Apa yang salah?

748 140 40
                                    

Mark terbangun dan mendapati punggungnya terasa pegal luar biasa.

Ketika matanya melirik ke arah jam dinding, dia terkejut ketika benda kotak itu menunjukkan pukul setengah 3 dini hari.

Sial, gue ketiduran.

Masih dengan matanya yang terasa sangat berat, pria itu memaksakan untuk tetap menatap layar laptop didepannya. 

Memastikan tugas yang dia kerjakan sejak sore hari kemarin tidak hilang atau dia terpaksa harus mengerjakan tugas itu lagi.

Sambil mengumpat-ngumpat tentu saja.

Mark memejamkan matanya lelah tak kala mendengar bunyi perutnya sendiri yang meronta-ronta untuk segera diisi.

Sejujurnya dia bahkan belum benar-benar mengisi perutnya sejak kemarin sore.

Setelah memastikan bahwa dosen yang bersangkutan kemarin memberi kelonggaran untuk kelompoknya agar mengirim tugas mereka esok harinya sampai batas waktu jam 8 pagi, dengan catatan poin penilaiannya akan dikurangi.

Oh terserah, yang penting beban gue hilang!

Namanya juga Mark, sulit sekali untuk berterimakasih.

Mark langsung pulang ke rumahnya setelah kelas terakhir berakhir dan langsung mengerjakan tugas itu. 

Dia hanya merasa harus bertanggung jawab karena ini bukan hanya menyangkut nilainya sendiri melainkan nilai 3 orang lainnya juga.

Terutama Sasha, gadis itu adalah mahasiswa prestasi penerima beasiswa. 

Kalau sampai nilainya tidak sempurna karena salah satu matakuliah ini, bisa-bisa gadis itu akan terkena masalah atau yang terparah beasiswanya bisa dicabut jika tidak memenuhi kualifikasi yang telah ditetapkan kampus.

Mark tidak sejahat itu tentu saja, walau kenyataannya sepanjang pengerjaan tugas dia tak henti-hentinya mendengus.

Tak!

Setelah menekan tombol enter pada keyboard laptop, Mark langsung mengirimkan tugas itu pada sang dosen.

Pria yang mengenakan kacamata itu bergegas merapikan barang-barangnya yang berserakan diatas meja ruang tamu.

Matanya memandang ke segala arah.

Hening.

Mark lagi-lagi mendengus mendapati kenyataan ibunya pasti tidak jadi pulang hari ini.

Heran, gak betah banget di rumah!

Sambil menjinjing tas laptop dan tas kuliahnya, Mark berjalan menaiki tangga ke lantai atas untuk menuju kamarnya.

Sejujurnya dia merasa sangat kelaparan, tapi nafsu makannya sudah hilang. Dia hanya ingin cepat-cepat tidur saja karena kepalanya kembali terasa berdenyut-denyut.

Setelah membersihkan diri secepat yang dia bisa, Mark langsung merebahkan diri ke atas kasur. Empuknya kasur membuatnya sedikit relax. 

Rasanya dia mungkin bisa langsung terlelap dalam 3 detik.

Saat Mark hampir memasuki dunia mimpi, dering nyaring handphone diatas meja nakas sukses mengejutkannya dan membuatnya mengumpat keras.

" Oh brengsek!"

Orang sinting mana yang mengganggu orang lain di jam ini? 

Sekedar informasi, jarum jam bahkan baru menunjukkan pukul 4 pagi!

Berusaha untuk tetap tidur dan mengabaikan dering teleponnya, Mark langsung menyambar benda elektronic yang berada diatas nakas itu dengan kasar ketika benda itu berdering kembali untuk kedua kalinya.

You make me Crazy || Mark Lee ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang