuman yang sebelumnya mereka beli berikut dengan beberapa camilan diatas meja yang belum tersentuh sedikitpun.

Aneh, pikirnya.

Tumben-tumbenan sekali pria bernama lengkap Hican Fraleo itu mengabaikan makanan yang ada di depannya.

Pria itu bahkan mendadak serius ketika sebelumnya ditelpon tadi meminta Juan untuk menyusulnya di depan minimarket seberang halte bus.

Juan yang memilih untuk diam membuat Hican tersenyum kecut.

Sebenarnya tanpa perlu bertanya sekalipun, pria pemilik kulit tan eksotis itu sudah tau apa jawabannya.

" Dia beneran suka?" tebaknya.

" Begitulah." sahut Juan malas.

Jujur saja, Juan masih sangat kesal ketika wajah sok tersiksa Mark tadi pagi muncul kembali dalam ingatannya.

Seolah-olah temannya yang brengsek itu juga menyesalkan apa yang telah terjadi.

Cih, harusnya tadi sekalian aja gue pukul wajah sok gantengnya itu! batinnya kesal.

Masih dengan nada suara kesal, pria pemilik nama lengkap Renjuan Ibram itu kembali melanjutkan.

"Ck, gue gak habis pikir temen lo yang satu itu otaknya dimana. Harus banget gue puk---

" Jangan lewatin batas lo Ju." potong Hican pelan.

Juan mendongakkan kepalanya menatap Hican dengan pandangan tidak setuju.

Ngomong apa si brengsek ini barusan? Jangan lewatin batas katanya? Sialan!

" Lo bila,--"

" Hican. Juan."

You make me Crazy || Mark Lee ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang