Orang-orang baru

647 113 19
                                    

Lucky tak henti-hentinya melirik Mark dengan tatapan bingung saat gadis yang tidak sengaja dia tabrak tadi hanya terus menunduk.

Lucky bahkan berulang kali bertanya tanpa suara kepada Mark apakah lelaki itu benar-benar kenal gadis ini karena dari yang  Lucky dengar tadi, Mark sempat memanggil namanya.

" Sekali lagi sorry banget ya. Gue bener-bener gak sengaja. Harusnya tadi gue gak jalan mundur kaya gitu."

Lucky merasa takjub pada dirinya sendiri karena gadis ini berhasil mencetak rekor mendapatkan permintaan maaf terbanyak darinya.

Lucky biasanya ogah minta maaf. 

Kalau pun memang harus minta maaf dia paling hanya melakukannya sekali. Tidak peduli yang bersangkutan memaafkannya atau tidak.

Tapi melihat gadis ini terdiam dan terus menunduk membuat Lucky khawatir.

Jangan-jangan tadi gue nabraknya keras banget lagi? Nih cewek nunduk terus nahan sakit apa gimana sih?

Tak juga mendapatkan jawaban, Lucky melirik Mark frustasi. 

Dagunya dia gerakkan kearah Nala meminta Mark untuk berbicara dengan gadis itu.

Sejujurnya Mark juga bingung. 

Dia beberapakali pernah berpapasan dengan gadis ini tapi tetap saja rasanya dia selalu kehabisan ide untuk membuat gadis itu mau berbicara dengannya.

" Nala? You okay?"

Mark bahkan menunduk untuk menyejajarkan tingginya dengan gadis itu. 

Tapi tetap saja Mark tidak bisa melihat wajah Nala yang terus menunduk itu karena tertutupi rambut.

Menghembuskan napas lelah, Mark kembali mengajak gadis itu bicara. 

Kali ini sambil memegang kedua bahunya.

" Kenapa kamu nunduk terus, hm? Leher kamu gak sakit?"

Masih belum mendapatkan jawaban, Mark tidak kehilangan akal. 

Dia terus mencoba untuk mendapatkan perhatian gadis itu.

Terlebih keadaan gadis itu yang tampak kacau membuat Mark khawatir.

Dia gak habis kena rampok kan?

Kehabisan ide, Mark memilih memutar tubuh gadis itu kedepan dengan lembut dan merangkul bahunya, serta menuntun gadis itu berjalan beriringan. 

Sudah Mark putuskan akan mengantarkannya pulang saja.

Sejujurnya Mark agak sedikit terkejut saat Nala tidak menolaknya. Gadis itu bahkan tidak melepaskan tangan Mark dari bahunya.

Jangan berpikir Mark sedang mencari kesempatan untuk menyentuh Nala. 

Dia tidak se mesum itu. 

Dia hanya terlalu khawatir.

Sedangkan Lucky yang berjalan dibelakang Mark dan Nala tidak bisa untuk tidak memasang ekspresi bingung dan penasaran. 

Setahunya Mark itu bukan tipe yang akan memeluk teman perempuannya semudah itu.

Kalau dipeluk berarti bukan teman dong ya?

Terus siapa dong?

Sepupunya kali ya?

Karena Lucky yakin kalau selingkuhan Mark jelas tidak mungkin.

Yang ada Mark kali ah diselingkuhin.

Ckck Lucky. 

Gak tau aja dia.


***


" Jadi rumah kamu dimana?"

Ini sudah ke empat kalinya Mark bertanya kepada gadis itu.

" Jadi aku harus antar kamu kemana?"

" Hm?"

Masih dengan nada lembut Mark bahkan mengganti pertanyaannya.  

Mungkin saja Nala tidak mengerti dengan pertanyaan pertama.

Tapi lagi-lagi tak mendapatkan jawaban membuat Mark menghembuskan napas pelan sembari mengecek ponselnya yang bergetar pertanda pesan masuk.

Dia mendengus mendapati pesan dari kakaknya yang minta dibelikan roti bakar keju.

Nala tak henti-hentinya menggigit bibir bawahnya gugup sambil memilin-milin tangannya di atas paha.

Setelah Lucky turun, dia merasa suasana semakin canggung karena dia hanya berdua saja dengan Mark.

Kenapa tadi aku ikut dia ya?

Nala sebenarnya ingin turun dari mobil Mark. 

Tapi dia terlalu takut dan malu bahkan untuk mengeluarkan suaranya.

Dia bisa saja mengatakan alamatnya kepada Mark dan pria itu mengantarnya pulang. Tapi masalahnya sekarang sudah jam 10 lewat.

Ayahnya pasti nanti akan mengamuk dan memarahinya habis-habisan di depan Mark jika pria itu tetap nekat mengantarnya. 

Bisa-bisa Mark tahu kalau keluarganya kacau. 

Hal itu tentu saja tidak boleh terjadi.

Tapi kalau tidak pulang dia harus menginap dimana malam ini? Sekarang Nala bahkan ragu untuk menginap di perpusatakaan seperti rencana awalnya tadi.

Harus Nala akui, dia merasa nyaman saat Mark merangkulnya tadi. Itulah kenapa dia tidak mencoba memberontak. Dia biasanya tidak suka disentuh orang asing apalagi laki-laki.

Saat Nala melirik Mark, dia terkejut saat pria itu ternyata sedang memperhatikannya.

Nala langsung memutar kepalanya kearah jendela dengan gerakan salah tingkah yang kentara.

Bisa dia dengar Mark tertawa.

" Haha udah ah, jadi rumah kamu dimana?" Mark bertanya disisa-sisa tawanya.

Gadis ini, batinnya gemas.

***


Kenalin:

Lucky Joseph

Lucky Joseph

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
You make me Crazy || Mark Lee ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang