Bendera Perang

617 79 38
                                    

Hican mendorong pintu kafe itu dengan pelan dan langsung tersenyum jahil saat matanya menangkap ekspresi sang pemilik kafe yang terang-terangan memandangnya dengan ekspresi jengah.

" Asem banget wajah lo bang

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

" Asem banget wajah lo bang.." sapanya sambil tertawa.

Jordan - sang pemilik kafe membalas sapaan Hican dengan decakan malas.

" Hobi banget sih lo nongkrong disini. Gak punya tempat tujuan lain apa lo."

Biasanya Jordan selalu bersikap ramah kepada setiap pengunjung kafenya, tapi pengecualian untuk pengunjung kafe yang satu ini.

" Lo tidur disini lagi ya bang? Nikah dong lo makanya biar ada yang ngurusin." Hican tertawa diakhir kalimat. 

Senang sekali meledek sepupunya yang tak kunjung menikah ini.

Jordan berdecak mendengar ucapan sepupu tengilnya itu.

Inilah alasan kenapa Jordan kesal Hican mengunjungi kafenya. Selain hobi sekali meledeknya, sepupu tidak tau dirinya ini juga punya kebiasaan tidak pernah membayar apa yang dia pesan.

Setelah makan Hican hanya akan melenggang keluar dengan tidak tau malu melewati kasir dengan mengedipkan mata. Yang mana membuat pegawai perempuan Jordan yang bertugas dibalik meja kasir itu tersipu malu dan tidak berani menagihnya.

Selain karena dia tau Hican masih keluarga Jordan, wajah tampan pria itu membuatnya tidak tega.

Sebenarnya Jordan tidak masalah adik sepupunya ini akan membayar makanannya atau tidak. Dia hanya senang menggoda Hican.

Lagipula sebenarnya pendapatan Kafe ini tidak seberapa dibandingkan gaji Jordan sebagai jaksa. 

Iya, Kafe ini hanyalah selingan pelepas stress bagi jaksa tampan pencinta Coffee itu.

Hican masih tertawa sembari menuju meja diujung jendela. 

Samar-samar dia masih mendengar Jordan misuh-misuh sambil menyebut namanya.

" Serius amat Jen." tegur Hican saat melihat Jeno sibuk dengan laptopnya.

Jeno hanya membalas Hican dengan senyum.

" Semua orang sibuk kecuali lo." sembur Juan.

Sembari mematik rokok, Hican berdecak.

" Darah tinggi terus lo. Mati muda tau rasa."

" Ngisep racun terus lo. Mati muda tau rasa."

Hican tertawa mendengar balasan Juan.

Salah nyari lawan gue.

" Malik mana? Belum dateng?"

" Ya menurut lo? Kalo gak ada disini udah dateng apa belum?"

" Ye bangsat. Ngegas terus lo!" Hican melempar tisu kearah Juan karena kesal.

You make me Crazy || Mark Lee ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang